☆Imagine | Stray Kids☆ ✔

2.9 Jeongin ( I.N )

Jeongin : Noona! Mau jalan-jalan denganku?

.

Jeongin : Noona! Sepertinya menu dikantin berbeda. Mau coba?

.

Jeongin : Noona! Capek ya? Mau dibawain tas nya?

.

Jeongin : Noona! Hujan nih, mau pulang bareng?

.

Y/n : CUKUP!!

Lo menatap tajam kearah Jeongin yang membatu setelah mendengar teriakan lo, setelah sekian lama lo diam akhirnya lo memberanikan diri untuk mengungkap segalanya.

Y/n : Lo!! Bisa gak, gak ganggu hidup gue?
.
Y/n : Bisa gak, gausah muncul dihadapan gue. Sekali saja.
.
Y/n : Gue capek diginiin terus. Lo kayak anak ayam tau gak? Suka ngintiliin orang mulu.
.
Y/n : Jujur, gue gak enak terus-terusan nolak permintaan lo. Maka dari itu, berhentilah sekarang. Ini yang terakhir.
.
Y/n : Jangan bicara denganku, Sepatah katapun.

Lo berlari melewati hujan, Tak peduli dengan dingin, lo masih geram namun sedikit merasa lega karena telah mengungkapkan semua uneg uneg lo yang terpendam selama ini.

. . .

Sehari, dua hari, tiga hari telah berlalu. Lo tak lagi terganggu dengan Jeongin. Bertemu, ia melewati lo begitu saja. Bagai orang yang tak pernah kenal, ia adalah orang lain sekarang.

Pulang sekolah, lo melewati sebuah taman. Mata lo terbelalak melihat kedua insan yang tengah bepeluk mesrah seakan telah merekat tak terpisahkan. Yang bikin lo geram adalah lelaki itu, Jimin, dia adalah kekasih lo. Seorang yang tengah singgah dihati lo, tapi ia telah merusak hati lo dan ngebuat lo ingin mengusirnya dari hati lo.

Lo mendekatinya, memisahkan keduanya dan menampar keras pipi Jimin hingga memerah. Lo masih terpaku tak dapat berbicara,lalu berlari dengan isakan air mata. Saat itu juga, hujan turun. Namun lo terus berlari tak peduli akan hujan yang mengguyur tubuh lo.

Lo menabrak dada seorang lelaki yang memegang payung, lo mengangkat kepala lo dan menatap lelaki itu.

Y/n : Jeongin-ah.

Lo memeluknya, melupakan kejadian 3 hari yang lalu dan memilih memeluk erat tubuhnya. Ia tak membalas pelukan lo, ia tetap terdiam dengan posisi awalnya.

Y/n : Kenapa lo diam? Jeongin-ah.
.
Y/n : Bicaralah! Apa lo sudah gak peduli lagi denganku?
.
Y/n : Apa hati lo tak teriris melihat Noona mu menangis?
.
Y/n : Kenapa hati hangat lo berubah menjadi dingin begini jeongin-ah?

Lo menggentarkan tubuh Jeongin hingga tubuhnya terhuyung begitu juga dengan tubuh lo.

Y/n : Jeongin-ah......

Lo menunduk lalu berjongkok dan menangis dengan kerasnya, lo merasakan Jeongin tetap diam dengan posisinya.

Jeongin : Noona.

Lo mendongak, melihat Jeongin yang tengah menatap lo penuh iba.

Jeongin : Bangunlah.

Ia menarik lengan lo perlahan agar lo berdiri.

Jeongin : Menyebalkan, setelah sebelumnya Noona menyuruhku untuk tak berbicara dengan Noona, Tapi Kenapa!?.
.
Jeongin : Kenapa!??
.
Jeongin : Kenapa Noona sekarang menyuruhku untuk berbicara?
.
Jeongin : KENAPA!?

Lo terkejut mendengar teriakannya.

Y/n : Jeongin-ah

Jeongin : Apa menurut Noona aku tak tersiksa selama ini?
.
Jeongin : Menahan diriku untuk tak menatap, berbicara, ataupun menyapa Noona. Apa menurutmu itu tak menyiksa?
.
Jeongin : Sedari tadi aku ingin bertanya, ada apa dengan Noona? Mengapa noona menangis? Mengapa noona hujan-hujanan? Apa noona tak takut sakit?
.
Jeongin : Tapi, aku ingat. Akan perintah noona untuk tak berbicara.
.
Jeongin : Sekarang, apa yang noona inginkan? Aku akan menurutinya. Karena..

Ia menggantungkan ucapannya, lalu menarik nafas dalam-dalam dan bersiap melanjutkan ucapannya.

Jeongin : Aku mencintai noona.

Lo terdiam, tak mengerti akan ucapannya. Ah, bukannya tak mengerti, tapi tak tau apa yang harus lo lakukan.

Jeongin : Aku tau noona, aku sudah mengetahui tentang Jimin hyung. Tapi aku tak memberitahumu, karena aku takut Noona terluka.

Y/n : Lupakan! Aku tak ingin mendengarnya.

Jeongin : Apa noona menerima cintaku?

Y/n : Tak bisa sekarang Jeongin-ah. Hatiku masih terluka.

Jeongin : Aku bersedia mengobatinya untuk Noona:)

☆☆☆

Jeongin - Jangan nangis lagi noona, itu menyakitiku.

Y/n - .....(isi sendiri)