bagian 17

611 17 3
                                    

Layaknya seperti rumah tangga pada umumnya, pertengkaran-pertengkaran kecil hingga kebesar juga menimpa keluarga pak tentara dan dokter ini, tapi mereka selalu mempunyai caranya sendiri untuk mengatasinya. Andi yang dulu terkesan dengn karakter tentara+suami yang bersikap dingin lamban laun mulai mencair. Astrid yang dulu lebih suka mengalah kini mulai menampakkan keegoisannya, bukan egois dalam hal negatif, namun saja dia terlalu memikirkan konsekuensi menjadi isteri dari tentara yang harus siap ditinggal kapan pun, bahkan sampai resiko menjadi janda. Itulah menjadikan nya seorang yang egois, egois karena tidak mau kehilangan suami tercintanya.

Tak terasa rumah tangga yang bina astrid dan andi sudah masuk usia hampir 2 tahun. Keadaan rumah yang terkadang sepi dan terkadang riuh akan suara astrid yang mengomel kepada sang suami. menjalani kehidupan sebagai seorang istri dari seorang abdi negara bukanlah hal yang mudah. ada kala suka dan duka yang harus dijalani dengan hati yang lapang. dan sekarang astrid sedang mengalami masa sulit sebagai seorang istri, ia harus rela melepas andi sang suami yang hendak bertugas yang belum pasti untuk berapa lama. Ikhlas.... ya ikhlas yang harus atrid lakukan, namun astrid tak bisa mempungkiri bahwa terkadang ikhlas dilisannya tak seirama dengan kata hatinya.

Malam menjelma, aku merasa kenapa malam begitu cepat menyapa, sungguh ini bukan sifat asliku, tak biasanya aku mempermasalahkan pergantian waktu mau cepat atau lambat. Aku berfikir karna ini mungkin efek dari perasaan seorang istri yang akan ditinggal suaminya satgas. Ohh my Allah kok ya berat banget ya, biasanya juga gak gini2 amat. Ini sih asli aku 100% bucin cinta sama my bojo yang bak es kutub itu.
Jam menunjukan pukul 20.45, aku yang tak tau harus melakukan apa mengambil langkah awal kedalam kamar dan hanya uring2an saja. Etsss tenang masalah perlengkapan pak suami sudah beres kok, tinggal dicek ulang aja mana tau ada tambahan. Disaat sedang asik uring uringan...
"Ay" singkat bebs cuma 2 huruf yang sukses buat aku terkejut
"Ihh by apaan sih gak ketok pintu dulu, salam mana salam?"
"Kamu yang budek, aku buka pintu udah ngucapin salam juga kok" ia pun bergegas membersihkan diri. Usai membersihkan diri dia berjalan kearah koper yang akan dibawa esok pagi olehnya. Lalu aku? Ya cuma natap doang.
"Kamu mau bawa apa lagi by? Ada yang kelupaan?" Berjalan menghampirinya.
"Cuma nambah beberapa barang aja"
"Kok kayaknya aku gak rela ya by kamu satgas besok?"
Kuperhatikan dia menghela napas sejenak lalu kemudian menatapku"kamu tau ini pekerjaanku, dari awal aku sudah bilang resiko menjadi istri angkatan, dan kamu pun menyanggupinya. Kami ini milik negara ay, sekali negara membutuhkan kami tak ada alasan untuk kami tidak siap, kami wajib siap. Kamu paham ?"
Menatapnya dengan mata yang berkaca, pertahanan pun runtuh, entah mengapa sejak akhir2 ini aku merasa bahwa aku lebih mudah menangis "aku paham by, sangat paham. Maaf jika aku bersikap kekanakan, ini juga bukan maunya aku, tapi aku gak tau kenapa kok aku gak mau kamu tinggal" kemudian dia segera memelukku, sungguh pelukan ini sangat nyaman, aku rasa untuk sekarang aku hanya butuh pelukannya tanpa meminta hal lainnya. "Sekian banyak wanita yang ada, hanya wanita terpilihlah yang sanggup mendampingi kami para abdi negara ini. Dan kamu salah satunya ay"
Malam ini berlalu dengan suasana kehangatan sepasang suami istri untuk mengumpulkan bekal rindu yang kelak mereka hadapi.

Bandara......

Hy readers, so sorry banget ya, aku lama menghilang. Ini aku kasih update terbaru untuk menghilangkan sedikit kerinduan readers untuk karya aku yang tak seberapa ini. Maafkan jika alurnya lari-lari, because udah lama banget ini diam bersemedi dilaptop acu🙏🙏🙏

Dinginnya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang