"Permisi, kak baejin liat kak minhyun gak?"
"Dia tidak masuk hari ini. Katanya sakit, apa dia tidak memberitahumu ho?"
Jederr
Bak terkena petir yang menyambar tubuh, seonho tertunduk lemas. Ia menatap baejin dengan sayu di ruang osis. Seonho pikir minhyun sedang sibuk di ruang osis makanya dia tidak menemuinya di beberapa waktu di hari ini.
"Baiklah, terimakasih kak." Seonho beranjak pergi.
"Hoho kau kenapa?" Ucap dino sambil mengemut permen kaki dimulutnya.
"Aku ingin ke rumah kak minhyun, dia sakit." Ucapnya melemah
"Kak minhyun bisa sakit?" Ucap daehwi yang baru datang
"Ish kau ini mak, dia juga manusia kali."
"Ah ya, kau benar din."
Seonho menenggelamkan kepalanya diatas meja. Daehwi mengelus rambut seonho dan dino mengelus punggungnya.
"Kalau kamu mau, kamu bisa ijin pulang ho."
"Tapi kak hwi aku gak bisa membolos. Kak minhyun pasti marah."
"Oh ayolah ho, wajahmu sudah memucat seperti itu. Apa kamu masih akan tetap mengikuti pelajaran sedangkan pikiranmu masih ke kak minhyun?" Ucap dino dan mendapatkan gelengan dari seonho.
"Akan aku bantu jika kamu mau ijin."
"Beneran kak hwi?" Seonho mengangkat kepalanya dan menatap daehwi dengan mata berbinar.
"Ya kita akan membantumu,bukankah kita sahabat?" Akhir dino
Seonho merasa tersentuh, ia pun memeluk keduanya.
"Sudahlah jangan mellow seperti ini. Ayo kemasi barang-barangmu dan kita ijin ke pengawas."
Seonho mengangguk dan mulai mengemasi barangnya sesuai pernyataan daehwi.
...
Ting tong
Seseorang membuka pintu saat bel berbunyi. Perempuan yang tidak terlalu tua dengan apron yang ia gunakan untuk menutupi bajunya agar tidak kotorpun tersenyum melihat siapa yang datang.
"Hoho, kenapa datang di jam segini? Bukannya kamu sekolah?"
"Aku ijin bun setelah mendengar kak minhyun sakit." Seonho tertunduk. Bunda, yah itu ibu dari hwang minhyun. Ia memeluk seonho dan tersenyum.
"Dia ada di kamarnya, bunda akan masak buat kamu sekalian. Masuk gih, minhyun pasti udah menunggu kamu."
Seonho mengangguk dan mulai memasuki rumah yang luasnya bikin nyebut terus. Ia meletakan tasnya di rak lalu membawa buah yang sudah ia beli sebelum kemari. Ia berjalan menuju kamar minhyun, ia sengaja tak mengetuk pintu dan mulai membukanya pelan.
Dilihatnya minhyun dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Matanya terpejam dengan damai. Di dahinya terdapat kompres yang sepertinya sudah harus di ganti. Seonho menaruh buah di meja dekat tempat tidur minhyun dan menarik kursi agar bisa duduk di sebelah minhyun yang sedang terbaring lemah. Seonho mengambil kompres tersebut dan mulai menaruhnya di air hangat lalu diperas. Kompres tersebut ia taruh kembali ke dahi minhyun.
Minhyun membuka perlahan matanya dan melihat ke samping, ia melihat seseorang yang sedang tersenyum padanya.
"Hoho, kenapa kamu disini?" Minhyun berusaha berdiri namun di tahan seonho hingga membuat minhyun tidak jadi mendudukan dirinya. Seonho membetulkan kompresnya dan mulai mengambil buah apel yang akan ia kupas.
"Kamu bolos?"
Seonho menggeleng. "Aku ijin kak."
"Kenapa?"
Seonho menghentikan aktifitasnya dan mulai menitihkan air mata. Minhyun yang merasa bersalah pun menghapus air mata itu dengan pelan.
"Kenapa kakak gak bilang kalo kakak sakit hmn?"
"Tau dari mana kakak sakit?"
"Dari kak baejin, knpa gak bilang? Hoho jadi khawatir."
Minhyun menatap seonho dengan senyumnya. "Karena itu. Kakak gak mau bikin kamu khawatir ho."
"Tapi setidaknya hoho tau dari kakak sendiri. Hoho udah pernah bilang kan sama kakak biar jaga kesehatan kakak?"
Minhyun mencubit hidung seonho gemas. "Kamu kalo lagi bawel bikin kakak gemas tau gak?"
"Ihh kakak, hoho serius."
"Ohh jadi kamu mau di seriusin? ayo."
Seonho menyumpal mulut minhyun dengan apel yang sudah ia kupas tadi.
"Makan tuh gombalannya."
Minhyun terkekeh kembali. "Kan kakak gombalnya sama kamu doang ho."
Blush. Itu yang dirasakan yoo seonho, ya mukanya memerah sekarang.
"Yakin?"
"Yakin sayang." Minhyun mencubit hidung seonho lagi.
"Jaga kesehatan kakak, hoho gak mau kakak sakit nde? Istirahat yang total, diminum obatnya. Jangan bandel kalo dibilangin hoho, Jadinya kan gini."
"Iya bawel."
"Bawel kan demi kepentingan kakak juga."
"Iya sayang, hoho juga gitu ya? Jangan bandel juga kalo gak mau dapet hukuman dari kakak."
Seonho mengangguk pelan. Seseorang membuka pintu kamar sambil membawa nampan berisi makanan. "Gimana ho? Minhyun bandel ya makanya dia sakit. Marahin dia aja, bunda sampe bingung ngomongin dia harus kaya gimana."
Seonho membantu menaruh nampan itu di meja dan tersenyum. "Iya bun, nanti hoho sunat ulang kak minhyunnya biar kapok."
Suara kekehan terdengar dari bundanya minhyun. "Ihh ngilu tau ho."
"Biarin, dibilangin bandel sih."
"Udah yah, bunda keluar. Bunda gak mau ganggu romantis-romantisan kalian. Berasa obat nyamuk bundanya ehehe. Hoho juga ikut makan ya." Bunda minhyun mengelus rambut seonho pelan sambil tersenyum. Seonho juga ikut tersenyum dan mengangguk.
"Dengerin kata-kata calon istrimu hyun. Jangan bandel." Akhir bunda minhyun sambik menutup pintu.
"Bunda, minhyun malu ih."
"Gakpapa kak, wajar ehehe. Ayo makan." Seonho membantu minhyun duduk dan melepas kompresnya.
Dengan telaten seonho menyuapi minhyun. "Kamu gak makan?"
"Kakak dulu, hoho bisa nanti."
Btw gws buat kak minhyun huaaaaa :"
Dia sakit setelah hoho. Dibilangin bandel sih huh ><
Kan jadi kangen :"
Katanya "Jangan kangen, itu berat, kamu ga akan kuat, biar daehwi aja yang nanggung oke:v "Kan sue banget, apa hubungannya sama kak hwi coba? Kan yang kangen hoho bukan kak hwi -,-
Gws ya mr hwang, karena mrs hwang menunggu kabar dari imamnya :)
Dibilangin jangan bandel ya atau nanti hoho sunat ulang anunya ehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Same! [Seonho♡Minhyun] √END√
FanficBayangin punya pacar ketos rasa dilan! Istighfar aja terus!!! Mereka gak sama,bener-bener gak sama. Tapi ya mau gimana lagi, satunya 2G dan satunya 10G jadi bisa saling melengkapilah ya? "kak yang tadi itu apa?" "itu tanda kasih sayang." "yaudah hoh...