"Jadi, dimana?"
"Apa?"
"Rumah lo, tolol."
Jungkook gumam oh dan mulai jelasin letak rumahnya dengan suara yang putus-putus.
Hangover sial, harusnya Jungkook ngga tenggak sebanyak tadi.
Iya, setelah insiden P3K beberapa jam lalu, Taehyung ajak Jungkook err.. minum dan ngerokok.
Taehyung kira, Jungkook jago dalam hal minuman, tapi nyatanya mental cowok itu sama kaya Taehyung umur delapan belas yang baru coba minuman keras.
"Cemen amat, tiga gelas udah tepar?" katanya terus kekeh kecil sambil sesekali lihat samping.
"Lo diem, kepala gue sakit."
Alasan Jungkook lebih pilih obat daripada alkohol itu cuma satu; kepalanya bakal sakit kalau terlalu banyak minum.
Sekarang udah lumayan malam, dan mereka baru pulang naik bus umum yang beruntung minim penumpang.
Setelah dengar letak rumah Jungkook, Taehyung paham rumah cowok itu ternyata cukup jauh dari posisi dimana Jungkook dikeroyok preman.
Rusak, pasti. Taehyung paham betul remaja labil macam Jungkook, karena lihat Jungkook buat dia ingat masa lalu; dia juga sama rusaknya kaya Jungkook.
Sekali lagi lihat samping, dan sekarang dapati Jungkook yang tidur dengan kepala ditutup tudung hoodie hitam dan tumpu kepala di kaca bus.
Taehyung meringis, pasti ngga nyaman.
Karena entah dorongan dari mana, Taehyung arahin tangan kanannya buat rangkul Jungkook dan taruh kepala cowok mabuk itu di bahunya.
Hening setelahnya, cuma deru mesin bus dan klakson beberapa kali dibunyikan yang sayup terdengar.
"Taehyung,"
"Paan,"
"Pernah rasain rumah?"
Rancauan orang mabuk itu jujur, dan karena Taehyung ngga mabuk cowok itu lebih pilih bohong.
"Pernah lah."
Tanpa prediksi, Jungkook ketawa lirih. "Seneng dong, masa gue ngga pernah, haha."
Diam. Taehyung total diam.
"Gue.. kangen rumah. Bukan secara harfiah, tapi sialan, gue kangen rumah."
Maka dari itu, Taehyung usap pucuk kepala Jungkook ragu-ragu sambil buang pandangan ke arah lain. "Gue paham."
Taehyung paham rumah apa yang Jungkook maksud disini, dan sejujurnya, Taehyung juga sama.
"Cewek lo, pasti kaya rumah,"
Taehyung ketawa lirih, miris sekali.
Sehebat itu Taehyung berakting? Sampai orang lain kira hidupnya semenyenangkan itu sama Sejeong?
Katain Taehyung bangsat karena pilih terusin aktingnya sekali lagi.
"Ya, Sejeong kaya rumah. Rumah gue."
Bahkan Taehyung ngga pernah rasain nyaman rumah setiap sama Sejeong.
"Gue jadi pengen punya pacar." katanya dengan mata tertutup dan bersandar di bahu Taehyung.
Dengar itu, Taehyung ketawa kecil. "Buat apa, bocah? Lo ngga punya duit, pacaran ngabisin duit sama... sperma."
"Bangsat, bukan gitu."
"Apa terus?"
Jungkook hela napas kecil, "Rumah. Gue mau coba rasain rumah lagi, Taehyung. Gue mau punya pacar."
Dan dengan itu, Taehyung angguk kecil. Beralih sandaran di kursi dan pejamin mata, "Terserah."
"Tau berita buruknya?"
Taehyung diam sebentar, setelahnya gumam pelan. "Ngga."
"Lo, berasa kaya rumah."
Dan anomali Taehyung berhenti beberapa sekon karena ucapan polos Jungkook yang mabuk malam itu.
[ Rυѕαк ]
pemanasan manteman, taekook bentar lagi berlayarღ˘‿˘ற꒱.
KAMU SEDANG MEMBACA
rusak › tk.
Fanfictiontaehyung dan jungkook saling menemukan atap ketika rokok dan pematik paksa mereka untuk bersitatap. ©taelkom, 2018.