"Ini Shania. Baru kenal kemarin sore," ujar Boby
"Calon masa depan Boby," tambah Shania merangkul lengan Boby.
"Hah?!"
Tak lama Gracia datang.
"Ada apa ini? Kok rame banget?"
"TELAT!"
******
Tidak butuh waktu yang sangat lama untuk mereka semua bisa nyambung saat ngobrol atau akrab. Seringnya candaan yang dilontarkan oleh Vino, Dyo, Keynal, Sisil, Saktia dan Della membuat semuanya menjadi nyaman dan dekat.
"Gue duluan ya sama Ve," pamit Keynal
"Gue juga," ujar Vino dan Dyo berbarengan.
"Ciee barengan, jodoh tuh," ujar Boby
"Amit-amit! Gue kan emang bareng sama nih om-om," ujar Vino. Dyo menatap sinis kearah Vino saat menyebutnya dengan sebutan 'om-om'.
"Oh iya. Motor lo kan rusak, masih harus dirawat bengkel tercinta dan langganan,"
"Diem lo cungkring."
Boby menekukan wajahnya saat Vino meledeknya cungkring. Padahal Vino juga cungkring.
"Kita juga ya, Bob, Shan. Pamit dulu," ujar Melody, Shani, Saktia, Sisil dan Della.
"Oh iya. Jangan lupa dibayar ya, Shantik," ingat Sisil mengedipkan sebelah matanya.
"Nggak usah diingetin!" Shania melemparkan tisu yang tergulung ke Sisil, "nanti juga bakal ditagih sama nih anak."
Shania melirik seseorang yang duduk disebelahnya.
"He he.. ya pasti atuh, Ci. Kalau nggak ditagih, bisa- bisa aku bangkrut," ujar Gre.
"Gre juga pamit dulu ya kebelakang," lanjut Gre.
Tinggal Boby dan Shania yang berada disana. Shania berusaha mencari topik pembicaraan. Dan Boby yang duduk dengan canggung disana.
"Lo pulang sama siapa?," ujar Boby. Basa-basi dulu.
"Nggak tau. Tadi gue kesini naik mobil online," ujar Shania
"Bareng sama gue, mau? Sayang uang l--"
"MAU!!!"
Shania langsung memotong ucapan Boby. Saking senang dan semangat bisa pulang sama orang yang disukai.
Satu pertanyaan..
Mario mau dikemanain?
"Terus. Uang buat bayarin pesenan orang-orang ada?," tanya lagi Boby
"Ada kok."
Saat Shania mengeluarkan dompetnya dan menghitung uang untuk membayar. Ia tersenyum malu. Sedangkan Boby mengangkat alisnya bingung saat sedang minum.
"Kenapa?," tanya Boby
"Uang gue kurang buat bayarnya. He he he he.."
Boby tertawa kencang. Sedangkan Shania terpesona.
"Tadi katanya ada,"
"Kan itu beberapa detik yang lalu, sekarang udah beda," ujar Shania tersenyum malu.
"Yaudah sama gue aja dulu ya dibayarnya."
"Nanti dirumah sama gue ganti kok."
Boby tersenyum yang lagi-lagi bisa membuat Shania terpesona.
Diparkiran Shania sedang menunggu Boby yang lagi memakai jaket kulit, sarung tangan dan helm. Keamanan adalah yang terpenting.
"Lo nggak bawa jaket ya?,"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Missing You ✔
Fanfiction"Sudah saatnya untuk melupakannya." "Eh tapi ketemu lagi sama dia. Melupakan dia nya kapan-kapan aja deh ya~ Percayalah, bahwa move on itu susah. Tapi lebih susah buat mecahin kode dia." Note:Ada beberapa adegan kekerasan dan bahasa kasar.