Two people are Beautiful

5.8K 472 7
                                    

Karena kondisi perusahaan cabang yang sedang memburuk, Gibran harus berpisah dari Amanda selama lima bulan lamanya. Gibran tidak bisa menolak perintah papa, terutama saat Aidan bahkan harus pergi ke Australia mencari investor baru. Penyakit Gibran yang menurut mantan - mantan pacarnya sangatlah berlebihan adalah ke workaholic-kan nya yang tak terbatas. Gibran sebenarnya ingin membawa Amanda bersamanya tetapi ia tidak bisa karena Amanda harus memegang banyak pekerjaannya di kantor utama dan mereka berdua sangat sibuk.

Gibran berharap Amanda dapat mengerti posisinya. Ia tidak bisa menghubungi kekasihnya pada bulan pertama. Ia bersyukur saat mengecek email dan menemukan email dari kekasihnya yang mengatakan ia harus berjuang menanggulangi masalah disini. Kata-kata itu menjadi penyemangat Gibran untuk bekerja setiap hari.

Hubungan mereka memburuk sejak dua bulan yang lalu, siapa juga yang tahan dengan long distance relationship? Dan Gibran sudah membesarkan hatinya jika Amanda ingin berpisah darinya. Ia harus lembur setiap hari, tidak ada waktu untuk sekedar memberi kabar. Orang tuanya bahkan belum sempat Gibran telepon sebulan pertama dia di sini. Kurangnya komunikasi adalah hambatan terbesar sebuah hubungan bukan? Oleh karena itu saat di bulan kelima Amanda meminta putus darinya dengan alasan yang hampir sama.

Amanda Dhea Lestari:

Kha, aku nggak sanggup, nggak tahu kamu sedang apa, apa kamu makan teratur atau tidak. Apakah pekerjaanmu disana sulit sehingga butuh bantuan, kamu nggak pernah kasih tahu aku. Aku tahu kamu baik, ketika kamu sedang bekerja nothing else matter to you dan aku nggak bisa mengalahkan itu. Terima kasih untuk semua perhatian dan kasih sayang yang kamu berikan selama beberapa waktu belakangan. Bulan depan kamu pulang, your new secretary will arrive. I'll treasure our moment together. Please find your own happiness, kamu membutuhkannya.

Dengan satu pesan masuk itu, Gibran kembali kepada kehidupan semula nya yang tidak bertuan. Setelah menghabiskan seharian di lapangan, Gibran kembali ke hotel untuk membersihkan diri lalu mengunyah sesuatu karena lambungnya tidak menerima apapun sejak tadi siang. Sambil menunggu makan malamnya sampai, Gibran menghidupkan laptop dan berniat menghubungi orang-orang yang sudah menunggunya sejak beberapa minggu yang lalu.

"Assalamualaikum." Gibran tersenyum setelah layar macbook nya dipenuhi dengan wajah-wajah familier yang sangat ingin ditemuinya sesegera mungkin.

"Waalaikumsalam, ya ampun Abang! Mas Raan! Woi abang durhaka!"

Tiga respon berbeda dari tiga perempuan paling penting dalam hidupnya membuat Gibran sadar dengan sifat masing-masing mereka.

"Maaf baru sempat ngabarin ya. Beberapa minggu ini abang tidak menemukan waktu yang cukup untuk bersantai." Mungkin karena terlalu mengabaikan kesehatannya, Gibran baru merasakan efeknya sekarang "Kamu kurus banget nak, emang sampai nggak ada waktu untuk makan dengan teratur?" Itu sang mama, walaupun wajahnya tampak tenang nada suaranya menunjukkan kekhawatiran dengan jelas.

Gibran tersenyum "Nggak ada yang ingatin abang makan sih." Jawabnya iseng "HEH ENAK AJA LU AJA YANG NGGAK ANGKAT TELFON, DASAR ABANG DURHAKA!" Itu respon Saphere yang kesal karena panggilan telfonnya diabaikan oleh sang kakak, padahal ia merindukan lelaki itu "Mas Ran juga cuma baca pesan adek, nggak dibalas sama sekali huhu." Dan suara merajuk dari adik kecilnya Dinda menutup sanggahan dari tiga perempuan yang paling khawatir dengan keadaan Gibran saat ini.

"Iya iya abang salah maaf tapi semua itu supaya abang bisa menyelesaikan semua pekerjaan dengan cepat. Kalo satu kali saja abang menjawab pesan-pesan kalian itu, maka abang jamin semua kekacauan ini nggak akan selesai."

Walaupun sedang patah hati dan merindukan keluarga, Gibran sengaja menyingkirkan perasaan itu semua supaya bisa memfokuskan diri untuk menyelesaikan kekacauan. Semuanya butuh konsentrasi tinggi karena kecerobohan yang berakhir dengan petaka ini memakan banyak waktu dan biaya perusahaan mereka hingga tingkat kritis. Haris berkata proyek yang dipegang oleh kantor cabang memang beresiko gagal dengan presentase tiga puluh persen tetapi mereka memilih mengambilnya karena persiapan dilakukan dengan menyeluruh dan penuh kehati-hatian.

All of the Sudden📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang