Bagian 7

4.8K 202 8
                                    

Terasa seperti ada yang mengganjal diperutku, kenapa perutku merasa seperti keberatan, aku pun berusaha membuka mata dan ternyata andik memelukku saat tidur. Aku perhatikan setiap inci dari wajahnya aku pun berfikir kenapa ada wanita yang tega memilih cowok lain dibandingkan andik, jujur kukatakan bahwa andik merupakan pria yang ganteng ditambah lagi dengan pangkat lettu yang ia sandang. Dan aku pun berfikir kenapa wajah setenang ini bisa mendadak dingin ketika iya bangun tidur. Aku baru tersadar kalau waktu subuh akan habis, aku pun segera membangunkan andik karena takut akan tertinggal shalat.
Perlahan ku panggil namanya tapi hasilnya zonk, sudah hmpir 10x aku memanggil namanya tetapi dia tidak bangun dan dengan ide yang entah datang dari mana aku memberanikan diri menciumnya sekilas, dan benar saja andik pun segera bangun. Gak sia sia ide bodoh mu trid😁😁😁
"Dipanggil sampai 10x gak bangun-bangun, tiba dicium bangun"
"Gimana gak bangun tu iler nempel dipipi, bau busuk"dia pun segera kekamar mandi untuk membersihkan diri. "Busuk-busuk gini juga ampuh kali bangunkan suami" batinku.
Mumpung hari minggu, hari libur nasional aku pun berniat ingin membersihkan rumah, maklumlah hidup diasrama tidak boleh kotor-kotor nanti malah dibilang istri si bapak/om nya malaslah atau apalah.
"Astrid....astrid"
"Buset dah itu orang gak malu apa teriak-teriak, lagi jemur kain dibelakang"
Kulihat andik telah rapi dengan seragamnya "mau kemana kok udah rapi aja? Bukannya ini hari minggu?"
"Kalau ini hari minggu memangnya kenapa? Libur? Tentara gak ada tanggal merahnya, aku mau ke kantor ada hal yang harus diurus"
"Kekantor atau mau jalan?" Sindirku
"Sejak kapan aku hobby jalan-jalan, memangnya kamu yang kerjaannya keluyuran sana sini" sindirnya tak kalah pedas
"Hallo suamiku, aku keluyuran? Iya keluyuran ngurusin pasien, emang bapak yang hobby nya jalan sama cewek? Ingat loh pak ini istrinya masih hidup" haaa skakmat lo andik. Aku pun berlalu masuk kedalam rumah, dan andik hanya menaikkan bahunya saja yang menandakan ia tak perduli.

Dinginnya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang