Bagian 8

1K 98 3
                                    

Seperti yang Hikari inginkan, Hiashi pun mulai mengerahkan para bawahannya untuk mencari gadis yang disebutkan sang istri.

Sementara itu, dipinggiran sebuah toko buku, terlihat dua orang manusia berbeda gender sedang berteduh akibat derasnya hujan yang mengguyur bumi saat itu.

"Key!!! Aku bosen dari tadi nunggu di sini" kata si gadis merajuk.

"Sabar....
Sebentar lagi hujannya reda kok" ucap si pemuda mencoba membujuk.

"Lihat -ucap gadis itu menunjuk rintik-rintik hujan yang deras- reda apanya hujannya semakin lebat tahu!!!" Katanya kesal.

Gadis bernama Hinata itu memandang kesal pada pada teman lelakinya. Seharusnya hari ini dia sedang berkutat di toko kue Chiyo Baa-chan. Tapi pemuda itu, atau kita sebut saja Sasuke mengajaknya -lebih tepat memaksanya- pergi ke toko buku. Dan ketika keduanya berjalan keluar, tiba-tiba hujan deras mengguyur, mana si chicken butt ini hanya bawa motor lagi. Karena tidak mau kehujanan keduanya terpaksa menepi dipinggiran toko buku tersebut.

Sambil mengumpat dalam hati karena kebodohan pemuda disampingnya, Hinata menangkap butir-butir hujan yang jatuh dengan tangannya. Tujuannya hanya untuk meredakan rasa kesal, namun ide jahil tiba-tiba muncul di kepala indigonya.

Diam-diam Hinata menangkap butir-butir hujan itu dengan kedua tangannya. Seketika Hinata menumpahkan air itu pada wajah Sasuke.

Byur

"Kau!!!" Sasuke menahan amarahnya saat air yang Hinata tumpahkan mengenai wajahnya hingga rambutnya. Alhasil wajah rupawan miliknya menjadi basah.

"Apa?" Hinata membalas ucapan Sasuke dengan wajah polosnya.

Sasuke melangkah maju mendekati Hinata. Alarm bahaya berbunyi dalam benak Hinata. Gadis itu lantas memundurkan langkahnya, mencoba menghindari Sasuke.

Satu langkah

Dua langkah

Tiga langkah

Sasuke semakin mendekat, dan Hinata terus menghindar. Kini jarak keduanya hanya berjarak sepuluh centimeter, dengan Hinata yang terpojok oleh tubuh atletis Sasuke. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Sasuke mengurung Hinata dengan tangan kirinya. Tangan kanannya berusaha menangkap butir-butir hujan yang jatuh.

"Sekarang giliran ku" bisiknya tepat di telinga Hinata.

Byur

Sontak kumpulan air itu membasahi wajah Hinata yang meronta di kungkungan Sasuke.

Hinata yang tidak terima mendorong dada Sasuke sekuat tenaga, membuat sang empu yang belum siap menerima dorongan Hinata pun akhirnya jatuh tepat mengenai air yang menggenang di tanah. Sontak hal tersebut membuat Hinata tertawa.

Sasuke yang kesal mengejar Hinata yang kabur dari kungkungannya.

Hinata berlari menghindari Sasuke yang mengejarnya di bawah tetesan air hujan. Namun naas, ketika fokus Hinata berlari, dia tidak memperhatikan jalanan sehingga membuatnya terjatuh.

"Kyaaa" teriak Hinata menutup matanya, menerima rasa sakit yang akan diterimanya.

Namun, beberapa detik setelahnya Hinata tidak merasakan sakit. Ia merasa seseorang kini memeluknya. Memberanikan diri, Hinata membuka matanya perlahan.

"Makannya kalo lari itu hati-hati"

Ketika membuka matanya, Hinata sangat terkejut kala melihat wajah Sasuke yang sangat dekat dengan wajahnya. Wajahnya memerah kala Hinata merasakan tangan Sasuke ada di tengkuk dan pinggangnya. Membuat mereka seolah-olah berpelukan dengan mesra.

PeoniaceaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang