Empat Puluh Tujuh

895 78 44
                                    

Rio mengedarkan pandangannya ke arah barisan kelas X. Sudah hampir jam tujuh pagi, tapi Ify belum terlihat bergabung dengan teman-temannya.

"Nyari Ify?". Suara Gabriel yang baru datang membuatnya menoleh.

"Kok lo tau Yel?"

"Ya lo ngeliatinnya ke sana mulu. Kalau nyari Shilla pasti lo ngeliatnya ke sebelah", ucap Gabriel sambil menunjuk dengan dagunya.

"Adek lo nggak masuk emang Yel? Upacara udah mau mulai kok dia belum keliatan juga?", tanya Rio penasaran.

"Dia di UKS", jawab Gabriel singkat.

Rio yang mendengar itu langsung berniat pergi ke UKS. Namun, baru satu langkah dia berbalik, bahunya ditahan oleh Gabriel.

"Mau ke mana lo?"

"Ke UKS lah Yel. Lo gimana sih. Adek lo sakit tapi lo anteng aja si sini"

Gabriel menggeleng. "Dia nggak kenapa-kenapa. Cuma katanya kakinya masih agak nyeri aja jadi nggak bisa berdiri lama-lama. Tadinya mau diem di kelas, tapi nanti kena tegur guru piket, jadi mending dia di UKS aja", jelas Gabriel.

"Yel, gue jadi salut sama Via", ucap Rio membuat Gabriel mengernyit heran karena jawaban Rio yang dirasa melenceng dari topik pembicaraan.

"Apa sih lo kok jadi bahas Via?"

"Ya sejak lo jadian sama dia, omongan lo jadi nggak irit lagi", jawab Rio membuat Gabriel melengos malas.

***

Sesaat setelah upacara selesai, Rio langsung melesat pergi dan mengabaikan Gabriel yang memanggilnya untuk segera ke kelas. Tak jauh beberapa langkah di depannya, ia melihat Cakka yang sepertinya akan menuju arah yang sama dengan tujuannya. Rio segera mempercepat langkahnya dan menahan bahu Cakka setelah sampai tepat di belakang pemuda itu.

Cakka membalikkan badannya. "Kenapa?"

"Lo mau ke mana?". Rio balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Cakka.

"Mau ke mana pun gue, itu bukan urusan lo". Cakka ingin kembali melanjutkan jalannya namun lagi-lagi Rio menahannya.

"Lo mau ke UKS ya?", tanya Rio lagi.

"Kalau iya kenapa emang? Ada masalah sama lo?". Cakka mulai kesal karena Rio terus menahannya.

"Gue tau. Lo pasti mau nemuin Ify kan? Kenapa sih Kka lo selalu jadi penghalang gue buat deketin dia?"

Cakka tertawa sumbang. "Heh? Nggak kebalik? Bukannya lo yang lagi ngehalangin gue sekarang?"

Tanpa mempedulikan Rio masih berusaha membalas ucapannya, Cakka kembali melangkah pergi. Rio yang tak ingin kembali tertinggal, langsung mengejar Cakka dan menyamakan langkah dengannya.

Begitu sampai di depan UKS, Rio langsung melangkah lebih dulu ke dalam.

"Loh, kok nggak ada?", tanyanya lebih pada diri sendiri.

Rio berbalik dan mendapati Cakka tengah bicara pada petugas UKS. Dilihatnya pemuda itu menerima dua tablet obat.

"Itu buat siapa?", tanya Rio.

"Alvin. Asam lambungnya naik", jawab Cakka.

"Lo ke sini cuma buat itu? Nggak ada yang lain?", tanya Rio sambil menunjuk obat di tangan Cakka.

"Lo pikir buat apa?". Cakka balik bertanya.

"Ya, gue kira lo mau nemuin Ify", jawab Rio.

"Anaknya udah ke kelas kali dari pas beres upacara. Dia ada ulangan di jam pertama", jelas Cakka.

DEKAT (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang