Bab 14 - Yoga Iskandar

25 4 0
                                    

Bab 14

Yoga Iskandar

Landung tahu sekarang dirinya hanyalah seorang maskot tim. Tempo hari dia diminta memakai seragam maskot, namanya si komet, sewaktu anggota eskul lain sedang melakukan tes fisik dan penentuan posisi. Yah, dia diminta oleh Byandra hanya berada sebentar di sana. Sisanya, dia berkeliling sekolah, bergaya sebagai maskot dan menyebarkan selebaran yang isinya untuk mendukung tim sepakbola sekolah mereka.

Itu semua bukan pekerjaan sulit sih. Dia dapat melakukan dengan baik. Maskot tim sekarang menjadi terkenal akibat kemenangan tempo hari. Tak usah heran kalau banyak yang meminta foto bareng bersamanya, meski sebenarnya yang mereka mintai foto adalah si maskotnya. Landung harus melakukan yang terbaik. Bagaimanapun dia masih anggota eskul, dan walaupun sekarang yang dia kerjakan adalah sebagai maskot, dia harus melakukannya dengan rela.

Dia tidak hanya berkeliling di sekolah untuk promo dengan anak-anak yang kegiatan mayoritasnya belajar, tapi dia juga melakukan promosi di eskul-eskul yang lain. Jujur saja, itu berhasil membuat gaduh dan anggota eskul yang lain jadi marah. Dia malah diusir di eskul bisbol. Memang menjengkelkan, tapi itu juga lucu. Yah, di eskul-eskul yang dia datangi, sekarang mereka mulai berpikir untuk memiliki maskot sendiri pula. Sepertinya ide Byandra memaksa maskot tim untuk berkeliling menjadi sebuah tren baru.

Saat dia kembali, latihan dan tes eskul sepakbola sudah selesai. Landung melihat Byandra berada di puncak gedung eskul. Dia sedang bermain dengan laptopnya.

"Bagaimana?"

Landung hanya menjawab dengan mengumpulkan stiker-stiker dalam sebuah kertas lebar yang kedua sisinya dieratkan ke tongkat. Stiker di kertas itu sangat banyak itu menandakan kalau dukungan anak sekolah kepada eskul sepakbola juga sebanyak itu.

"Kerja bagus."

Setelah perkataan dari Byandra itu, Landung mencopot kepala masktonya. Dia berkeringat banyak dan rambutnya basah. Dia memiliki pertanyaan yang kemudian dia tuturkan.

"Apa aku harus memakai seragam ini terus?"

"Itu sangat dianjurkan?"

"Tapi, Byandra, aku ingin tanya satu hal. Karena sekarang aku adalah maskot, apa aku, tidak perlu berlatih lagi?"

Byandra menoleh ke arah bawah, arah Landung yang menantikan jawabannya. Byandra meninggalkan laptopnya dan dia melompat turun. "Itu terserah padamu. Namun aku tidak melarangmu untuk latihan."

"Apa aku, suatu saat nanti, dapat kembali bermain di tim?"

"Kalau masalah itu, itu tergantung situasinya nanti."

"Jadi masih ada harapan?"

"Kau boleh menganggapnya harapan kalau kau mau."

"Baiklah kalau begitu." Landung senang mendengarnya. Dia hampir berlari kemudian meninggalkan Byandra hingga akhirnya Byandra berbicara.

"Kau mau membawa seragam maskotnya?"

"Oh iya maaf." Landung kembali dan memberikan kepala maskot pada Byandra. Dia juga mencopot semua seragam maskot yang masih dia gunakan.

"Kembalikan ke tempatnya," suruh Byandra.

"Baik." Dan Landung menaruh seragam maskot di loker gedung eskul. Setelah itu dia keluar dari sana dan pulang.

Jujur saja, Landung tidak suka menjadi maskot. Ini masih hari pertamanya tapi rasanya sudah tidak menyenangkan. Meski begitu, karena Byandra bilang masih ada harapan untuknya suatu saat bermain, sepertinya dia harus bersabar. Ya, itu betul. Sekarang dia pulang ke rumah. semangatnya kembali terkumpul berkat harapan itu. Dia akan genggam harapan itu dan suatu saat, dia akan mengobarkannya menjadi api semangat yang panas. Suatu saat, itu pasti terjadi, hari di mana dia dapat bermain untuk tim dan dia akan mencetak gol dan timnya meraih kemenangan.

Komet 11Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang