Ep. 17 Permen Yupi

728 87 14
                                    


"Dor!! Kalian tercyduk!"

"Ayo jelaskan. Karena kak Boby dan kak Shania tercyduk," ujar Kyle mengikuti kata-kata sang pembawa acara didalam acara yang tidak sengaja ia dengar.

"Apa deh kalian." Shania beranjak dari duduknya. "Yuk pulang."

"Nah lho, Caniya ku pergi," ujar Boby menatap punggung Shania yang sudah berjalan terlebih dahulu.

"Emang kak Shania tau parkir dimana mobilnya?,"

"Dia kalau masalah letak mobil suka lupa, palingan dia lagi nunggu didepan." Boby merangkul ketiga adiknya. "Kuy pulang."

******

Di pagi hari yang mendung ini, Boby dan kawan-kawan terpaksa datang ke kampus karena mengharuskan mencari dosen pembimbing. Dyo yang sudah mendapatkan dosen pembimbing saat ini hanya sibuk merevisi skripsinya, disebelahnya ada Keynal yang sama-sama stres bingung mencari kata-kata. Vino yang duduk disebelah Boby hanya sibuk menggambar dan sesekali menatap layar ponsel, dan Boby yang masih kelabakan mencari dosen pembimbing. Kata Boby mah ini sama aja kayak nyari jodoh, harus yang cocok sama kita.

"Gimana? Udah nemu dosen?," tanya Vino meminum teh manis.

Boby mengacak-ngacak rambutnya. "Belummmmm. Astaga."

"Sans ae. Gue juga dulu gitu kok," ujar Keynal diangguki oleh Dyo.

Vino menepuk pundak Boby keras. "Sakit, kring."

"Jangan ikutin kata-kata mereka. Mereka sesat." Vino menunjuk Keynal dan Dyo. "Liat! Saking santainya mereka sampai gak lulus-lulus. Kumis mereka udah tebel gara-gara gak ada waktu buat nyukurnya. Rambut lumayan gondrong gak ada duit buat nyukur, duitnya habis buat nge-print skripsi yang terus-terusan dicoret sama dosen."

"KUCING!"

Tiba-tiba Gracia datang dan langsung duduk disamping Vino. Ia lempar beberapa permen yupi keatas meja.

"Ribut mulu. Gak malu apa diliat anak-anak." Gracia memainkan kameranya, ia foto wajah para sahabat laki-lakinya.

Sedangkan para lelaki kurang belaian itu sibuk memperebutkan permen yupi yang tinggal 2 biji diatas meja.

"Ge, lo kalau bawa permen jumlahnya sesuai sama jumlah kita dong," protes Dyo

"Masih untung dibawain." Gracia mengambil permen tersebut. "Tinggal buat gue, gampang."
 
"Kicep tuh mulut." Keynal, Vino dan Boby menertawakan Dyo yang langsung diam.

"Lo kesini ada apa? Biasanya lo sama Frans mulu," tanya Vino. Tangannya sibuk menggambar diatas sebuah buku.

"Frans selingkuh," ujar Gracia pelan.

"Njir! Sama siapa?! Bilang sama gue! Gue hajar tuh muka si Frans." Karena saking emosinya, Keynal tanpa sadar memukul keras meja kantin.

Dyo yang duduk disampingnya langsung menarik Keynal untuk kembali duduk. "Tenang."

Boby kembali memperhatikan Gracia. "Adik kecil kita ini harus kuat, jangan nangis ya." Boby merangkul pundak Gracia.

"Jadi Gege membutuhkan kita kita ini untuk apa?," tanya Vino

"Nemenin aku hunting foto,"

"Kemana?,"

"Foto wajah - wajah para maba yang cantik dan ganteng,"

"Ikut lah. Siapa tau ada gadis imut," ujar Dyo

Gracia mengangguk. "Semuanya emang harus ikut."

"Buat apa?,"

[2] Missing You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang