Tiga Puluh Delapan

1.3K 106 26
                                    

"Ify nggak dibangunin?"

"Nanti dia bangun sendiri kalau laper. Gue udah ninggalin makanan di mobil"

Gabriel dan Shilla kini tengah duduk di rerumputan di atas bukit kecil. Mobil Gabriel terparkir tak jauh dari sana.

"Lo udah nggak marah sama gue Yel?", tanya Shilla hati-hati.

"Gue nahan marah", jawab Gabriel tetap dengan datar.

"Kenapa?"

"Ify nggak suka gue marah"

"Gue juga", timpal Shilla pelan.

"Apa?"

"Hah? Apa?", Shilla mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Lanjutin ceritanya". Ucapan Gabriel tidak terdengar seperti sebuah permintaan, melainkan sebuah perintah.

"Janji lo nggak akan motong sebelum gue selesai cerita"

"Hmm", jawab Gabriel seadanya.

.
.
.

Seorang gadis kecil tengah duduk di kursi tunggu rumah sakit ditemani seorang laki-laki dewasa. Gadis kecil itu baru saja mendapat penanganan atas lukanya. Tidak parah, hanya beberapa lecet di bagian kaki dan sikunya.

"Shilla!". Sebuah seruan dari seorang wanita diiringi langkah sedikit berlari datang menghampirinya. Di sebelahnya ada seorang laki-laki berkaca mata yang juga kelihatan panik.

"Kamu kok bisa di sini sayang?"

Shilla yang masih shock hanya bisa menangis.

"Maaf, ibu orang tua anak ini?", tanya seorang laki-laki yang tadi menemani Shilla.

"Iya pak. Saya ibunya. Vina", jawab wanita itu sekaligus memperkenalkan diri.

"Begini bu Vina, tadi anak ibu hampir tertabrak mobil. Tapi untung saja anak ibu selamat, hanya ada luka kecil karena jatuh dari sepeda. Baru saja saya ingin menghubungi orang tuanya. Kebetulan sekali ibu sudah di sini", jelas lelaki penolong itu.

"Terima kasih banyak pak", ucap Vina.

Sementara itu, lelaki yang datang bersama Vina kini tengah panik mencari sebuah ruangan. Vina hampir saja melupakan tujuan awalnya datang ke rumah sakit, yakni menemani Rama untuk menemui istri dan anaknya yang dikabarkan mengalami kecelakaan.

DEKAT (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang