Empat

2.3K 124 4
                                    

Lapangan basket indor telah dipenuhi oleh siswa-siswa SMA Cakrawala. Hari ini merupakan pertandingan final basket antara kelas XI IPA 1 melawan XI IPA 2. Ini bukan pertandingan biasa karena sulit untuk memprediksi tim mana yang akan menang. Kedua tim sama-sama kuat dengan adanya jagoan basket masing-masing. Di ujung sebelah kanan, terlihat tim XI IPA 2 yang terdiri dari Alvin, Cakka, Riko, Sion, dan dan Dayat tengah bersiap-siap sambil melakukan pemanasan ringan. Adapun di ujung sebelah kiri Rio, Gabriel, Irsyad, Obiet, dan Debo sedang diskusi terkait strategi untuk dimainkan di babak pertama.

Dua orang gadis terlihat memasuki lapangan basket indor. Mereka mengedarkan pandangannya mencari kursi kosong. Tak lama mereka menemukan dua buah kursi kosong di tribun nomor dua sebelah kiri di baris ketiga dari bawah. Dengan segera, Via menarik Ify untuk menuju kursi tersebut sebelum ada siswa lain yang menempati mengingat banyaknya antusiasme penonton pada pertandingan ini.

Tak lama setelah Ify dan Via duduk, pertandingan babak pertama dimulai. Pertandingan yang cukup sengit mengingat kedua tim yang sangat kuat.

Tim XI IPA 1 masih menguasai bola yang seperti menempel di tangan Rio. Gabriel memberi isyarat kepada Rio untuk mengoper bola kepadanya yang berada pada posisi kosong. Rio yang menangkap kode Gabriel segera beralih mengelabui Riko dan Sion yang menjaga geraknya dengan berpura-pura akan melempar ke arah ring namun dengan segera berbalik dan memberikan bola kepada Gabriel.
Gabriel yang telah siap di posisinya dengan sigap menerima lemparan dari Rio dan denag segera men-dribble si kulit orange menuju tim lawan. Alvin yang melihat hal itu telah siap siaga di depan ring untuk menghadang Gabriel yang begitu gesit melewati penjagaan dari Cakka dan Dayat.

Alvin bersiap untuk merebut bola dari tangan Gabriel, namun Gabriel dengan sigap langsung mengoper bola ke arah Rio dan langsung di shoot oleh Rio ke ring lawan. Skor sementara 16-15. Pertandingan babak pertama tim Rio memimpin 1 angka di atas tim Alvin.

Isrirahat babak pertama usai. Pertandingan babak kedua segera dilanjutkan. Di tribun penonton begitu ramai sporter masing-masing tim menyemangati tim jagoannya.

Bola kembali dikuasai tim XI IPA 1. Debo men-dribble bola berniat mengopernya ke Obiet, sayang sebelum bola sampai ke Obiet, Cakka lebih dulu bergerak ke depan Obiet dan mengambil alih bola tersebut.

Dengan cekatan, Cakka melewati kembali men-dribble bola dan mengopernya ke Riko. Kini Riko membawa bola tersebut menuju ring lawan. Di depan sana sudah bersiap Irsyad dan Rio yang akan merebut bola dari tangan Riko.

Posisi Riko cukup sulit karena geraknya dijaga ketat oleh dua orang. Tak lama bola berhasil di rebut oleh Rio. Rio refleks melakukan three point, namun tembakannya meleset karena kurang perisapan.

Kini bola berada di tangan Alvin yang berhadapan langsung satu lawan satu dengan Gabriel. Alvin berusaha keras melewati Gabriel, namun pertahanan Gabriel cukup sulit ditembus. Cakka yang melihat situasi tersebut segera memberi kode kepada Sion dan Dayat untuk menjaga gerak Gabriel.

Upaya Cakka berhasil dan Alvin bisa bebas mengoper bola kepada Cakka. Cakka tidak menyia-nyiakan kesempatan. Cakka bersiap men-shoot bola, Rio sudah siap untuk menghalau lemparan Cakka. Tapi ternyata, gerak Cakka hanya tipuan, Cakka malah kembali mengoper bola ke Alvin. Rio yang lengah tak sempat mencegah Alvin yang telah bergerak cepat dan berhasil memasukkan bola ke ring.

Pertandingan kian sengit. Kini skor berbalik 25-24, tim Alvin memimpin. Alvin memberi kode kepada teman-temannya untuk mempertahankan permainan yang tinggal 5 menit lagi berakhir. Beberapa menit terkahir pertandingan, belum ada lagi yang berhasil memasukkan si bundar orange ke ring.

