16

1.9K 90 0
                                    

Sepanjang perjalanan mereka pulang,  Hazeem Saqeef hanya mendiamkan diri. Stereng kereta di genggamnya sekuat mungkin.

Kata- kata Raziq Qifli seolah-olah mengejek dirinya, bermain di telinganya.  Sedikit sebanyak egonya tercalar juga mendengar kata-kata bekas tunang isterinya itu.

Sebaik sahaja mereka sampai ke rumah, Hazeem Saqeef terus meluru masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan Munisa Layana.

Munisa Layana mengetap bibirnya, air mata yang bergenang di kesat. Tergores hati kecilnya melihat layanan Hazeem Saqeef tadi.

Hazeem Saqeef sedang berdiri menghadap ke arah tingkap, melihat pandangan yang hijau cuba menenangkan dirinya apabila sepasang tangan memeluknya dari arah belakang. Sayup-sayup kedengaran esakan kecil dari tuan empunya tangan.

Hazeem Saqeef mengeluh dan perlahan-lahan dia memusingkan tubuhnya menghadap sang isteri.  Wajah Munisa Layana yang tunduk di pegangnya dan di angkat.

"Sorry." ucap Munisa Layana dalam tangisan.  Tubuh wanita itu ditarik ke dalam pelukannya.  "I'm sorry tapi dia tipu Qeef. Yana tak pernah buat benda tak elok dengan dia Qeef. Dia tipu. Qeef.... Qeef ragu-ragu ke?  Qeef geli dengan Yana ke, Qeef tak sayang..." "Shh....." Hazeem Saqeef meletakkan jari telunjuknya ke bibir Munisa Layana.

"I'm sorry sebab tadi Qeef lepaskan marah macam tu. Qeef marah diri sendiri, and nope. Qeef tak percaya apa dia cakap and sayang please, sumpah Qeef tak ada rasa macam tu pun. I'm sorry." kata Hazeem Saqeef, dahinya bersentuhan dengan dahi Munisa Layana.

Munisa Layana mengangkat kepalanya,  dan perlahan-lahan bibirnya menyentuh pipi Hazeem Saqeef. Satu ciuman di hadiahkan kepada suaminya itu. 

"I hope that one kiss can lessen your anger." ucapnya perlahan sebelum berlalu keluar.

Hazeem Saqeef tersenyum kecil. Dalam diam, romantic juga Munisa Layana.

"kalau marah dapat free kiss, hari-hari pun sanggup marah ni." ujarnya perlahan dengan senyuman nakal. 

Aku Pilih KamuWhere stories live. Discover now