Ingatlah Hari Ini

42 10 0
                                    

"Bukan cinta namanya kalau hanya berdiam diri saja seperti padang pasir, atau menjelajahi dunia seperti angin. Bukan pula cinta namanya kalau hanya memandang sesuatu dari kejauhan."

-Paulo Caelho

Setelah aku hampir dijambak dan dicekik Laura aku berakhir di perpustakaan. Karena telat masuk ketika jam pelajaran telah dimulai, dan Allan lagi-lagi bersamaku karena terlalu lama di toilet disangka membolos. Dari tadi kami hanya diam sibuk pada pikiran masing-masing. Allan menyusun yang baru saja datang dan aku merapikan buku yang tidak terletak padar tempatnya.

"Lan?" panggilku pelan.

"Apa?" jawabnya tak kalah pelan.

"Lo homo ya?" tanyaku hati-hati, dia langsung menatapku. "Atas dasar apa lo ngomong gitu?" tanyanya serius.

"Ya... setelah gue pikir-pikir, selama ini gue gak pernah liat lo jalan sama cewek ataupun berduaan sama cewek, gosip-gosip lo pacaran sama siapa atau lo naksir siapa juga gak ada." Jelasku panjang lebar. "Jadi gue pikir lo homo." Tambahku.

Allan hanya tertawa menampilkan gigi gingsulnya.

"Bukannya ada yang pura-pura punya pacar untuk menutupi fakta bahwa dia homo." Tanyanya balik, iya juga sih.

"Jadi intinya lo homo apa gak?" tanyaku penasaran.

"Ya, enggalah. Ogeb." Jawabnya kemudian mengambil buku dikerdus dan menyusun ke rak.

"Tapi kenapa?"

"Karena gue hanya menghabiskan masa remaja gue sama temen-temen gue, dan pacaran itu gak masuk dalam list gue." Jelasnya.

"Lo pengen melajang?"

"Untuk sekaramg, gak tau kedepanya."

"Lo gak niat nyari pacar?" aku sadar aku terlalu banyak tanya, karena sejujurnya aku sangat-sangat penasaran ini kasus langka terutama dengan alasan begitu.

"Gue pikir true love akan datang dengan sendirinya." Lanjutnya.

"Menurut gue gak gitu." Tolakku pada pendapatnya, dia menatapku bingung.

"Seperti mencari jati diri, kita perlu tau siapa diri kita sebenarnya, berkelana mencoba hal-hal baru agar tau apa yang kita suka dan tidak kita sukai, begitu juga true love. Kita perlu usaha untuk mengetahui pasangan kita yang sebenarnya."

"Gue gak ngerti." Allan mengerutkan keningnya, ingin saja ku benturkan kepalanya ketembok.

"Lo perlu banyak belajar kayanya." Aku menyenderkan punggungku ke rak buku, sebenarnya aku ingin menjelaskan panjang lebar hanya saja aku sedang malas sekarang.

"Begini." Aku menarik nafas pelan menatap wajah Allan.

"Jadiin gue pacar lo." Allan menatapku dengan menyatukan kedua alisnya.

"Seriously, lo nembak gue?" tanyanya tak percaya.

"Menurut lo?"

"Sekarang? Di tempat ini?" tanyanya masih tak percaya, aku mengangguk mengiyakan.

"Kenapa ? bukan karena lo kasian sama gue kan?" tanyanya lagi.

"Gak lah." Jawabku cepat. "Gue nembak lo karena dua hal."

"Apa?"

"Gue bertanggung jawab atas ciuman pertama lo, dan..." aku menggantungkan kalimatku.

"Dan?" tanyanya penasaran wajahn ya tampak serius.

"Dan, akan gue pikirkan nanti hal keduanya," jawabku.

"Tsk!" dia menarik sudut bibir kirinya keatas. "Jangan nyesal pacaran sama gue." Bisiknya ditelingaku.

Karena dia lebih tinggi dariku, aku berjinjit untuk membalas bisikannya. "Hati-hati jatuh cinta sama gue, susah bangunnya."

Dia terkekeh pelan.

"Kita pacaran tanpa dasar cinta atau suka-saling suka."

"No probelm,bukan pertama kalinya buat gue." Balasku acuh.

***

Murid-murid sudah mulai keluar dari gerbang sekolah, sedangkan aku berdiri didekat pos satpam menunggu jemputan. Sebenarnya tadi aku ingin naik bus, karena melihat cuaca begitu panas dan aku sudah tidak dapat tempat duduk jadi aku malas untuk berdesak-desakan.

"Mau pulang bareng?" motor Allan berhenti didepanku. "Pacar?" dia membuka helmnya dan menyeringai, aku melihat kearah motornya.

"Gue tarik ucapan gue barusan." Ucapnya cepat.

"Hah?"

"Kalau pulang bareng lo bakal ada kecelakaan beruntun." Ucapnya membuatku tak mengerti.

"Rok lo pendek." Tunjuknya pada rokku.

Wah, aku bahkan belum menjawab ajakannya, tapi dia sudah membatalkannya. Betapa sangat kurang ajarnya Allan. Padahal aku memang ingin menolak ajakannya.

"Brengsek!" aku memukul kepalanya, lebih tepat helmnya. Dia hanya menepuk pundakku.

"Lain kali ya, hati-hati dan sorry." Ucapnya kemudian pergi mehilang dari pandanganku.

Karena papa masih belum menjemputku, aku memutuskan berjalan menuju Kafe dekat sekolah. Dan sialnya, mobil bewarna putih lewat disampingku dengan cepat sehingga genangan ditanah mengenai rok dan sepatuku.

"Anjirr!" umpatku kesal, aku memperhatikan mobil itu hingga dia berhenti didepan Kafe, aku berjalan cepat menuju Kafe dengan kesal kemudian laki-laki dengan jas formal masuk kedalam kafe. Aku tertawa sinis tidak memperdulikan penampilanku dan orang menatapku. Ketika sudah masuk kedalam Kafe aku langsung memesan.

"Americano dua, cepetan." Ucapku tak sabaran, tak berapa lama pesananku datang setelah membayar aku bergegas keluar dan menumpahkan kopi yang kupesan kemobil yang melewatiku tadi. Namun ketika aku ingin menumpahkan gelasku yang satunya lagi tanganku ditahan seseorang, yang kemungkinan pemilik mobil.

"Ngapain lo!" bentaknya padaku dengan wajah merah.

"Mata lo buta?" balasku kesal. "Mata dibalas mata, gigi dibalas gigi." Ucapku padanya.

"Cepet bersihin!" perintahnya.

"Bersihin juga sepatu dan rok gue dulu, baru gue bersihin mobil lo." Ucapku tak takut dengan wajahnya yang begitu mengintimidasi, dia melihat kearah rok dan sepatuku yang kotor akibat ulahnya.

"Lo gak bisa apa ngomong aja dulu, tanpa melakukan ini. Itu mulut gunanya apa?" mendengar ucapannya membuatku semakin kesal, aku memutar tanganku yang berada digengamannya dengan kuat sehingga kopi yang kupegang tumpah mengenai tangannya dan sepatuku.

"Shit!" umpatnya, aku yakin sekarang dia sudah sangat marah padaku. Dan untungnya mobil papa lewat didepanku.

"Papa!!" teriakku, dan dia ikut menatap kearah mobil yang baru saja lewat. Ketika dia lengah aku langsung saja menendang selakangannyadan langsung berlari kencang menuju mobil papa. Aku mendengar dia berteriak kesal dan kesakitan, tapi aku tidak peduli aku hanya mempersiapkan pertanyaan dari papa setelah melihat keadaanku begini.

***

Selamat malam minggu😊

Ceritanya itu rok yang dipake Aline☝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceritanya itu rok yang dipake Aline☝

Wanna Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang