Tiga Puluh Lima

1.4K 108 14
                                    

Ify memasuki rumahnya yang tampak sepi. Shilla yang biasa masih menonton televisi sampai malam pun tak ada di ruang tengah.

'Kok sepi ya? Apa pada tidur?'

"Ya ampun non, dari mana aja?", Bi Ina berjalan tergopoh-gopoh menuju Ify.

"Cuma main bentar. Kok sepi? Pada ke mana Bi?", Ify celingukan melihat sekitar. Lebih tepatnya mencari Shilla.

"Non Shilla tadi keluar nyari non Ify. Pak Beni juga"

"Hmm..", Ify hanya berdeham pelan.

"Kalau mau pergi tuh bisa nggak sih ngasih kabar dulu?", ucap Shilla yang tiba-tiba sudah ada di belakang Ify.

Ify hanya diam, memperhatikan raut wajah Shilla yang menunjukkan kekesalan bercampur khawatir.

"Aku capek, mau ke kamar"

Ify sudah bersiap meninggalkan Shilla, namun Shilla menarik tangan Ify dan mengempaskannya duduk di sofa dengan sedikit kasar.

Shilla berdiri di hadapan Ify. Mata keduanya kini saling menatap tajam.

"Bisa nggak sih, jangan seenaknya sendiri?! Pergi nggak bilang, matiin hp, bikin orang khawatir!", suara Shilla sedikit meninggi.

Bi Ina hanya melongo melihat pertengkaran dua saudara yang selalu terlihat akur itu.

"Bi, kabarin pak Beni ya suruh pulang", Shilla menoleh sebentar ke Bi Ina sekaligus memberi isyarat agar bisa meninggalkan dirinya dan Ify berdua.

Baru beberapa saat Shilla ditinggal berdua dengan Ify, bi Ina kembali datang dengan raut wajah sedikit bingung.

"Kenapa bi?", Shilla langsung bertanya ketika bi Ina berjalan mendekat.

"I..itu non, ada tamu", jawab bi Ina gugup.

"Siapa? Alvin balik lagi?"

"Bu..bukan. Tapi..."

"Gue", sebuah suara terdengar bersamaan dengan munculnya seseorang dengan wajah dingin.

"Gab..", Shilla mendesis pelan.

Ify refleks menoleh, dan menjadi saksi atas aksi saling lempar tatapan tajam antara Shilla dan Gabriel.

Bi Ina memilih pergi saat menyadari suasana tak bersahabat menyelimuti ruangan.

"Lo nggak ada hak buat marahin adek gue!"

Shilla mengangkat sebelah alisnya. "Adek lo? Heh! Ke mana aja lo selama ini? Ngaca! Lo bahkan matiin telpon waktu gue ngabarin Ify nggak ada di rumah", Shilla berucap dengan menggebu-gebu.

Ify menghela napas pelan, kemudian membuang pandangannya ke arah lain. Ia sudah bersiap berdiri dan melangkah pergi, namun tatapan mengintimidasi dari Gabriel dan Shilla membuatnya terpaksa tetap tinggal.

"Mau lo apa sih Yel?!"

"Gue mau Ify ikut gue", Gabriel sudah siap menarik tangan Ify untuk ikut dengannya.

"Nggak! Ify kamu masuk ke kamar sekarang!", Shilla menahan Gabriel dan mengisyaratkan Ify pergi dengan gerakan matanya.

Dering telpon rumah menghentikan perdebatan mereka sejenak. Ify beranjak menuju meja telpon yang tak jauh dari tempatnya duduk.

"Hallo?"

Ify sedikit melirik ke arah Shilla dan Gabriel saat mendengar jawaban orang di seberang telpon.

"Iya Pa?"

Shilla dan Gabriel langsung menoleh ke arah Ify.

"Oh. Iya. Hati-hati ya Pa"

DEKAT (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang