Lima

2.2K 117 4
                                    

Ify kembali membuka kotak pemberian Gabriel di kamarnya. Ada banyak foto dirinya di sana. Foto Ify saat sedang memainkan paino di acara kelulusan Ify SMP, foto Ify sedang membaca di perpustakaan, foto Ify saat baru turun dari mobil, foto Ify saat sedang makan di kantin, dan masih banyak lagi. Ada ratusan foto dalam kotak itu.

"Gue bener-bener nggak nyangka, kak Gabriel merhatiin lo sampai segininya Fy", komentar Via saat melihat satu persatu foto itu. Ify tak membalas ucapan Via, dia hanya diam dan masih tak percaya Gabriel ternyata memperhatikan setiap detil kegiatannya selama ini.

"Jangan-jangan lo selama ini pacaran ya Fy sama kak Gabriel?!", seru Via spontan. Shilla yang hendak membuka pintu kamar Ify kaget mendengar ucapan Via. Shilla mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar Ify dan memilih diam di depan pintu kamar Ify.

"Nggak Via...", ucap Ify lirih, namun masih jelas terdengar.

"Lah,terus?"

"Nggak mungkin Via, soalnya...."

"Soalnya Ify kan sukanya sama Alvin", potong Shilla yang sudah masuk kamar Ify.

***

Alvin dan Cakka tengah asik bermain PS di kamar Alvin. Sudah berkali-kali main dan Alvin tetap saja kalah dari Cakka. Alvin mendengus kesal atas kekalahannya untuk kesekian kalinya. Cakka tertawa puas melihat tampang Alvin yang lusuh dengan rambut acak-acakan karena frustasi dengan permainannya. Akhirnya permainan disudahi secara sepihak oleh Alvin yang beralih fokus pada handphone-nya.

"Lo sms siapa sih Vin? Serius amat?"

"Ify", jawab Alvin singkat tanpa beralih dari layar ponselnya.

"Sebenernya lo tuh suka nggak sih sama Ify?", Alvin tidak langsung menjawab. Matanya menerawang ke atas kemudian menghela napas pelan.

"Gue juga bingung Kka, gue nyaman sama Ify, gue suka liat dia senyum, gue suka liat ketawa, tapi...", Alvin berhenti sejenak. Cakka hanya diam menunggu kelanjutan ucapan Alvin. "Tapi, ya hanya sebatas itu. Sampai saat ini gue masih nyimpen rasa buat Shilla"

"Gila lo Vin! Lo suka sama kakaknya, tapi lo deketin adeknya"

"Tapi gimana ya Kka, kadang gue juga ngerasa nggak rela kalau Ify deket sama cowok lain"

"Vin. Lo jadi cowok jangan egois dong. Kalau lo suka sama Shilla ya lo jujur sama Shilla. Dan kalau lo nggak suka sama Ify, jangan php-in dia. Biarin dia deket sama yang lain. Lo harus bisa tegas sama perasaan lo sendiri Vin", ucap Cakka panjang lebar. Alvin kembali menghela napas mendengar ucapan Cakka. Ia mengangguk-angguk mendengar ucapan Cakka.

"Tumben omongan lo bener Cak, haha"

"Sial lo Vin." Sahut Cakka sambil melempar guling ke arah Alvin.

***

Hari ini adalah pembagian rapor, setelah itu siswa-siswa SMA Cakrawala akan libur selama 2 minggu. Via berencana liburan ke tempat sepupunya di Jogja. Ify belum punya rencana akan kemana untuk liburan kali ini. Adapun Shilla sudah merencakanan liburan bersama Zevana dan Zahra ke villa Zahra di Bandung. Sepertinya Ify hanya akan diam di rumah, ia bahkan tidak tertarik dengan tawaran ayahnya yang memintanya pergi ke Jepang, tempat orang tuanya berada saat ini.

Ify menuju parkiran untuk segera pulang ke rumah. Tepat saat tangan Ify hendak menarik pintu mobilnya, tangannya ditahan oleh seseorang. Ify memutar badannya tepat menghadap orang tersebut. Seorang pemuda dengan mata teduh yang sangat ia rindukan. Ify tidak menolak perlakuan pemuda di depannya. Ia bahkan tidak berniat untuk melepaskan genggaman tangan pemuda itu yang kini menariknya menjauh dari tempat parkir.

Kini Ify dan pemuda itu telah berada di atas gedung sekolah. Pemuda tersebut masih belum juga melepas genggaman tangan Ify. Ia lantas menarik Ify dalam pelukannya. Erat dan semakin erat. Seakan tak membiarkan gadis itu lepas dan pergi. Ify hanya diam, tak membalas pelukan pemuda di depannya namun tak juga berusaha melepaskannya.

"Maaf...", pemuda itu membuka suara. Masih memeluk Ify erat.

"Maaf karena udah ninggalin kamu sendiri", lanjut pemuda itu. Ify melepaskan diri dari pelukan pemuda di depannya. Menatap dalam mata sosok di depannya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kak Gabriel...", Ify akhirnya membuka suara. Pemuda di depannya mengunci matanya. Menatap mata bening Ify begitu dalam, menanti gadis di depannya ini melanjutkan kalimatnya. Ify menghela napas sebentar. "jangan pergi lagi".


***

DEKAT (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang