Bertengkar

31 7 0
                                    

"Tidak semuanya harus diucapkan dengan kata-kata, 

tapi bukan berarti melakukan dengan perbuat lebih banyak juga baik. Setidaknya harus seimbang."

-Allanzo




Menyetir sendiri memang membosankan dan membuat rasa lelah begitu terasa, ditengah macetnya kota jakarta dan ditambah perut yang sedari tadi berdemo minta makan. Sesampai di rumah aku langsung naik kelantai atas menuju kamar, setelah mengganti pakaian dengan pakaian santai aku mengangkat videocall dari Nola yang sedari tadi kudiamkan. Setelah videocall wajah Nola, Sabrina dan James terlihat dilayar.

"Alinee!" teriak Sabrina lebih dulu.

"Lin, buruan kesini." Tambah James

"Lama banget angkatnya neng." Protes Nola padaku.

"Baru nyampe gue." Jawabku.

"Kita ditraktir makan sama pacar lo, loh." Ucap Nola kemudian mengubah layar kameranya menjadi kamera belakang yang sedang menyorot wajah Allan sedang berbicara dengan Aldo.

"Dimana?" tanyaku

"Buruan kesini, gue shareloc." Ucap Nola langsung mematikan videocall, setelah mendapat chat dari Nola aku langsung memesan go-jek karena untuk menghindari macet dan aku masih lelah untuk menyetir sendiri. Aku tidak berganti pakaian hanya memoleskan liptint dibibirku kemudian mengambil slingbag dan langsung pergi menuju restoran dimana mereka berada, aku pernah sekali ke sana. Ketika sedang dijalan, handphoneku bergetar satu pesan dari Allan masuk.

Allan : Katanya lo mau kesini, gue jemput?

Aline : Udah dijalan

Allan : Yaudah, ati-ati


***


"Acara apaan?" tanyaku langsung ketika sudah berada didepan meja tempat mereka duduk.

"Pajak jadian." Jawab Resa

"Pajak jadian apaan, ini malak namanya." Ucapku sebal, mereka hanya tertawa.

Allan langsung menarikku untuk duduk di kursi sampingnya. "Sekalian aja traktir mereka pas gue ulang tahun." Ucapnya tersenyum manis padaku.

"Lo ulang tahun hari ini?" tanyaku kaget.

"Ulang tahun apaan ini masih Agustus, orang dia lahir akhir Januari gitu." Jawab Aldo, dan Allan lagi-lagi tersenyum lebar padaku namun aku langsung memukul keras belakang kepalanya.

"Kekerasan dalam pacaran." Ucap Robby sambil merekam kelakuanku, sebenarnya mereka memang sedang asik menggenggam ponsel masing-masing yang ku yakin sedang membuat snapgram, mereka memang suka panjat sosial.

"Item, diem." Peringatku pada Robby, yang lain langsung tertawa.

"Kalau gue jadi elu Rob, gue udah loncat dari gedung sekolah." Ucap Baim sambil tertawa.

"Gak apa-apa, gue kan orang yang paling tabah menghadapi kekejaman neng Aline." Jawab Robby santai.

"Sudah item, bego, hidup lagi." Ucap Andika yang langsung dibalas Robby dengan memukul kepala Andika, aku langsung tertawa melihat kelakuan mereka.

"Do, jangan tersinggung. Pulang ini lo harus suntik putih biar gak dibully karena item." Ucap Kevin sambil tertawa, memang sih diantara mereka Aldo dan Robby berkulit gelap.

Wanna Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang