•Part Eleven•

1.2K 31 0
                                        

Entah bagaimana tapi Beatriz dan Darrel berhasil masuk kedalam klub malam itu tanpa sepengetahuan penjaga. Musik berdentum dengan keras, banyak orang-orang yang asik berjoget karena alunan musik DJ.

Beatriz menutup kedua telinganya,

"TELEPON YANG LAIN SURUH KESINI" pekik Beatriz.

"HAH?!" tanya Darrel dengan nada tinggi.

"TELEPON, YANG, LAIN, SURUH, KESINI" ucap Beatriz sekali lagi dengan kencang. Darrel pun mengangguk.

Darrel mengerti dan ia segera chat teman-temannya untuk ke klub agar tidak ketahuan oleh Bryan dan yang lainnya. Setelah itu mereka duduk di sofa entah itu sofa siapa dan tidak ada pemiliknya.

 Setelah itu mereka duduk di sofa entah itu sofa siapa dan tidak ada pemiliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Darrel dan Beatriz merasa canggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Darrel dan Beatriz merasa canggung. Dimanakah teman-temannya?. Tidak lama pelayan datang dan membawa buku menu.

"Mau pesan apa?" tanya pelayan wanita itu.

"What?" tanya Beatriz. Pelayan itu kaget,

"Oh sorry, um what do you want to order?"

"Um, one martini please. You?" tanya Beatriz sambil menengok ke arah Darrel. Darrel tidak mengerti maksud Beatriz.

"Um just one Champagne."

"Okay 15 minute already done" ucap pelayan yang langsung melenggang pergi. Darrel mendekat ke arah Beatriz,

"Maksudnya tadi apaan ngomong pake inggris segala?"

"Emang lo mau kita diusir keluar dan lo digebukin Bryan gitu?"

Darrel mengernyitkan dahinya, "hah? Maksud lo?"

Beatriz mendecak sebal, "gini tadi gue liat Bryan. Gue tau abang gue gak suka banget sama lo dan kalo liat lo sama gue jalan yang ada lo babak belur karena abang gue makanya tadi gue tiba-tiba megang tangan lo dan langsung narik dan lari sama lo tuh gitu. Kalo masalah ngomong inggris sih, pelayan tadi tau kita masih dibawah umur. Tapi karena tampang gue yang bule dikit makanya gue ngomong inggris biar dia percaya kalo kita tuh turis, kalo kita ngomong indo pasti udah ditendang keluar dari sini"

Finesse (1) {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang