Allanzo [2]

16 2 0
                                    

"Bagi seseorang, mungkin kamu menjadi kafein yang membuat orang lain susah tidur. Namun bagiku, kamu adalah sebuah cerita dongeng yang selalu membuatku berimajinasi dan tidur cepat dengan mimpi indah"
-Allanzo

Ketika aku terlalu asik dengan menstalking idola-idolaku, ponsel Allan bergetar dengan tulisan 'Ayah' tertera dilayar. Aku menimang-nimang dengan dua pilihan, mengangkat telepon dari ayah Allan atau membangunkan Allan  yang tertidur pulas. Namun tampaknya opsi kedua tidak tega kulakukan karena melihat wajahnya yang seperti bayi.

"Kamu di mana?" Tanya ayahnya langsung ketika panggilan terhubung. Aku menggigit bibirku takut.

"Err... maaf om, ini temannya Allan. Allannya ketiduran. " Jawabku malah terkesan ambigu, "Eh, maksudnya Allan ketiduran disekolah om. Saya gak tega bangunin dia." Ucapku menambahkan ketika ayah Allan tidak berbicara lagi. Namun setelah 3 detik ayah Allan langsung tertawa, walau sebenarnya aku tidak tau dimana letak lucunya ucapanku tadi.

"Yasudah, nanti beritau Allan kalau om nelpon ya." Pinta ayahnya yang langsung aku iyakan. "Dan tolong, jangan dibangunin dulu Allannya kayanya dia kurang tidur." Mendengar perkataan ayah Allan membuat aku bertanya-tanya lagi. Ada apasih dengan Allan dan tidurnya?

"Baik om." Setelah mengucapkan kata tersebut ayah Allan pamit dan mengucapkan terimakasih padaku. Aku bernapas lega dan meletakkan kembali ponsel Allan dekat kepalanya.

Aku ikut merebahkan kepala disela kedua tanganku dan menatap wajah Allan yang tidurnya tampak tidak nyenyak. Tanpa ku sadari mataku juga ikut mengantuk dan akhirnya ikut tertidur.

***

Tepat pukul 3 pagi aku terbangun, sepertinya tadi sore setelah selesai bersih-bersih kamar dan mencuci baju aku tertidur. Aku mengambil hp yang terletak didekatku dan melihat apakah ada yang penting, namun hanya teman-teman yang menanyakan tugas, mengajakku hang out.

Chat terakhir yang ku baca dari Allan yang menanyakan ayahnya berbicara apa saja tadi ditelpon, dan 5 panggilan tak terjawab darinya yang mengajakku makan. Ketika disekolah aku lupa memberi tau ayahnya menelpon karena ketiduran, aku malah ingat setelah selesai bersih-bersih.

Allanzo Orland
Lin, tadi papa gue ngomong apa aja.

P

Lin gue makan nih sama anak" ikut gak

Aline

Lin

Woy

Aline Alkamora
Gue ketiduran, papa lo cuman bilang itu aja.

Setelah membalas chat Allan, aku pergi ke toilet sebentar. Setelah kembali aku mengecek ponselku lagi.

Allanzo Orland
Tidur aja lagi

Aline Alkamora
Gue udah tidur lama tau.

Emang ngapain lo jm segini

Gak ngapa"in. Lo ngapain masih melek jm segini, pasti main game ya kan?

Tebakku, mengingat anak-anak kelas banyak begadang karena mabar. Sehingga dikelas mereka malah tidur.

Allanzo Orland
Gak bisa tidur,
Gak berani nutup mata.

Aline Alkamora
Takut hantu ya, lo😅

Kaga lah, lo kira gue apaan.
Pas gue nutup mata ada hal-hal yang muncul.

Aku mengerutkan keningku, ingin bertanya lagi hal seperti apa yang dia lihat? Apa hal yang begitu mengerikan sehingga sering membuatnya tidur hanya sebentar, mengingat ucapan Aldo dan ayahnya bahwa dia jarang sekali bisa tertidur dengan pulas.

Aline Alkamora
Mau gue nyanyikan lagu nina bobo, atau bacakan sebuah dongeng.

A

llanzo orland
Ngaco lo.

Namun setelah itu dia langsung menelponku. Alih-alih mengucapkan 'halo' ketika mengangkat teleponnya. Aku malah langsung berkata "pada jaman dahulu hiduplah seorang putri bernama Aline, dan seorang pembantu bernama Allanzo." Dia langsung tertawa mendengar ucapakanku tersebut, tertawa lepas namun terdengar lelah.

"Muka gue gak pantes jadi pembantu tau"

"Terus jadi apa? Pangeran? Jangan ngarep."  Tanyaku.

"Raja dong, muka gue kan cakep."

"Maap masnya, saya mau muntah dulu. Gak kuat sama kepedean anda." Dia tertawa kecil.

Sempat hening sebentar diantara kami berdua, karena tiba-tiba perutku lapar aku mencoba bertanya padanya. "Menurut lo mending gue makan sekarang, atau nanti aja habis joging?"

"Lapar banget gak?"

"Banget"

"Makan aja dulu baru joging, tapi harus 1 jam setelah makan."

"Okay."

"Mau joging kemana sih?"

"Keliling komplek aja."

"Ikut dong."

"Gak, mending lo tidur. Udah setengah empat, lo gak sekolah apa?"

"Sekolah kok."

"Terus?"

"Nyanyi dong, mungkin aja gue bisa tidur."

Aku mengangkat alis, mengdengar ucapannya. Menimang-nimang apa aku akan mengiyakan permintaannya.

"Lagu terserah gue." Ucapku pada akhirnya

"Yup." Jawabnya.

Aku mengambil ponselku yang satunya dan memutar musik karoke di youtube, karena aku lebih suka bernyanyi jika ada instrumennya. Aku menyayikan lagu Jessi J, Flashlight

"Suara lo bagus banget deh, apa sih yang gak lo bisa?" Aku terkejut mendengarnya masih bangun karena ketika aku bernyanyi dia hanya diam tidak ada suara.

"Kirain idur lo."

"Udah mulai ngantuk sih, satu lagu lagi dong." Aku mengabulkan permintaanya lagi dengan menyanyikan lagu if i James Dean, You're Audrey Hepburn -Sleeping With Sirens

stay for tonight.
if you want to,
i can show you
what my dreams are made of,
as i’m dreaming of your face.
i’ve been away for a long time,
such a long time,
and i miss you there.
i can’t imagine being anywhere else,
i can’t imagine being anywhere else but here.


how the h-ll did you ever pick me?
honestly, ’cause i could sing you a song,
but i don’t think words can express your beauty.
it’s singing to me,
how the h-ll did we end up like this?
you bring out the beast in me.
i fell in love from the moment we kissed,
since then we’ve been history.

they say that love is forever,
your forever is all that i need,
please stay as long as you need.
can’t promise that things won’t be broken,
but i swear that i will never leave,
please stay forever with me

Aku berhenti bernyanyi ketika mendengar dengkuran kecil dari seberang sana. Aku tersenyum dan mematikan telponku. Aku menatap keluar jendela melihat apa hari sudah mulai terang, keadaan sunyi begini membuatku bepikir apa saja yang telah Allan lalui hingga dia kesulitan untuk tidur.

Wanna Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang