Bagian 3

1.6K 146 1
                                    



Angin berhembus menerpa rambut indigo seorang gadis yang sedang menunggu sahabatnya. Tanpa gadis ini sadari, sepasang mata oniks menatapnya intes.

"Hai"

Si gadis menoleh, melihat siapa gerangan yang menyapanya.

Oniks bertemu Ametys.

"Mereka belum datang Nata-chan ? "ujar si mata oniks.

'Nata-chan? Apa ia masih mengingatku 'batin si gadis

"Aku masih mengingatmu Nata, jangan katakan kalo kau melupakan ku Nata" ucap si pria seakan tahu apa yang sedang difikirkan si gadis.

"Ke-Key, be-benarkah itu ka-kau, Key? Kau benar-benar tidak melupakanku?" Tanya si gadis.

"Apa kau memang berfikir aku akan melupakanmu hm?"Bukannya menjawab pertanyaan si gadis, pemuda itu malah mengajukan pertanyaan.

"Key? Nata?" seseorang tiba-tiba menginterupsi pembicaraan keduanya. Bertanya pada keduanya tentang apa yang terjadi diantara keduanya.

"Sakura "jawab keduanya menyebutkan nama orang yang menginterupsi pembicaraan keduanya.

"Jadi ...apa sebelumnya kalian saling mengenal? ku lihat seminggu ini kalian seperti orang asing, tapi sekarang kenapa kalian begitu sangat akrab hemmm?" Tanya Sakura mencoba memecah rasa penasarannya terhadap Sasuke dan Hinata.

Naruto yang memang sedari tadi mengekori Sakura hanya menganggukkan kepalanya mengikuti ucapan Sakura.

"Hn" jawab Sasuke.

"Maksudnya?"ucap Naruto

"Ki-Kita su-sudah saling ke-kenal Naruto-san Sakura-chan " jawab Hinata memperjelas ucapan Sasuke.

"Sejak kapan?" Tanya Sakura masih dengan rasa penasarannya yang melambung tinggi.

"Kalian benar-benar ingin tahu?" bukannya menjawab, Sasuke malah balik bertanya .

Naruto dan Sakura dengan antusias menganggukkan kepalanya.

"Baiklah. Aku akan menceritakan awal pertemuanku dengan Hinata."

Flashback

Sasuke POV

12 tahun yang lalu

Dimalam yang dingin kala itu aku keluar rumah guna mencari angin segar yang bisa membawa kesejukan bagi hariku yang monoton.

"Suke kau mau kemana nak?" tanya Kaa-san ku, Mikoto Uchiha seraya berjongkok dan menyamakan tingginya denganku yang sangat mungil.

"Aku ingin keluar Kaa-san" jawabku dengan nada yang sedikit merengek.

"Tapi mau ke mana malam-malam begini hemm? Malam ini sangat dingin loh. Ayo masuk, Kaa-san akan membuatkanmu coklat hangat ya." Kaa-san mencoba membujukku agar aku bisa menggagalkan niatku yang ingin keluar dari rumah.

"Aku hanya ingin melihat salju-salju yang indah itu di taman kaa-san. Aku berjanji akan sebentar kok. Boleh ya... " aku mengangkat jari kelingking mungilku di hadapan Kaa-san. Sedikit merengek agar Kaa-san bisa mengijinkanku pergi ke luar.

PeoniaceaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang