Bunda

14.8K 2.7K 45
                                    

Tiduran di teras, dengan lengan Taehyung jadi bantal Jungkook. Diam, fokus tatap langit malam, beberapa jam lalu ketemu Ayah Taehyung buat Jungkook kaget sebetulnya.

"Jadi, ayah lo—"

"Ya, kadang si brengsek itu nguntungin di beberapa keadaan."

Dapat pukulan dengan bonus umpatan, Taehyung justru ketawa. "Di beberapa keadaan juga gue mikir, sebrengsek apa pun bokap gue.. dia tetep bokap gue."

Jungkook cuma diam.

"Kalo bukan gara-gara lo, gak akan gue ketemu dia. Bahkan ngobrol,"

"Kenapa?"

"Lo tau, bahkan yang sedarah juga bisa sejauh matahari. Gue sama bokap gak punya momen bagus buat dikenang, jadi bakal garing kalo ngobrol."

Jungkook diam, Taehyung terlalu susah buat dibaca. Sedihnya gak bisa dilihat, tapi Jungkook tau.

"Tadi.. lo gak kasih respon apa-apa waktu bokap lo bilang dia udah nikah dan.. punya anak tiri."

"Gue gak terlalu peduli, itu bakal buat semuanya rumit."

Kecewa. Jungkook tau Taehyung gak oke, hatinya.

"Rumit?"

"Ya, tujuan gue kontak bokap cuma buat minta restu, gue mau nikah, gue masih anaknya. Gue—"

"Dia masih bokap lo. Kenapa cuma buat minta restu? Silaturahmi sedikit, itu penting."

Ketawa kecil dan usak kepala Jungkook, "Bawel."

"Kita berdua harus saling pulang, Taehyung. Tuhan capek liat kita jadi asing sama yang bukan seharusnya."

"Rumah gue di sini, kenapa harus pulang?" katanya, sambil peluk Jungkook kelewat erat.

"Sesek! Bangsat!"

Taehyung ketawa, beralih kaki kanannya ikut perangkap Jungkook.

Rumahnya sepi, Bunda pergi dan mereka gak dapat pintu. Perumahan gak begitu banyak orang, buat  begini juga tetangga gak tau.

"Taehyung!"

"Tau, Jungkook?"

"Apa?! Lepas! Panas!"

Masih tetap perangkap Jungkook, tapi tanpa tawa konyol kaya sebelumnya.

"Gue seneng punya lo,"

Jungkook berhenti berontak, telinganya fokus dengar Taehyung yang bicara lirih. "Hm?"

"Gue gak pernah sangka bakal berhenti brengsek cuma gara-gara lo,"

"Gue gak pernah sangka bakal kurangin rokok, perbanyak kerja, cuma buat beliin lo ketoprak."

"Gue gak pernah sangka.. bakal sayang sebegini besar ke anak orang."

"Gue gak pernah sangka kalo—"

"Jungkook? Taehyung?"

Itu Bunda. Di ambang pagar, dengan kantong plastik besar tentengannya dan tatap mereka pakai raut susah diartikan.

Jungkook sedikit paham; mungkin alasan Bunda belanja buat sesuatu yang besar. Karena itu Jungkook pikir mulai dari kemungkinan terburuk sampai terbaik.

Finalnya sebentar lagi, dan Jungkook luar biasa takut. Bunda terlalu susah dibaca ternyata, dan Jungkook juga gak bisa prediksi sewaktu-waktu hatinya remuk atau justru menghangat.

Bundanya terlalu rumit, Jungkook harusnya sadar itu.



[ R U S A K ]

anybody miss me?
huhuhu actually, i miss y'all so bad ╥﹏╥

rusak › tk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang