Bukan rahasia lagi, perihal Jimin yang ngga suka Jaewon.
Bukan suka dalam konteks romantis, karena demi Tuhan, bahkan lihat muka aja hasrat buat nonjok itu langsung timbul.
"Ini.. sepupu kamu?"
"Ya.. gitu,"
Yoongi endik bahu acuh setelahnya masuk ke kamar buat ganti baju. Tinggal Jimin di ruang tamu sama Jaewon yang sukses memblokade satu sofa beludru tuan rumah.
Jimin jadi enggan buat duduk.
Sebetulnya, perasaan ngga suka itu beneran ngga mendasar. Waktu jaman kuliah dulu, Taehyung itu berandalan setengah mampus.
Dan Jimin berusaha jadi sahabat berguna karena beberapa alasan; jauhi Taehyung dari semua hal yang picu Taehyung buat jadi bangsat negara.
Demi Tuhan, kalau bukan karena pesangon yang ibu Taehyung kasih buat Jimin supaya jaga anak semata wayangnya setiap jauh dari rumah, Jimin total ngga sudi urus anak orang.
Tepat seminggu setelah insiden pesangon yang jelas betul ngga Taehyung tau, Jaewon datang.
Man, bahkan Taehyung udah bisa lepas obat, minuman, bahkan seks, tapi karena anak pungut sialan itu Taehyung balik ke dunia lamanya.
Jimin total ngga suka. Terlepas dari pesangon, Jimin terbiasa jaga Taehyung diam diam sebetulnya.
Rokok masih batas lunak, tapi minuman dan seks itu bukan sesuatu yang Jimin bisa anggap betul waktu itu.
Demi Tuhan, Taehyung sewa ayam kampus pakai uang semester, itu tindak kriminal. Seengganya, itu yang ada di otak Jimin.
Perasaan ngga sukanya terus ada sampai sekarang mereka lulus bahkan jadi pengangguran.
Jimin itu tipe penyabar dan dewasa, lagi, hadapi Taehyung bertahun tahun buat kadar sabar Jimin tambah besar.
Dan hari ini kesabarannya diuji, lagi.
Jimin tatap Jaewon yang sekarang tatap Jimin datar setelah sebelumnya fokus berantem online.
"Ho, ini yang bikin leher Yoongi merah?"
Jimin total hembus nafas kasar.
••
"Astaga,"
Taehyung noleh, tatap Jungkook yang tutup muka pakai tangan selagi dia buka bungkus kondom pakai gigi.
"Apa?"
"Itu lo.. jangan sembarangan pasang kondom deh, ngga mikir apa itu bes—"
Taehyung ketawa sambil terusin aktifitas, buka bungkus kondom dan dipasang sedemikian rapi di kebanggaannya.
Sial, kalau ingat kejadian beberapa menit lalu hasrat buat misuh terus timbul.
Karena demi Tuhan, Taehyung kepalang terangsang karena Jungkook yang luar biasa nakal tapi mendadak berhenti karena Jungkook yang heboh kalau Taehyung ngga pakai pengaman.
"Lagian, pake atau engga kalo gue keluar di dalem, sperma gue ngga bakal bikin lo hamil." kata Taehyung sambil jalan ke arah ranjang.
Kungkung Jungkook dan topang tubuh pakai siku, tatapi wajah Jungkook yang ditutupi tangannya sendiri.
"Ngigo. Jorok tau, bersihinnya susah."
"Ya, ya, bangsat, ngga usah sok punya malu tutup muka segala, bahkan punya gue udah pernah nge-tem di mulut lo."
Jungkook langsung jauhi tangannya dari area wajah, setelahnya pukul bisep kerempeng Taehyung di sisi kanan badannya.
"Brengsek,"
"Berenti ngumpat, tugas lo cuma desah sekarang."
Jungkook putar mata malas, setelahnya tatap Taehyung di atas, usap pipi si pacar halus sekali setelahnya cium rahang sayang.
"Lo ganteng bang—ngh,"
"Gue bilang tugas lo cuma desah," kata Taehyung sambil goda jalur masuk Jungkook pakai kejantanannya.
Jungkook total tutup mata dan lenguh pelan, sensitif total kalau Taehyung usah pegang.
Taehyung kecup pelipis Jungkook halus setelahnya cium menyeret dari arah pipi sampai leher dan berujung di selangka yang cekung.
"Gue males pake lube, mahal gila."
Jungkook tatap Taehyung sayu juga sedikit kerutin dahi ngga paham.
Taehyung senyum miring, beralih sodori tiga jari; telunjuk, tengah, dan manis ke depan mulut Jungkook.
"Kulum,"
Dan Jungkook nurut, rasanya asing tapi dua kali lebih baik daripada kulum kepunyaan Taehyung.
Ambil ponsel di nakas dan Taehyung total dapat foto Jungkook di keadaan panas dalam konotasi nakal.
"Bahan solo, hehe."
Di sela kulumannya, bahkan Jungkook bisa putar mata jengah. Idiotnya bukan main.
"Stop,"
Ada benang liur tipis yang nempel di antara ujung jari dan bibir Jungkook, setelahnya desah keras karena dua jari langsung terobos masuk.
"Angh— pelan, anjing."
Siapa yang mau peduli, Taehyung suka Jungkook lemah, apalagi tunduk sepenuhnya.
"Jung—"
Dering ponsel Jungkook jeda perkataan Taehyung. Setelah umpat kasar dan ambil ponsel pakai tangan yang ngga sibuk, matanya total membola.
Jungkook yang lihat pakai mata sayunya bingung total, "S—ah.. siapa?"
Gerakan di lubang Jungkook total berhenti, beralih dengan tatapan horor yang Taehyung pasang waktu tatap Jungkook.
"Bunda lo.. ada di depan."
"HAH?!"
Serius, pengalaman seksnya sama Taehyung ngga pernah normal. Idiot, bahkan seks malam ini total kacau.
Jangan tanya siapa yang gugup, Taehyung mau pun Jungkook sama takutnya, tapi dengan masing masing alasan beda;
Jungkook, karena takut ketahuan seks sama sesama jenis—sebetulnya Jungkook ngga tau Bunda nya bakal terima atau ngga sama fakta yang mana anak semata wayangnya itu gay.
Dan Taehyung yang takut ketemu calon mertua—seengganya Taehyung punya niat buat seriusin Jungkook.
Karena, man. Bobol perawan otomatis tanggung jawab buat semuanya, itu prinsip Taehyung.
Sejeong? coret. Bahkan Taehyung bisa jelas rasain selonggar apa di bawah sana waktu itu.
Sejak awal Taehyung tau dan jelas betul paham dia harus main halus sampai di titik bosen dan lepas kesayangannya yang lama.
Lemparan bokser di mukanya buat Taehyung sadar dari lamunan, beralih tatap Jungkook blank dan diam.
"GOBLOK LO, BURUAN PAKE! ITU EREKSI SEMBUNYIIN DULU BISA NGGA? ADUH YA TUHAN."
Serius, ini kacau. Total.
[ Rυѕaĸ ]
hm. hm. :))))).
800k+ ajegile :))))).
dan masih tetep sampah :))).kolom hujat pt.3
KAMU SEDANG MEMBACA
rusak › tk.
Fanfictiontaehyung dan jungkook saling menemukan atap ketika rokok dan pematik paksa mereka untuk bersitatap. ©taelkom, 2018.