3.Mengingkari janji

1K 63 0
                                    

Seminggu sudah Anindya tidak bertemu dengan Riki meskipun di tempat kuliahnya. anindya pun tidak berani untuk menemuinya bahkan mengirimkan satu pesan saja padanya. Dia merasa terlupakan. Kini dia merasa sangat jauh dengan pria itu. Padahal rasa sayangnya yang kian bertambah membuatnya semakin merindu.

"Mau pulang ya?  Aku anterin yuk.! " ajak Arya pada Anindya yang sedang berjalan kaki.

" tidak usah lagian rumahku dekat dari sini kok. " ucap Anindya ramah.

"Oh. Maunya di antrin pak Riki yang kaya itu ya? " ucap Arya.

" bukan begitu, kami tetanggaan jadi sekalian saja waktu itu. "

"Aku juga sekalian pulang ko. Ayo naik. " ucap Arya.

Anindya tidak enak untuk menolaknya, sehingga ia pada akhirnya mau di antaranya kerumah.

"Terimakasih. " ucap Anindya sesampai di depan rumah.

"Mau mampir boleh? " ucap Arya tersenyum.

"Lain kali saja ya, soalnya di rumah tidak ada siapa-siapa gak enak. " ucap Anindya.

"Yasudah nanti pokoknya aku boleh mampir ya. " ucap Arya lalu pergi dengan motornya.

Baru saja Anindya akan memasuki rumahnya,  Riki tiba-tiba berlari menghalangi pintu.

"Hei. Kamu kok sombong banget sih sampai tidak melihatku berdiri di depan rumah. " ucap Riki mengatur napasnya.

" maaf aku mau masuk dulu, gerah mau ganti baju. " ucap Anindya menghindar.

"Jalan yuk.!" ucap Riki.

" kamu kan sibuk, lagian nanti pacarmu cemburu padaku. " ucap Anindya memalingkan wajah.

"Pacar? " tanya Riki.

"Iya, malam itu kamu gak datang karena jalan dengannya kan? Aku bahkan melihatmu mengantarkan dia pulang. " ucap Anindya mengingat malam itu.

"Tunggu. Kamu menungguku sampai jam berapa? " tanya Riki.

"Sebentar ko cuma sampai hujan reda. " ucap Anindya masuk ke rumahnya.

"Apa? Dia menungguku sampai jam 11 malam? Keterlaluan. " ucapnya memaki diri sendiri.

*****

"Kamu kok masih disini sih? " ucap Anindya saat keluar dari rumahnya.

"Aku mau minta maaf. " ucap Riki.

"Kenapa minta maaf? "Tanya Anindya.

"Maaf sudah mengingkari janji dan membuatmu menunggu selama itu." ucap Riki.

"Iya gapapa. "

" oh terimakasih adikku sayang. " ucap Riki membentuk tangannya menyerupai love.

"Ayo kita jalan-jalan sekarang.!" ucap Riki menarik tangan Anindya ke mobilnya.

" kapan beli mobil? " tanya Anindya.

"Kemarin. Tapi ini mobil bekas. Aku sengaja membelinya supaya kalo jalan sama kamu gak kehujanan. " ucap Riki dengan polosnya.

Ucapan polos Riki membuat Anindya yang mendengarnya merasa merinding. Dadanya berdebar. Benar saja hari ini Riki mengajaknya berkeliling, lalu makan di restonya. Saat selesai makan tiba-tiba seorang wanita cantik menghampiri mereka.

"Hai. Wah siapa ini? Pacarmu? " tanya wanita itu.

"Bukan kok dia hanya teman kecilku. Ayo duduk.!" ucap Riki mempersilahkan.

"Oh kirain pacar. Tadinya aku mau mengajakmu makan malam sih. Tapi rupanya kamu sudah makan duluan. " ucap gadis itu.

"Maaf ya gara-gara saya. Tapi tenang kok Riki biasa makan banyak jadi satu jam lagi saja dia akan merasa lapar lagi. " ucap Anindya tersenyum.

"Oh yah namaku Anindya teman kecilnya Riki. " ucapny mengulurkan tangan.

" hai namaku Wulan. Senang bisa mengenalmu. " ucapnya menjabat tangan Anindya.

"Oh ya, malam ini kita mau kemana? " tanya Riki.

"Aku mau pulang saja, kalian lanjut aja ya, aku kelupaan ada perlu. " ucap Anindya.

" loh bukannya tadi kamu bilang gak ada acara malam ini? "Tanya Riki.

"Ada kok. Yasudah aku duluan ya.! "

"Biar ku antar. "

"Tidak usah. " ucap Anindya pergi segera.

" temanmu manis ya? " ucap Wulan pada Riki.

"Dia juga gadis yang baik. " ucap Riki menimpali.

"Oh ya? Kenapa cuma temenan? "Tanya Wulan.

"Aku jatuh Cinta pada wanita di depanku. " ucap Riki membuat gadis di depannya tersipu.

*****

Cinta Dalam Do'a  ANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang