"Siap, bidadari. Apa sih yang nggak buat bidadari," goda Boby
"Apa deh."
Shania langsung masuk kedalam selimut, menyembunyikan pipinya yang sudah merah padam. Sedangkan Boby tertawa, sebelum berbaring di sofa Boby mengusap kepala Shania yang sedikit keluar dari selimut.
"Selamat tidur, Shania. Semoga apa yang kita bicarakan tadi menjadi kenyataan."
******
"Selamat pagi, Boby," sapa Shania tersenyum saat melihat pergerakan Boby dibawah selimut yang Shania pakaikan ditubuh Boby tadi malam.
"Pagi, Shan," balas Boby dengan suara yang serak.
"Serak-serak basah gitu, jadi greget deh. Mandi sana, aku udah siapin sarapan buat kita," ujar Shania melipat selimut tersebut.
"Masih sakit, Shan. Aku pake minyak telon aja ya,"
"Gak! Kemarin sore kamu juga cuma pake minyak telon aja. Badan kamu udah bau banget, mandi sana," suruh Shania mendorong-dorong tubuh Boby.
"Tapi, wangi kan?," ujar Boby menahan lengan Shania.
"Gak percaya? Nih cium sendiri." Boby menarik paksa kepala Shania untuk mencium ketiaknya.
"Ish, Boby! Bau tau," ujar Shania mencoba menghindar.
"Mandi atau kita putus?!,"
"Kamu mah jahat, Shan. Masa baru pacaran beberapa hari udah putus aja, cuma gara-gara nggak mandi lagi," dumel Boby pelan yang masih terdengar oleh Shania. Boby berjalan kearah kamar mandi yang ada didalam kamar Shania.
Shania menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan pacarnya. "Punya pacar kok gini banget ya."
Shania berlalu pergi dari kamar menuju dapur untuk kembali menyiapkan sarapan dirinya dan Boby tersayang.
Tanpa diketahui oleh Shania, diam-diam Boby kembali keluar dari kamar mandi dengan masih menggunakan baju yang sama seperti tadi.
"Yang penting cuci muka sama sikat gigi, badan tinggal diolesin sama minyak telon," ujar Boby pelan dengan cengiran khasnya.
Boby membuka baju yang tadi dipakainya dan dimasukkan ke dalam keranjang pakaian kotor milik Shania. Lalu Boby mengambil minyak telon dan mengoleskannya ke badannya yang terlihat masih banyak luka. Dengan sedikit meringis karena beberapa terkena lukanya.
"Hidup gue kok gini banget ya," lirih Boby memakai jaket hitam miliknya yang juga sudah ia oleskan minyak telon yang banyak. Biar tidak ketahuan oleh Shania kalau ia tidak mandi.
Boby menyusul Shania kebawah dan langsung duduk disamping Shania yang terlihat sedang melamun.
"Hey," ujar Boby menepuk pundak Shania.
"Eh? Udah selesai? Kok cepet banget?," ujar Shania menyipitkan matanya curiga.
"Aku mandi kok, iya mandi." Boby sedikit gugup. "Aku kan nggak mau buat kamu nunggu lama."
"Percaya deh."
Mereka berdua langsung memakan masakan yang dibuat oleh Shania dalam keheningan. Tiba-tiba Shania mencium bau yang sangat menyengat.
'Kayak bau minyak telon.' Batin Shania.
Shania mendekatkan hidungnya ke jaket yang dipakai oleh Boby. Shania kembali menyipitkan matanya yang memang sudah sipit.
"Yakin kamu mandi?," tanya Shania mendekatkan wajahnya ke wajah Boby.
"Mandi, Shan, mandi," jawab Boby panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Missing You ✔
Fiksi Penggemar"Sudah saatnya untuk melupakannya." "Eh tapi ketemu lagi sama dia. Melupakan dia nya kapan-kapan aja deh ya~ Percayalah, bahwa move on itu susah. Tapi lebih susah buat mecahin kode dia." Note:Ada beberapa adegan kekerasan dan bahasa kasar.