Bahagia

12.6K 749 17
                                    

Aku ingin kamu, separuh nafasku, belahan jiwaku. Kamu masa depanku
Teman bahagia-Jaz


Author pov


Dua orang yang telah lama  memendam rindu kini sedang duduk berhadapan di cafetaria donat salah satu mall besar di daerah jakarta, bagaslah yang memang mengadakan acara temu kangen ini sebenarnya.

Tak bisa ditutup tutupi bahwa sekarang bagas cukup takut dengan diamnya lula sedari berangkat tadi, bukannya bagas bodoh untuk tidak memahami bahwa tunangannya ini marah padanya

Jelas saja ditinggalkan adalah kejadian terpahit untuk lula, apalagi di tinggal orang yang memiliki tempat tersendiri di hatinya.

"maaf"  satu kata yang pertama kali bagas ucapkan setelah pertemuan pertama mereka.

"aku kangen"

Meleleh sudah hati lula, rencananya lula tidak akan memaafkan bagas, lula bersiteguh dengan sikap dinginnya untuk memberi tunangannya itu pelajaran. Tapi apa, dua kata yang baru saja bagas ucapkan tadi benar benar membuat hati lula menghangat

Tanpa babibu lagi, tiba tiba lula menghambur ke dekapan bagas dengan erat, hampir saja bagas terjungkal kebelakang karena pelukan lula yang sangat kuat.namun bagas segera mengimbanginya dengan tersenyum dan mengelus kepala lula yang ada di bawah dagunya dengan satu tangannya lagi yang juga mendekap lula

"hiks,,,, kamu kan tau aku gak bisa sok jual mahal gitu kalau sama orang, apalagi kamu"  gerutu lula disertai dengan air mata yang terus membasahi mata dan pipinya

bagas yang mendengarnya hanya terus bisa memberikan senyum gemasnya ke tunanngannya ini. Sudah hampir dewasa tapi tingkahnya sama saja selalu manja dan merengek ke bagas.di kecupnya terus dan lembut kepala lula, tidak memperdulikan tatapan para pengunjung cafe yang terlihat iri akan keromantisan bagas dan lula

bagas masih menikmati suasana ini, mendekap lula seakan takut untuk kehilangannya.detak jantung ini masih sama milik lucyana lavasha.

saat bersama lula setia detaknya terasa berbeda. Sangat menyenangkan mendekap pemilik hatinya

Lula mendongak,menatap bagas yang kini juga menatapnya, tatapan yang begitu lembut dari bagas.di saat yang bersamaan rasa kesal dan rindu menyelimuti lula. Ingin rasanya memukul laki laki dihadapannya kini karena dengan lancangnya mencuri hatinya lalu pergi tanpa kabar, namun bahagia sebab rindunya terbalaskan

"aku benci sama kamu, pokoknya aku marah TITIK"  gertak lula dengan memanyunkan bibir mungilnya itu, bukannya takut bagas justru gemas sendiri dengan tunangannya ini

"ada ya marah bilang-bilang?? " ledek bagas, namun jempolnya masih mengusap lembut kedua pipi lula yang basah karena air mata itu

"ya ada lah, ini aku bilang"

"padahal aku mau ajak kamu ke DIOR gallery" ucap bagas

"ke sana ngapain, kamu mau beli baju?"

"mau fitting baju pertunangan kita" jawab bagas santai, lula yang mendengar itu baru ingat kalau mereka sebenarnya sudah bertunangan hanya saja belum di resmikan

"kamu lupa kalau aku tunangan kamu?? " tanya bagas dengan nada sedikit kesal

"gimana gak lupa, kalau tunangannya aja pergi bertahun tahun gitu." ucap lula tak kalah kesalnya

lagi lagi rasa bersalah muncul untuk bagas, ia sebenarnya juga sama tersiksanya dengan lula. Dipisahkan oleh jarak dan waktu kala itu memang pilihan terpahit untuk mereka berdua,namun mau bagaimana lagi,ini semua memang sudah direncanakan Kedua orang tuanya

"maafin aku" bagas menunduk lesu di hadapan lula, rambutnya yang lebat hampir mengenai hidung lula.lula tidak ingin terus menerus menyalahkan bagas, lula tau bagas pasti juga sama menderitanya dengan dirinya,lula tau itu karena lula yakin bahwa sekarang dirinya mendapatkan tempat khusus di hati bagas

lula masih bisa melihat bulu mata lentik milik bagas masih bisa terlihat di balik rambutnya, masih sama tampan kekasihnya itu

"yang penting sekarang kamu disini" ucap lula dengan mengelus rambut bagas

...........

"kamu gak kangen sama aku"

"kamu gak di godain sama cowok lain kan"

"aku tetep ganteng kan? "

Sepanjang perjalanan pulang, di mobil bagas terus saja mengoceh. menanyakan inilah itulah, inilah salah satu hal yang lula kangeni, bagas yang terkenal cuek serta dingin oleh banyak orang. Tapi akan berubah protektif dan cerewet ke lula

Tak sampai setengah jam,bagas dan lula telah tiba di depan rumah lula. Bagas jadi mengingat dulu juga ia sering mengantarkan lula, semoga saja sampai saat ini tidak akan ada yang berubah, antara dirinya dan lula

"makasih ya udah di anterin sampai rumah" ucap lula dengan senyum yaang menghiasi wajah cantiknya

"makasih di sini dong" ucap bagas sambil menunjuk pipinya, betulkan sifat ini juga yang hanya muncul ketika bagas bersama dengan lula

"ih ogah"

"yaudah aku duluin"

CUP

CUP

CUP

bagas memegang kedua pipi lula dan terus mngecupnya,lula ingin berontak namun apa daya tenaganya tak sekuat bagas. Bagas baru berhenti setelah lula mencubit perutnya

"aduh sakit tau" ringis bagas

"makanya jangan cium anak orang sembarangan"



"kamu cantik" ucap bagas tidak mempedulikan perlawanan lula, bagas kembali menciumi kedua pipi lula.



















Satu bulan deh kayaknya udah gak update, hehehehehe

Sorry author buntu inspirasi, tapi gimana???  Chapter ini bagus gak

Next chapter secepat nya kalau votenya banyak...............

So Give me a star ✨


















Loveliest (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang