"Pelan, anjing."
"Udah pelan, anjing."
Jungkook tatap tajam lelaki di depannya, sedikit desis sakit karena memar di salah satu titik wajah sedikit ditekan pakai kapas beralkohol.
Tekannya ngga main main, bro.
"Lo ada dendam pribadi apa gimana sih? Teken pelan pelan!"
Taehyung putar matanya malas, "Lo bacot aja dari tadi, ngga ngeluh sakit."
Decak kesal dan dengus keras, buang pandangan ke arah lain, sialnya ini lumayan memalukan.
Tau? Cowok sama cowok di depan apotek kaya manusia pacaran, itu memalukan.
"Nyolong ya lo, sampe dipukulin preman?"
"Duit gue banyak."
"Perlu diingetin?"
Jungkook toleh, tatap bingung. "Apa?"
"Dua puluh ribu, kalo ketemu gue ganti gocap."
Jungkook dengus geli dan ketawa kecil, tatap Taehyung yang masih fokus obati memarnya. "Yaelaa, masih inget aja?"
"Bocah paling bangsat, siapa yang mau lupain?"
O-ow?
"Goblok." kata Jungkook sambil buang pandangan ke arah tong sampah.
Setelahnya hening, dengan Taehyung yang sibuk obati memar Jungkook dan Jungkook yang tiba tiba ngerasa— canggung?
Harusnya, Jungkook biasa aja. Tapi, Jungkook sedikit banyak jadi ngga berani tatap Taehyung.
"Nah, kelar."
Taehyung tutup kotak P3K yang beberapa menit lalu dibeli pakai uang lecek sisa kembalian dari warung nasi pecel.
Jungkook sedikit banyak lirik ke arah Taehyung, "Lo.. kok, bisa ada disana?"
"Dimana?"
"Gang waktu gue dipukulin."
Tangan dua duanya masuk ke kantung jaket bomber hitam, tatap lalu lalang kendaraan di depan. "Ya lo tau, Cipto rame terus. Gue males kena macet, panas juga, gue pilih jalan ngampung."
"Terus?"
"Cewek gue bilang ada yang dipukulin di gang, awalnya gue ngga peduli tapi waktu sedikit liat muka lo, ya gue tolongin."
Jungkook dengus, "Cewek? Lo laku?"
Taehyung tatap sinis, "Inceran anak kampus gue dulu."
"Ho, pengangguran sekarang?"
Taehyung ketawa kecil, sandarin tubuh total ke punggung kursi kayu. "Ya, senengin diri, abisin harta orang tua."
Jungkook ketawa, kecang tanpa sadar. Lumayan aneh di mata Taehyung, dan fokus Taehyung sepenuhnya pindah haluan ke manusia di sebelahnya.
"Kenapa ketawa?"
"Omongan lo, persis kaya omongan gue dua tahun lalu. Lucu aja denger manusia lain ngomong begitu."
Alis naik satu dan tatap Jungkook penasaran, "Ho, anak buangan?"
Perlahan, tawa Jungkook hilang. Rautnya jadi lebih suram sedikit, dan Taehyung tau.
Sedikit menertawakan, Taehyung tau banyak soal perasaan kaya gini. Dan Jungkook salah satu manusia dengan nasib sama tapi beda tingkat.
Jungkook masih.. belum sepenuhnya berandal.
Taehyung tatap Jungkook intens dari samping, perhatikan detil wajah orang baru di sampingnya.
Kalau boleh jujur, memang, Taehyung akui Jungkook ini sedikit.. cantik?
Singkatnya, kaya gitu. Dan wajah Jungkook itu bukan tipikal wajah berandal kaya macam wajahnya yang kalau tatap orang, orang itu langsung lari.
Jungkook mungkin terpaksa jadi kaya gini, tapi kenapa?
Apa yang salah sama anak model rumahan dan terkesan anak mahal?
"Oi, bocah,"
Jungkook toleh, tatap Taehyung tanpa minat. "Paan,"
"Jangan ngaku berandal, kalo disinggung masalah buangan masih tunjukin muka galau kaya diputusin perawan,"
Sebenernya, Taehyung cuma mau bilang itu. Tapi tangannya.. sial, kenapa tangannya reflek tepuk pucuk kepala Jungkook?
Taehyung tau, tindakannya salah. Tapi dari keduanya ngga ada yang tolak atau tarik diri.
Jungkook nyaman, dalam konteks buat pertama kalinya dalam kurun waktu dua tahun ada orang yang tenangin dia sambil tepuk kepalanya.
Dan Taehyung— atas dasar apa cowok yang terkenal kasar itu bisa selembut ini sama orang baru?
"Tau?"
Jungkook geleng lemah, nunduk dan nikmati sebentar sensasi elusan tangan Taehyung di kepalanya.
Sedangkan Taehyung cuma tatap rambut cokelat gelap Jungkook, "Ngga semua orang buangan yang kemudian jadi berandalan itu sampah,"
Taehyung tepuk kepala Jungkook pelan dua kali, "—karna dari situ, di lingkungan baru, lembaran baru buku pengalaman hidup lo harus punya cerita baru."
Jungkook senyum kecil, toleh ke arah Taehyung dan tatap geli. "Lo mau jadi apa? Tokoh utama atau tukang gulung kabel doang di cerita baru gue?"
"Jadi pahlawan lah, mana sudi gue jadi figuran. Dibayar juga kaga."
Turunin tangan dari kepala Jungkook dan ambil kotak P3K.
Disodorin, dan dapat tatapan bingung.
"Nih, bawa kotaknya,"
"Lah? Ngga ngemis gue."
Decak kesal dan sodorin kotak P3K lebih dekat ke tangan Jungkook, "Gue ngga ngasih, ini barter."
"Barter sama apaan?"
"Nama lo, id line juga oke, sih."
"Penting?"
"Gue ada vape, rokok—"
Jungkook ketawa, ambil kotak P3K dan jabat tangan Taehyung.
"Jungkook Gavian. Mana hape lo?"
[ Rυѕαк ]
ujian praktek sudah dekat.......
tapi gairah untuk menulis semakin besar......
bagaimana...
KAMU SEDANG MEMBACA
rusak › tk.
Fanfictiontaehyung dan jungkook saling menemukan atap ketika rokok dan pematik paksa mereka untuk bersitatap. ©taelkom, 2018.