Say I never let you go

5.1K 455 9
                                    

Nisa mengusap mata setelah berhasil mengumpulkan nyawa. Ia tertidur cukup lama. Gibran mengantar pulang pada pukul sepuluh malam setelah membawa Nisa ke klinik dekat rumah untuk mengobati luka di pipi Nisa. Laki-laki itu hampir naik pitam saat melihat luka yang dimiliki Nisa, itu adalah bekas cakaran kuku tajam dan terlihat menyakitkan. Gibran mengutuk dirinya yang tidak mengetahui soal ini lebih dulu, harusnya ia membawa Nisa ke rumah sakit supaya Gibran benar-benar bisa memastikan kalau kondisi gadis itu baik-baik saja.

Jika mengingat-ingat ekspresi wajah Gibran semalam, Nisa terkekeh geli. Ia tidak akan membayangkan Gibran akan menjadi se gelisah itu padahal yang sakit adalah dirinya tapi Gibran bersikap seolah-olah laki-laki itu sendiri yang mengalami. Walaupun jujur Nisa baru bisa mengistirahatkan diri setelah mengkonsumsi obat dan salep yang diresepkan oleh dokter untuk mengatasi rasa sakit. Jika saja Gibran tidak mengajak Nisa berobat semalam, mungkin ia tidak akan bisa istirahat.

Nisa memutuskan untuk tidak ambil pusing soal keadaan kafe. Perasannya lega ketika Gibran mengatakan kalau laki-laki itu sudah mengurus semuanya bersama Reihan dan Gilang, Nisa percaya kepada mereka. Alih-alih berkubang dengan rasa kecewa, Nisa mencoba menikmati dua hari kedepan sebagai hari libur. Beranjak dari tempat tidur, Nisa berjalan menuju kamar mandi dan memutuskan untuk membersihkan diri. Ia punya beberapa hal yang ingin dilakukan hari ini, Nisa berencana untuk mencoba memanggang beberapa jenis kue untuk resep baru kafe. Mungkin ia akan meminta Gibran datang dan mencicip!

Setelah membersihkan diri dan mengganti baju piyama rumah, Nisa berjalan mengambil ponsel dan keluar menuju dapur. Ia akan memasak sarapan yang sederhana karena sudah cukup lapar dan ingin segera mengunyah sesuatu secepatnya. Berdiri didepan lemari pendingin sebentar, Nisa mengeluarkan dua butir telur, satu karton susu dan dua lembar roti gandum. Setelah memecahkan dua telur dan mencampur dengan susu secukupnya, kocok telur selama beberapa saat. Nisa menghidupkan kompor untuk memanaskan teflon lalu melelehkan mentega supaya sedikit menciptakan rasa. Tuang telur diatas teflon yang telah dioles mentega selama beberapa saat lalu panggang dua lembar roti diatas telur yang belum dibalik. Tunggu selama beberapa saat dan letakkan dua slice keju dan tumpuk roti menjadi satu. Sandwich isi telur yang simpel siap dihidangkan.

Ini adalah salah satu menu sandwich andalan kafe, banyak anak muda yang menyukai olahan sandwich yang sederhana alih-alih makanan berat seperti olahan nasi. Saat jam-jam gantung datang (sekitar pukul empat hingga lima sore) kebanyakan pengunjung kafe akan memesan sandwich untuk mengganjal perut menjelang jam makan malam. Beberapa diantara pesanan itu kadang terselip permintaan tambahan untuk menambahkan potongan selada ataupun isian daging seperti burger pada umumnya.

"Nggak ada yang bisa ngalahin resep orang dapur." Nisa bergumam setelah berdecak puas dengan sarapannya yang lezat. Setelah mengisi perut, Nisa bergegas membereskan rumah lalu mencuci pakaian yang telah menumpuk lima hari belakangan. Entah kenapa Nisa tidak juga bisa menghilangkan kebiasaan jeleknya yang suka menumpuk pakaian dan mencucinya di akhir pekan.

"Teh Nisa!"

Pak Heri menyapa ketika Nisa sedang menjemur pakaian di halaman depan. Laki-laki paruh baya yang sedang sibuk menyiram tanaman dengan selang air itu tersenyum ramah "Tumben nggak buru-buru ke kafe, Teh?" Beliau ini asli keturunan Jawa Barat, orang-orang sekitar rumah mereka yang belum menikah pasti akan dipanggilnya dengan sebutan 'teteh' padahal Nisa sudah menjelaskan kalau dia adalah keturunan asli Jambi dimana panggilan Teteh tidak cocok untuknya "Pagi pak Heri, saya hari ini sedang libur jadi rencananya akan di rumah saja pak." Balas Nisa ramah, ia membentang handuk cuciannya pada jemuran. Pak Heri ini suka sekali berbincang. Setelah pensiun dari pekerjaannya sebagai guru sekolah dasar tahun lalu, pak Heri selalu mencari kegiatan yang bisa ia lakukan di rumah alih-alih beristirahat dan menikmati waktunya dengan berdiam diri dirumah.

All of the Sudden📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang