Dark Inside

16 3 0
                                    

"Aku bukan pemberani, tidak juga penakut. Aku tidak berani memintamu bertahan disisiku, namun aku juga takut kehilanganmu"
-Aline

Kak Una : Novel terbaru udah datang nih

"Yash." ucapku tersenyum senang setelah membaca pesan dari pengurus perpustakan sekolah.

"Apaan?" tanyanya Resa heran melihatku.

"Dapet rezeki ya lo." Ujar Ratu

"Atau diajak jalan sama cogan, ngaku lo." Tuduh Key padaku.

"Cogan aja yang ada diotak lo." Ucapku pada Key, dia malah memelet padaku.

Aku meminum es jerukku dengan cepat, kemudian berdiri.

"Gue mau ke perpus, bayarin makanan gue ya. Bye." Ucapku pada mereka bertiga, kemudian berjalan meninggalkan kantin.

Istirahat sebentar lagi berakhir, dan sebentar lagi jam perpus akan tutup. Aku harus cepat-cepat mengambil buku novel yang sudah lama inginku baca. Kak Una memang sering mencarikan novel juga untuk diletakan diperpustakan agar siswa siswa tidak kebosanan hanya membaca buku pelajaran terus menerus.

"Ka Una, dimana novelnya?" Tanyaku langsung pada Kak Una saat sampai diperpusatakan. Kami semua memanggil kak Una karena permintaan kak Una sendiri dan dia memang masih 27 tahun.

"Antusias banget sih, di rak paling ujung tempat biasa." Jawab ka Una.

"Thank you"

"Bukannya belajar, kamu malah baca novel. Udah kelas 3 SMA loh." Peringat Ka Una padaku.

"Pas mau h-100 ujian aja aku belajar, hehe" Ucapku sambil berjalan menuju rak yang dimaksud ka Una.

"Tsk, dasar."

Ketika sudah mendapatkan novel yang ingin kubaca aku langsung kembali kekelas, namun ketika aku berbalik badan aku terkejut melihat Daren sudah berdiri didepanku.

"Aline." Panggilnya dengan wajah menahan amarah, aku tau ini bukan sesuatu yang baik.

"Minggir, gue mau balik kelas." Ucapku padanya, namun dia menahan tanganku.

"Lo bener-bener bikin kesabaran gue habis."

"Lo kenapa sih?" Tanyaku  heran, "Lepasan tangan gue." Perintahku namun bukannya melepaskan Daren semakin menggenggam pergelangan tanganku kuat, hingga aku merasakan kesakitan.

"Gue udah sabar nunggu lo, tapi apa sekarang? Pacaran sama Allan?" Dia menatapku sengit. Aku membalas tatapannya "Bukan urusan lo." Ucapku.

"Apa yang lo liat dari dia? Karena bokapnya pemilik rumah sakit?" Tanyanya padaku, aku hanya diam saja. Aku saja tidak tau ayah Allan memiliki rumah sakit.

"Apa yang membuat lo menolak gue berkali-kali. Lo ngeblokir nomor gue,  ngehindarin gue?"

"Gue emang gak suka aja sama lo."

"Kenapa?" Dia mendorong tubuhku hingga menyentuh dinding. Kedua tanganku digenggamnya dengan erat.

"Lepasin tangan gue, Ren. Sakit." Pintaku memelas.

Wanna Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang