bagian 14

3.1K 108 3
                                    

Setelah pengakuan cinta yang diberikan oleh kedua insan ini akhirnya kebahagian-kebahagian terus menerus menghampiri rumah tangga mereka. Indah bukan jika cinta kita tak bertepuk sebelah tangan? Bahkan sekalipun itu pernikahan yang dilaksanakan karena perjodohan orang tua akan tetap terasa indah jika kedua insan tersebut bisa saling menerima dan membuka hatinya untuk pasangan mereka masing-masing.
Pagi yang cerah secerah hati astrid dipagi ini, ia bernyanyi nyanyi kecil layaknya anak kecil yang sedang medapat mainan baru.
"Ay... aku mau berangkat kerja ni, sepatu aku dimana?"
" sepatu kamu ya ada diraklah by, dimana lagi coba" kebiasaan kalau nyari gak pernah pakai mata bisanya teriak sana teriak sini, kayak tinggal dihutan aja batinnya.
"Gak ada ay, tolong cariin dong, aku mau apel ini"
"Sabar by, ini aku lgi siap-siap mau keRS jga, coba dilihat lagi deh"
"Astriddddddddddddddddd"
Oke sisuami udah manggil nama berarti fix sepatu dia gak ketemu.
Aduh pakai jari kecucuk jarum lagi, astrid pun segera menuju kerak sepatu. Dilihatnya andik sudah membuat muka sangarnya dengan menyilangkan tangan didadanya.
"Kok gak ada ya, perasaan aku letak sini deh kemarin, kamu salah letak gak by?"
"Yang nyusun semua sepatu kemarin kan kamu ay"
"Bentar aku cari dibelakang ya"
Astrid pun mencari sepatu yang ternyata berada diluar dapurnya, malah semalam hujan.
"Mampus gue, sepatu andik lembab, ahhh astrid kenapa ceroboh banget sih lo" omelnya kepada dirinya sendiri
"Ni sepatunya by"
"Kok lembab gini? Jangan bilang kamu lupa naruhnya kedalam?"
"Maaff"
Andik langsung saja keluar rumah dengan keadaan marah.

Dinginnya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang