And I told you when you left me
There's nothing to forgive
But I always tought you'd come back, tell me
All you found was heartbreak and missery
It's hard for me to say
I'm jealous of the way
You're happy without me
Beatriz menyanyikan lagu Jealous dark Labrinth sambil menatap keluar jendela kamarnya di rumah sakit. Diluar hujan dan ia merasa lagunya sangatlah cocok dengan suasananya yang sedang dia rasakan. Kini keadaannya membaik, ia kembali mau makan dan wajahnya tidak terlalu pucat. Pipi lamanya pun kembali. Bryan tentunya yang paling senang. Bahkan yang membuatnya paling senang adalah besok Beatriz bisa pulang kerumah. Tentu saja itu kabar bahagia bagi semuanya.
Besoknya Beatriz dan selamat sentosa sampai rumah. Senang rasanya bisa kembali dan pergi dari neraka itu baginya. Kenapa disebut neraka? Pertama, makanannya tidak enak. Kedua, ia harus selalu minum obat yang banyak. Ketiga, ia selalu berpikir kalau hantu jenazah dari kamar mayat akan datang dan menghantuinya.
Hari ini hari sabtu jadi ia bisa istirahat dulu sehari sebelum kembali ke sekolah. Ia bertanya-tanya apakah Darrel tahu tentang keadaannya?. Beatriz mendengus geli, pastinya ia tidak akan peduli dengan keadaannya sekarat apapun. Toh, Darrel kini bukanlah siapa-siapanya lagi. Ia tak ada hubungan apapun lagi dengannya. Bahkan hanya untuk sekadar menjenguk pun pastinya Darrel akan menolak mentah-mentah dan ia akan lebih mementingkan Gladis ketimbang dirinya sendiri.
Gladis kini adalah prioritas utama Darrel. Pastinya ia menjadi wanita beruntung yang mendapatkan hati seorang Darrel William. Juga pasti Gladis bisa merubah sifat Darrel yang memang playboy kelas atas itu.
Bryan mengetuk pintu dan masuk kedalam. Senyuman hangat itu menempel pada wajahnya,
"Napa lo bang senyam senyum gitu? Kesurupan?"
"Hush! Lo nyumpahin gue bukan?"
Beatriz tertawa geli,
"Engga, bukannya gitu. Gue heran aja kenapa lo tiba-tiba masuk ke kamar gue sambil senyum-senyum gitu. So ganteng lo ih"
"Yeh bukannya gitu. Gue lagi seneng aja"
"Seneng nape?"
Bryan pun duduk disebelah Beatriz yang kini berada di kasur sambil menatap balkon kamarnya. Beatriz pun menyenderkan kepalanya pada Bryan,
"Pertama, gue seneng lo bisa pulang dan kembali lagi sehat. Kedua, gue udah jadian dan gue pengen kenalin lo sama pacar gue"
"Hah? Seriusan lo bang? Tampang pas-pasan gini ada yang mau sama lo?" tanya Beatriz tak percaya. Bryan berdecak sebal,
"Beneran, maksud lo apa lagi bilang muka gue pas-pasan hah?"
Bryan tersenyum jahil. Beberapa detik kemudian ia menggelitiki Beatriz sampai dirinya tertawa terbahak-bahak
"Hahahahaha udah bang udah!! Hahahahaha..."
"Bang udah bang ga kuat gue! Hahahahahahaha"
Bukannya berhenti Bryan malah terus-terusan menggelitiki Beatriz. Daniel dan Natasya berdiri diluar kamar mendengar suara tawa kedua anaknya. Karena tidak ingin mengganggu mereka pun pergi dengan hati gembira karena tawa anak gadisnya telah kembali lagi.
💥
Beatriz menatap baju seragamnya. Entah apakah bajunya yang kebesaran atau tubuhnya Beatriz yang kekecilan. Ia tak peduli dan segera memakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finesse (1) {Completed}
Teen Fiction••Sequel Lost Stars•• Kemahiran membuat seseorang tertarik berkunjung. Darrel William berhasil memikat hati seorang Beatriz Nottingham. Dengan bodohnya Beatriz masuk ke dalam perangkapnya. Tapi seiring berjalannya waktu rasa itu ada dihati Darrel. ...
