Bab 32 - Apa Komet Akan Berhasil Melakukannya?

42 5 0
                                    

Bab 32

Apa Komet Akan Berhasil Melakukannya?

"Baiklah, semuanya sudah siap?" Sari coba mengonfirmasi.

"Ya." Semua menjawab tanpa terkecuali.

"Baiklah, kalau begitu, kita menangkan pertandingan ini."

"Ya!"

Usai memberikan semangat dan motivasi pada tim, Sari pergi menuju tempatnya di bangku ofisial. Sementara para pemain sedang bersiap-siap di lorong. Di sana, akhirnya mereka bertemu dengan lawan mereka, kesebelasan Silver Boy.

"Wah, mereka besar-besar ya?" Arya si anak SD sampai harus mendongak untuk melihat kepala lawan mereka.

"Jangan takut. Tinggi badan bukan segalanya." Gentalah yang coba menenangkannya. Ironis, dia sendiri juga besar. Semenjak tadi, Arya memang kelihatan gugup. Sejauh yang Genta ketahui, orang yang memiliki ciri-ciri seperti itu adalah mereka yang merasakan kegugupan atau tidak nyaman terhadap sesuatu.

"Aku tidak takut," kata Arya. Dia mungkir, sebenarnya dia masih gemetaran dan badannya dibasahi oleh keringat dingin. Sudah dari tadi ingin ke toilet pula. Padahal kan dia sudah ke toilet tadi. Yang lain juga ada yang ikut-ikutan.

"Hati-hati anak kecil. Ini bukan pertandingan untuk anak di bawah umur." Seorang pemain Silver Boy mengejek.

"Aku bukan anak di bawah umur tahu." Arya mencak-mencak.

"Sudahlah, Jhon, jangan ganggu anak itu." Irvan Prasetya yang bertindak sebagai kapten coba menetralisir keadaan. "Mari kita bertanding dan tunjukkan siapa yang terbaik," pintanya.

"Baik." Agung yang sebagai kapten menjabat tangannya. Keduanya bertampang yakin dan rasanya mereka akan melakukan yang terbaik yang bisa keduanya lakukan.

"Baiklah, kedua kesebelasan memasuki lapangan." Bung Geni. "Lagu federasi sepakbola juga sudah kita dengar sama-sama. Kedua tim berbaris di kiri kanan wasit. Mereka bersalaman dan sekarang berkerumun membentuk pola lingkaran.

"Ingat, lawan kita adalah lawan yang kuat. Kita tidak boleh lengah," Agung memberikan kata-kata penambah semangat. "Kita pasti bisa memenangkan pertandingan ini asalkan kita bermain dengan bagus. Jadi semuanya, mari tunjukkan semangat kita."

"Ya!" semuanya bersorak. Sekarang, mereka berlari kecil dan menempatkan diri mereka di posisi yang sudah Sari susun. Formasi, 4 – 2 – 1 – 3 dengan Gilang menjadi penjaga gawang, Genta di bek, Lanang di tengah dan ujung tombaknya adalah Agung. Formasi lawan adalah 4 – 4 – 2 dengan pemain utama mereka, Irvan Prasetya berada di ujung tombak. Bola berada di kaki Komet Angkasa. Pertandingan siap dimulai.

Landung seperti biasa, dia berdiri di hadapan pendukung Komet Angkasa, yang walau jumlahnya sedikit, sangat spartan dalam memberikan dukungan.

"Komet, majulah!"

"Menangkan pertandingan ini!"

Para penonton berteriak garang. Di sisi yang sama, para pemandu sorak memberikan dukungan mereka. Landung cukup senang melihatnya, meski di sisi yang sama, dia ingin bermain. Tapi tak apalah, selagi timnya menang, dia akan cukup gembira. Setelah itu, dia cukup fokus untuk terus berlatih agar bila dia dibutuhkan nanti, dia akan siap. Untuk sekarang, dia harus menjalankan perannya sebagai maskot tim.

Priiit.

Sepak mula dilakukan.

"Ya sodara-sodara sekalian. Pertandingan akhirnya dimulai. Komet Angkasa mendapatkan bolanya. Mereka memainkannya di lini tengah sementara para pemain Silver Boy berusaha untuk merebut bolanya. Ini akan jadi menarik." Bung Geni. "Bung Kuk, bagaimana menurut Anda, apa yang akan terjadi di babak pertama ini?"

Komet 11Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang