warn; loooooooong as fucc. out of expectation. english amburadul, emang gua nya aja gayaan ini mon maap yorobun.
Berani sumpah, Jungkook gugup setengah mampus.
Kalau hiperbola, mungkin Jungkook pikir jantungnya disko di dalam sana. Dentum random, bahkan keringat basahi dahi yang awal rapi dipoles bedak tipis.
"Loh, le, luntur lagi nanti. Jangan keringetan dulu." kata Ibu rias, dan Jungkook cuma diam.
Kalau bisa, Jungkook mau. Biasa aja, bahkan santai. Masuk altar, senyum, ucap janji lalu cobain semua menu pilihan Bunda dari tempat ketring.
"Bu, susah. Gugup, mau pipis."
Jungkook yang duduk, goyang kakinya random. Sesekali gigit kuku jarinya, jadi jelek bahkan gak enak buat dipandang.
Ibu rias tepuk dahi, "Aduh, le! Itu kuku udah pedicure, lho! Mahal! Kamu gigitin jadi jelek gitu."
Jungkook meringis, betul juga. Malu nanti salaman sama tamu, tapi urusan gugup perlu diatasi. Jungkook harus oke, bakal lucu kalau nanti ucap janji Jungkook justru izin buat pipis saking takutnya.
"Biar gak gugup harus apa, sih, Bu?" katanya, tatap Ibu rias yang selesai sama tatanan rambutnya; poni yang awal tutup dahi, sekarang disibak, keringatnya jadi kelihatan jelas.
Ibu rias mikir, semenit kemudian ambil ponsel Jungkook yang dia simpan dan kasih ke pemilik. "Telpon mas Taehyung, ngobrol sebentar. Masih ada sepuluh menit."
Jungkook ragu, bahkan kayanya buat dengar suara bariton Taehyung gak begitu berani. Padahal dulu, dibentak bahkan pukul-pukulan jadi makanan biasa.
Kadar pihak bawahnya makin terlihat, Jungkook persis bocah cemen. Efek mau nikah atau apa?
Tekan angka dua; speed dial buat nomor Taehyung. Di posisi satu tentu diisi Bunda, mutlak.
Nada tunggu ke lima, suara Taehyung terdengar. Disini sepi, Ibu rias pergi—kasih ruang buat mereka ngobrol sebentar.
"Halo, sayang?"
Bahkan, panggilan Taehyung ke dia mulai berubah. Total gak ada kasar, makin halus dari waktu ke waktu.
"T-tae, gue takut."
Di seberang sana, Taehyung ketawa. Lumayan buat bikin Jungkook rileks. "Sama. Gue gemeter."
"T-terus gimana?"
"Gimana, yaaa?"
Jungkook ketawa kecil, hentak kaki pelan. "Ck, Taehyung~"
Taehyung ketawa lagi, "Udah lumayan rileks, kan?"
Betul, sih.
"Dua menit lagi, Jungkook. Berani, gugup gak apa, gue juga sama. Sebentar aja, habis itu kita—"
"Mas Jungkook, ayo."
Jungkook dongak, tatap Somi—sepupunya, di ambang pintu. "Sebentar,"
"Ayo."
"Oke."
"Jungkook,"
"Ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
rusak › tk.
Fanfictiontaehyung dan jungkook saling menemukan atap ketika rokok dan pematik paksa mereka untuk bersitatap. ©taelkom, 2018.