Alvin sengaja membuat pola bermain bertahan agar tim lawan tidak dapat mencetak skor. Rio dan timnya masih berusaha merebut bola dari tim lawan. Waktu kurang dari 2 menit lagi.

Cakka kembali mengoper bola ke Sion. Namun, Sion yang saat itu kurang siap membuat bola jatuh ke tangan Irsyad. Irsyad sadar bahwa waktu tinggal 1 menit lagi dan tak mungkin men-dribble-nya ke ring. Dengan segera dia mengoper bola ke Gabriel.

Gabriel ragu untuk men-shoot bola dari jarak jauh. Namun waktu kurang dari 1 menit lagi. Dengan segera ia melakukan tembakan ke arah ring dari posisi three point, semua mata sontak mengarah ke bola yang saat ini meluncur ke arah ring.

Rio dan Gabriel menahan napas, begitu juga dengan Cakka dan Alvin. Kedua tim harap-harap cemas. Tak lama terdengar peluit panjang dibunyikan. Tim Rio menang dengan skor 27-25. Kemenangan tipis.

***

Via meninggalkan Ify karena buru-buru ingin ke toilet. Ify langsung beranjak hendak menuju kembali ke kelasnya. Namun, baru beberapa langkah, ia berhenti karena mendengar suara yang sangat dikenalnya tengah memanggilnya dari sudut lapangan. Dengan segera Ify menghampiri orang tersebut.

"Kenapa kak Shil?"

"Eh, ada adek Ify", belum sempat Shilla menjawab pertanyaan Ify, Cakka tiba-tiba muncul bersama Alvin yang kini tengah mengelap keringatnya yang bercurunan.

"Kamu nggak mau ngasih selamet ke Alvin sama Cakka?", Shilla melanjutkan kalimatnya. Cakka dan Alvin saling berpandangan. 'Orang kalah kok diselametin' pikir mereka.

"Yang menang kan XI IPA 1 kak, eh tapi kak Alvin sama kak Cakka tadi mainnya keren lho. Bener deh Ify nggak bohong"

"Makasih cantik, gue emang udah keren dari dulu", ucap Cakka narsis. Alvin dan Shilla hanya memandang malas ke arah Cakka, sedangkan Ify malah tertawa melihat tingkah Cakka.

"Eh, kita ke sana yuk, kasih selamat ke mereka", ucap Alvin sambil menunjuk Rio dan Gabriel yang sudut lain bersam timnya. Ify dan Shilla saling pandang. Namun, Alvin segera menarik tangan Ify menuju ke tempat Gabriel dan Rio berada. Mau tak mau Shilla segera menyusul diikuti Cakka di belakangnya.

"Eh, bro selamet ya", Alvin mengulurkan tangannya ke Gabriel. Gabriel menjabat tangan Alvin. Matanya melirik sekilas ke arah tangan kiri Alvin yang menggenggam erat tangan mungil Ify.

"Selamat bro", kini Alvin berjabat tangan dengan Rio.

"Rio, Iyel, selamat ya. Kalian keren banget", ucap Cakka yang kini datang bersama Shilla.

"Thanks, kalian tadi juga keren banget", balas Rio.

Ify dan Shilla dari tadi hanya diam. Gabriel melihat Ify dengan tatapan yang sulit diartikan. Ify segera melepas genggaman tangan Alvin dan menarik Shilla ke luar dari lapangan basket indor. Gabriel hanya menghela napas pelan melihat punggung Ify yang semakin menjauh.

"Mereka kenapa?" tanya Cakka entah pada siapa. Alvin hanya mengangkat bahu. Gabriel diam, sedangkan Rio menunjukkan ekspresi bingung.

"Shilla sama Ify...", ucap Rio menggantung.

"Lo kenal Ify Yo?" tanya Cakka.

"Iya, gue duduk bareng sama dia pas ujian lalu"

"Shilla kenal Ify?"

"Shilla itu kakaknya Ify Yo. Ah, nggak gaul lo", canda Cakka. Rio tersenyum mendengar ucapan Cakka. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.

"Eh, lo tapi jangan macem-macem sama Ify, nanti ada yang ngamuk", ucap Cakka sambil melirik Alvin.

"Ify... pacar lo Vin?", tanya Rio polos. Gabriel yang tadinya hanya diam ikut menoleh ke arah Alvin mencari jawaban.

"Gue sama Ify itu..."

"Kakak-adek zone, hahaha", Cakka memotong ucapan Alvin. Alvin melotot ke arah Cakka. Ada napas lega seseorang di antara keempat pemuda itu. Entah milik siapa.


***

DEKAT (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang