"Hah.. Bunda pasti bahagia disana ya? Udah ketemu sama Papah ya, Bun? Boby juga berharap disini Boby, Kyle sama Zara bahagia. Bunda doain ya, Boby sama adik-adik juga bakal doain Bunda sama Papah." Boby menyeka air mata yang turun melalui pipi tirus nya. "Apa Kyle sama Zara Boby bawa ke Jakarta aja ya, Bun? Disini kita udah nggak punya siapa-siapa lagi.""Tolong jaga diriku dan adik-adikku malam ini dalam tidur yang sangat nyenyak."
******
Saat pagi hari Boby sudah disibukkan dengan permintaan Zara yang ingin makan sosis, sedangkan persediaan sosis dirumah sudah habis dan supermarket yang ada didekat rumah masih tutup karena masih terlalu pagi. Dengan cuek Boby meneruskan memasak sayuran dan mengabaikan rengekan Zara.
Boby membawa mangkuk besar yang berisi sop dan beberapa mangkuk kecil berisi nasi. "Sekarang makan sayur sop dulu, Mas belum sempet beli sosis."
"Kata Mas sekarang," ujar Zara dengan mata yang berkaca-kaca.
"Makan aja, Ra," ujar Kyle membantu Boby yang kesulitan untuk menjelaskan kepada Zara.
"Nanti Mas beliin pas pulang dari rumah sakit," ujar Boby mulai makan.
"Mas mau ketemu Ka Shania?," tanya Kyle. Boby hanya mengangguk menjawab pertanyaan Kyle.
"Kyle ikut ya, Mas," ujar Kyle antusias.
"Naik apa coba?,"
"Naik angkot aja." Zara hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, menyetujui ucapan Kyle.
"Yaudah, habis makan kalian langsung mandi." Kebetulan Kyle dan Zara sudah selesai makan, mereka langsung lari ke kamar mandi. Boby tersenyum.
Setelah bersiap-siap, mereka langsung pergi menuju rumah sakit harapan dengan menaiki sebuah mobil angkot. Sesampainya dirumah sakit harapan, Boby menelpon Dyo untuk menanyai keberadaan kamar yang ditempati oleh sahabat dan kekasihnya.
"Yo Bob aya naon?," ujar Dyo dengan bahasa sunda yang baru saja ia pelajari belakangan ini dari para temannya. *Aya naon = ada apa
"Cuma mau nanya, kalian ada dikamar yang mana?,"
"Lho? Lo udah ada dirumah sakit? Kok nggak ngabarin kita? Kalau ngabarin tadi gue jemput lo sama Kyle dan Zara,"
"Gue nggak mau ngerepotin lo." Boby memperhatikan kedua adiknya, takut Kyle dan Zara menghilang tiba-tiba. "Dimana, Yo?."
"Kamar Matahari no. 6. Gue tunggu."
"Oke."
Boby menggiring Kyle dan Zara untuk mencari keberadaan kamar tersebut. Tanpa mengetuk pintu kamar tersebut, Boby langsung membuka pintunya secara perlahan. Takut mengagetkan atau mengganggu orang-orang yang ada didalam, apalagi didalam ada orang yang sedang sakit.
"Eh, Boby. Sini masuk." Kris yang kebetulan melihat Boby, langsung mengajaknya masuk. "Ini adik-adik kamu ya, Bob? Lucu, ganteng dan cantik ya."
"Ah, makasih Om. Maaf baru bisa datang sekarang," ujar Boby tersenyum bodoh dan menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal. Kyle dan Zara hanya tersenyum manis, seperti anak kecil pada umumnya. Menunjukkan senyum polosnya.
"Sini, Bob. Ada yang uring-uringan tuh gara-gara nggak disamperin sama pacarnya," ujar Larisa menyindir Shania yang sedang melancarkan aksi ngambek palsunya. Pura-Pura ngambek, nanti juga langsung manja lagi ke Boby.
Boby menghampiri Shania, ia langsung mengusap kepala Shania dengan lembut. "Maaf baru datang kesini." Boby berbisik kepada Shania, malu didengar oleh orang tua Shania.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Missing You ✔
Fanfic"Sudah saatnya untuk melupakannya." "Eh tapi ketemu lagi sama dia. Melupakan dia nya kapan-kapan aja deh ya~ Percayalah, bahwa move on itu susah. Tapi lebih susah buat mecahin kode dia." Note:Ada beberapa adegan kekerasan dan bahasa kasar.