How Does a Moment Last Forever

3.8K 362 22
                                    

Gibran sempat mampir ke sebuah toko buka yang ada di dekat kuburan Sukarejo. Ia membeli sebuket mawar merah segar dan sekantong bunga segar lain yang akan ditabur. Gibran memberikan bungkusan bunga tadi bersama sebotol besar air mineral kemasan untuk menyiram makam nanti.

"kamu baik-baik saja?" Tanya Gibran memastikan keadaan Manda. Gadis itu hanya merespon dengan mengangguk kecil.

"Assalamu'alaikum ma." Manda berjongkok di depan makam sang ibu. "Manda balik lagi, semoga mama nggak bosan ya lihat mukaku terus." Gibran memilih untuk mengambil posisi agak jauh supaya Manda lebih leluasa. Lelaki itu mengeluarkan buku yasin miliknya dan membaca tiap ayat dengan tenang.

Gibran membiarkan Manda yang kembali menangis setelah perempuan itu selesai membaca yasin. Gibran setengah berlari menuju mobil untuk mengambil payung ketika memperhatikan langit yang mulai menggelap tanda hujan akan segera turun. Benar saja, tak lama setelah Gibran masuk ke dalam mobil untuk mengambil payung, hujan turun dengan sangat deras.

Gibran mengambil dua payung dan kembali berjalan menemui Manda tetapi langkah kakinya terhenti ketika mendapati sosok yang sangat dirindukannya sedang berdiri di samping Manda sambil memayungi gadis itu. Gibran bertanya-tanya apakah Nisa mengunjungi seseorang yang dimakamkan disini jika melihat pakaian yang digunakannya.

Gibran menyusul cepat ketika Manda tiba-tiba terduduk lemas dan Nisa berusaha menangkapnya. "Sayang, kamu bawa Manda dulu ke mobil biar aku yang bereskan ini." Nisa terlihat tidak terkejut dengan kedatangan kekasihnya, bahkan ia bersikap seolah sudah menunggu sejak tadi.

Gibran tidak sempat bertanya lebih lanjut karena ia terburu-buru menggendong Manda untuk masuk kedalam mobil. Beruntung pakaian Manda tidak terlalu basah karena Nisa yang memayunginya. Bahkan pakaian kekasih Gibran itu jauh lebih basah karena payung miliknya diarahkan pada Manda hampir seluruhnya.

Nisa berjalan menuju mobil Gibran sambil membawa buku yasin yang dibawa Manda tadi dan memberikannya pada Gibran. "Baju kamu basah begitu, masuk dulu yang." Gibran menarik Nisa untuk masuk ke dalam mobil karena seluruh tubuh gadis itu sudah basah oleh air hujan "Aku langsung pulang setelah ini, kamu antar Manda sampai rumah ya. Sepertinya kondisi badan Manda masih belum fit."

"Tapi yang-"

Nisa tersenyum memotong pembicaraan mereka sebelum meninggalkan Gibran dan berjalan kembali ke mobilnya.

***

Nisa bersyukur hujan kembali turun saat ia mengunjungi makam Ayah dan Bunda tadi. Matanya tidak salah ketika menangkap sosok Manda yang sedang duduk di depan salah satu makam yang berjarak beberapa meter dari makam kedua orang tuanya. Karena itu ketika melihat langit mulai menggelap dan kekasihnya yang berlari kembali ke mobil untuk mengambil payung, Nisa berjalan mendekati Manda untuk memayungi gadis itu.

Manda terlihat lebih kurus dari pertemuan terakhir mereka. Mata gadis itu bengkak walau tersamarkan oleh make up tipis. Nisa memakluminya, Itu adalah hal yang wajar ketika mengingat betapa mengerikan keadaannya sendiri saat melewati bulan awal sejak kepergian orang tua. Nisa hanya bisa mengurung diri sendirian di kamar sambil menangis hingga matanya bengkak dan sakit kepala.

Namun Nisa sedikit tenang karena Gibran menemani Manda disaat-saat paling menyedihkannya sekarang. Karena satu sampai dua bulan pertama masa berduka terasa seperti neraka dunia. Apalagi bagi Nisa yang saat itu tidak punya siapa-siapa disampingnya. Manda beruntung masih memiliki seorang ayah dan adik yang bisa menguatkan dan membantunya setiap saat. Sosok orang-orang terdekat sangat dibutuhkan ketika perasaan sedih dan sesak itu datang.

Bahkan Nisa sengaja membiarkan Gibran lebih sering menemui Manda daripada dirinya sendiri.

Karena Nisa tahu bagaimana rasanya melewati masa-masa terpuruk itu sendirian. Nisa tak punya siapapun sebagai tempat untuk mengadu. Ia tak punya bahu maupun pelukan menenangkan yang sangat ia butuhkan saat itu.

All of the Sudden📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang