Bagian 15

999 83 7
                                    

"A-a-aku baik-baik saja Hikari-sensei?" Balas Hinata masih dengan keterkejutannya.

"Jadi apakah kau sudah menceritakan semuanya pada Hinata-chan, Sasu-kun?" Tanya Hikari menatap Sasuke gemas.

"Aa maafkan aku Hikari Kaa-chan. Aku belum menceritakan apapun padanya" jawab Sasuke tersenyum canggung.

'Hikari Kaa-chan? Memangnya Hikari-sensei siapanya Key?' Batin Hinata bertanya.

"Tadaima" dari arah pintu terdengar seruan dua orang pria yang berbeda usia.

"Ahh okaeri Anata, Neji-kun" balas Hikari menyebut dua orang itu.

"cantikkan.. " bisik Hikari tepat di telinga sang suami.

"Ya! Dia persis sepertimu Tsuma. Semua yang ada padanya persis sepertimu, putri kita bahkan tidak membiarkanku menurunkan gen padanya." kata Hiashi terkekeh.

"Kau benar Anata."

"Ehem baa-chan?" Deheman Neji menyadarkan kedua pasutri di sampingnya.

"Ehh Neji-kun maafkan baa-chan neee.
Dan selamat datang di Konohagakure. Bagaimana keadaan ayahmu?" Tanya Hikari.

"Tou-san baik-baik saja baa-chan. Jadi apakah adikku yang cerewet itu sudah tiba baa-chan?"

"Ahh lie .. entahlah baa-chan juga tidak mengerti apa yang ada di kepalanya. Padahal baa-chan sudah menghubunginya dari tadi. Tapi bocah itu...." Hikari menggelengkan kepalanya kala mengingat kembali ucapan putri bungsunya di telepon tadi.

"Ohh, apakah kita akan mengobrol di depan pintu Tsuma?" Tanya Hiashi.

"Ehh maaf Anata. Ayo silahkan masuk..." setelahnya Hikari mengandeng tangan sang suami memasuki kediaman mereka.

...

Tap

Tap

Tap

Langkah kaki bergema di ruangan tamu mansion megah Hyuuga. Hinata masih dengan pikirannya mengabaikan Sasuke yang ada di sampingnya.

"Hinata!" tubuh Hinata menegang kala Hikari memanggilnya. Membuatnya tersadar dari pikiran buruk yang sedari tadi hinggap di kepalanya.

"Y-ya sen-sensei a-a-ada apa?" Tanya Hinata tergagap.

"Ke sini sayang..." perintah Hikari lembut.

Hinata yang kebingungannya menatap Sasuke yang kini menggenggam tangannya.

Sasuke tahu kini sang kekasih sedang dilanda kebingungan yang amat besar. Maka dari itu dengan genggaman tangan ia berharap Hinata bisa menenangkan dirinya.

"Pergilah!" Ucap Sasuke tepat ditelinga Hinata.

Ucapan Sasuke bagaikan hipnotis untuknya. Dengan langkah pelan dirinya berjalan menghampiri Hikari.

Grep

Setelahnya Hinata dibuat kaget dengan pelukan tiba-tiba yang dilayangkan Hikari.

"Maafkan Kaa-chan, Sayang" ucap Hikari di sela pelukannya.

'Kaa-chan? Apa maksudnya?'Batin Hinata kebingungan.

"Kau pasti bingung yaa...
Kami akan menceritakan semuanya" kini suara tegas Hiashi menginterupsi pelukan keduanya.

Kini tangan besar Hiashi terangkat dan mengelus puncak rambut sang putri lembut.

"Semuanya terjadi lima belas tahun yang lalu...." Hiashi memulai ceritanya.


PeoniaceaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang