Bocah

30.1K 3.8K 419
                                    

Buka mata, dan yang pertama kali sambut itu pemandangan punggung tegap.

Telanjang dada, dan kulit tan-nya sukses bikin mata lelaki yang baru aja bangun tidur dengan kepala pusing bukan main melotot.

"Dih, siapa!"

Reflek umpat kasar sambil pegang pantat yang sekarang lumayan sakit. Tendangan ngga main main, dan sukses tubruk lantai tanpa persiapan, siapa yang suka?

Tengok samping, tatap tajam dan dengus keras, "Dongo."

Mata bulatnya kerjap berkali kali, proses keadaan. Otaknya sedikit berhenti, total lupa kejadian semalam. Kepalanya sakit sialan.

"Lo siapa? Kenapa lo telanjang dada? Kenapa gue-" potong kalimat buat lihat sekeliling, "-kenapa gue ada di kamer-kamer siapa?"

Bangun dan naikin sedikit ripped jeans hitam yang melorot, celana dalam bertuliskan Supreme dengan ukuran huruf lumayan sekarang sapa penglihatan.

Gila, jadi salah fokus.

"Lo overdosis, lo muntah di baju gue, kalo mau mati harusnya ga usah ketemu gue. Repotin."

"Ga ada yang suruh lo tolong gue, kan?" Dengus geli setelahnya dumal pelan, "Tolol,"

"Ga usah kasar, lagian-" telisik penampilan, dan sedikit lama tatap bagian muka. "-buat ukuran anak sekolah menengah pertama kaya lo, ngga pantes overdosis di jam satu pagi."

"Sinting! Gue udah kerja!"

Cengo sebentar, sial, tampangnya mengecoh.

"Oh ya," diam sejenak dan ulur tangan, "—Taehyung Pratama."

Lelaki yang sekarang mulai sibak selimut, tepis uluran tangan Taehyung dengan raut songong.

"Ga penting."

Turun dari kasur dan ambil sepatu Converse abu lusuhnya, terlalu malas buat cari kaos kaki dan berakhir cuma ambil sepatu aja.

"Punya duit? Buat naik bus,"

Taehyung jatuhin rahang, ngga sangka. Sebenernya manusia jenis apa yang semalam dia tolong?

"Lo ga bilang terimakasih dan sekarang minta duit ongkos pulang? Ga usah ngebodor, brengsek."

Jungkook putar matanya malas, ulurin tangan, rautnya total congkak. Bahkan matanya masih lumayan merah, "Dua puluh ribu, kalo ketemu lagi gue kasih gocap,"

Taehyung tatap tangan lelaki yang bahkan belum dia tau namanya, setelahnya ketawa geli.

Bisik dengan suara serak, "Just fucking go home, i'm not your daddy, kid."

Setelahnya tinggal lelaki tadi ke kamar mandi, ngga peduli seberapa kasar lelaki tadi ngumpat dalam kurun waktu lima detik.

[]

"Kusut bener, ngopi belom? Diem diem bae,"

Duduk di sebelah Jimin, Taehyung taruh kunci motornya di meja warkop. Pesan kopi dan dapat anggukan dari ibu warung.

Kali ini tempat nongkrongnya bukan warung kopi dekat rumah Jaewon, tapi memang sekarang janjian sama Jimin buat nongkrong bareng.

"Gila, men. Apes."

"Jangan sering main sama Jaewon, anak pungut lo temenin, apes kan,"

Taehyung tinju lengan Jimin, "Rasis, bangsat. Dongo begitu juga anaknya bener,"

"Bener di kamus lo itu hal ngga baik, tolol."

Taehyung ketawa, ambil rokok dari bungkus di meja-punya Jimin. Sulut pakai pematik dan hisap, hari ini pusing, rokok sama kopi emang paling cocok.

Jimin hembusin asap, tatap timeline linenya ngga minat. "Gue denger lo nolongin gembel sekarat,"

"Bocah labil doang, sikapnya ngga sopan, anak ngga bener."

Jimin ketawa, "Tau anak ngga bener kenapa lo tolongin, semprul."

"Ya— kasian."

Kopi datang, asapnya masih ngepul. Taehyung cuma liatin pakai raut datar.

"Cakep?"

"Cowok dia,"

"Ya tau, cowok juga bisa cantik kali, Yoongi contohnya."

Taehyung ketawa, ambil gelasnya dan tiup kepulan asap. "Sinting, normal dong."

"Yoongi transgender? Boleh coba normal,"

"Cah goblog."

Lingkup mainnya bebas, tipikal Taehyung dan teman teman lainnya memang kaya gini.

Ngga aneh kalau ada manusia menyimpang atau ngga punya pasangan tapi bisa praktek produksi anak, Taehyung terlampau terbiasa.

"Gue cabut duluan."

"Mana?"

"Jemput Yoongi,"

"Bucin, bego."

"Yang penting dapet jatah ranjang."

Tatap punggung Jimin yang menjauh-hilang di balik pintu mobilnya, berakhir sendirian di warung kopi dengan angin sepoi yang terbangin rambut cokelat karamelnya.

Beberapa sekon kemudian, ponselnya bunyi. Senyum tipis muncul.

"Jemput,"

"Ya,"

"Laper juga,"

"Makan siang udah?"

"Makan pagi aja engga aku,"

"Tolol. Nanti pulang sama aku harus makan."

"Hehe, siap bosku."

"Tunggu lima belas menit."

"Siap."

Bahkan kopi baru sedikit diminum, tapi menurut Taehyung ada yang lebih penting dibanding segelas kopi hitam seharga tiga ribu.














[ Rυѕαк ]

mohon tenang ini ujian........

btw ayo tebak pacar mas tehyunk, yang bener gue polbek :)

clue ; cewek

kalo ada yang tebak taelkom, gue kasih ciyom pake garis miring .g

rusak › tk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang