(Revisi) Bab 2 - Bagian 13 - Pengenalan

16 0 4
                                    

Komet 11

Bab 2 - Permulaan Baru

Bagian 13 - Pengenalan

Sulit dipercaya, bagaimana mungkin Landung sampai gagal. Padahal dia adalah pemain yang bagus dan terlatih dalam sepakbola. Permainannya waktu melawan anak-anak futsal juga baik. Sekarang, apa yang dia dapatkan? Dia tidak lolos seleksi tim sepakbola. 



Andaikan waktu bisa diputar, dia mungkin tidak akan menolong anak kucing itu. Namun semua sudah terlambat. Terima saja, Landung sudah gagal sekarang dan tidak bisa melakukan apa-apa lagi.


Jujur saja, kenyataan ini membuat Landung sedih. Dia terduduk di lantai sembari menundukkan kepala. Masih tidak percaya dirinya gagal. Yah, itu memang berat. Pada akhirnya, karena tes telah usai, semua diizinkan pulang. Setiap anggota yang lolos sudah dicatat namanya. Namun Landung masih tetap di tempatnya. Hangga dan Alfar menantinya sebentar hingga kemudian pergi. Usaha apa pun yang dilakukan untuk menghibur Landung, semuanya gagal.


"Aku pulang." Akhirnya Landung sampai di rumah.


"Apa-apaan kau ini, kau pulang sampai larut, kau pikir kau ini siapa? Tahu tidak, Ibu tadi sempat khawatir karena kau tidak dapat dihubungi. Kau ini sebenarnya kelayaban ke mana sih?" Landung diceramahi kakak perempuannya.


Dia hanya menjawab, "Maaf."


"Kau pikir maaf sudah cukup, harusnya kau ... eh, mau ke mana kau? Jangan pergi. Aku belum selesai bicara. Hei, Landung."


Landung meninggalkan kakaknya. Dia berjalan lesu ke kamarnya.


"Lihat tuh, anak Ibu kelakuannya tidak sopan begitu."


"Sabarlah Ve, mungkin Landung sedang tidak enak badan. Kita biarkan saja dia dulu. Mungkin dia lelah setelah semua yang dia lakukan hari ini. Kau tahu kan, kalau anak SMA zaman sekarang punya banyak kegiatan."


"Ah, Ibu. Ibu terlalu memanjakannya. Kalau tahu begitu, harusnya aku tidak mengkhawatirkannya tadi. Uhhh."


Landung membuka pintu kamarnya dan meletakkan tasnya sembarangan di lantai. Lalu dia ambruk terlentang di atas kasur yang empuk. Mungkin dia sedang memikirkan hari ini, atau mungkin juga besok.


Bisa jadi juga dia tidak memikirkan apa pun untuk melepas rasa gundahnya. Entahlah. Dia melakukan hal itu cukup lama sampai kemudian dia melepas bajunya dan mandi. Barulah setelah itu dia makan sambil menonton acara televisi.


Selesai makan, dia ke dapur dan mencuci piring dan gelas. Dia lantas kembali ke kamarnya. Harusnya dia mengerjakan tugas dan PR sekolah. Tapi apalah itu, hati dan pikirannya sedang berawan. Dia melupakan semua itu dan terbenam di kasurnya. Memejamkan mata sejenak hingga akhirnya dia terlelap dalam dunia mimpi.

***

Sekolah berlangsung tak menyenangkan. Hangga sedang melamun. Ya, itu aneh. Karena dia jarang sekali melakukannya. Dia adalah anak yang begitu rajin sampai setiap kata yang diucapkan dari guru yang menerangkan pelajaran tak ada yang luput, meski janggalnya dia tidak menguasai materi yang disampaikan. Yang pasti, sesuatu tengah mengganggunya. Apakah itu? Sepertinya soal Landung.


Komet 11Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang