Tak seperti biasanya kini Riki dan Anindya berjalan bersama. Memang akhir-akhir ini mereka terlihat akrab kembali. Anindya sering membantu pekerjaan Riki di cafe meski sebetulnya dia penasaran terhadap gadis yang bernama Alissa itu, Anindya selalu menghindari pertemuan antara mereka dan menolak saat Riki mengajaknya makan di restaurant miliknya itu.
"Aku ada perlu dulu, kamu gapapa di sini? " ucap Riki berdiri dari tempat duduknya sambil membawa banyak dokumen di tangannya.
"Gapapa kok aku kan ada karyawan yang lain. " ucap Anindya.
"Baiklah. " ucap Riki pergi melambaikan tangannya.
Setengah jam sudah berlalu, tetapi Anindya masih sibuk dengan pekerjaannya. Pengunjung semakin banyak saja dia membantu karyawan lain menyiapkan pesanan.
"Mbak.. Mbak Anindya..! " ucap seorang gadis menghampiri Anindya.
"Ka.. Kamu. " ucap Anindya terperangah.
"Ini aku bawain makanan dari pak Riki. " ucap Alissa.
"Oh iya, terimakasih. " ucap Anindya.
"Emmhh aku bantuin yah. "
"Ih gak usah, kamu duduk aja. "
"Gak, masa mbak sibuk aku cuma liatin sih..! " ucap Alissa membantu Pekerjaan Anindya.
Waktunya jam makan siang, Anindya dan Alissa makan bersama. Ini sungguh terasa amat canggung tetapi dia berusaha bersikap wajar. Gadis ini cantik dan mungil, Manis sekali. Dia juga sangat ramah.
"Pak Riki itu apanya mbak? " tanya Alissa membuat Anindya hampir tersendak.
"Mmhh memangnya kenapa? " tanya Anindya.
"Gapapa, hanya saja sepertinya kalian sangat dekat. "
"Kami cuma sahabat sejak kecil. "
"Oh ya? wah hebat sekali, aku tidak punya teman selama itu. " ucap Alissa menunduk.
"Kamu suka Riki ya? " ucap Anindya penasaran.
"Emmhh.. Ng.. Memangnya kelihatan banget ya? Ya ampun mbak maaf. " ucap Alissa polos. Wajahnya memerah menahan malu.
"Wah benar ya? " ucap Anindya tersenyum.
Alissa mengangguk pelan. Sebenarnya dada Anindya sesak mendengar kenyataan ini. Disini bukan hanya dia yang mencintai pria itu tetapi ada gadis muda dan cantik menyukainya. Meski Riki sudah mengajaknya menikah, tetapi dia tidak tahu apa alasan Riki ingin menikahinya sehingga sampai saat ini Anindya tidak menerimanya padahal dalam hatinya sangat merasa senang. Bagaimana dengan gadis ini jika mereka menikah? Anindya tau bagaimana rasa sakit itu. Seperti saat Riki lebih memilih Wulan dulu. Anindya masih ragu, apakah dia hanya pelarian Riki? Atau karena telah saling mengenal sejak dulu Riki jadi merasa berhak menikahinya?
*****
"Emhh ki, gimana kalo ada cewek yang Cinta sama kamu sudah lama? " tanya Anindya di sela obrolannya.
"Kamu? " tanya Riki serius.
"Aku serius. " ucap Anindya.
"Kalo ada, emmhh biasa aja sih soalnya dari dulu kan aku memang populer." Jawa Riki membuat Anindya jengah.
"Kalo aku yang suka sama kamu gimana? " tanya Anindya.
"Kamu sedang tidak menyatakan Cinta padaku kan? " ucap Riki mendekatkan tubuhnya dari Anindya.
"Aku kan tanya kalo. Tau ah males ngomong sama kamu. " ucap Anindya membalikan badan.
"Kalo kamu ya? Kita kan sudah lama saling kenal, ku rasa... Itu buruk sekali. Kamu tidak begitu kan? Karena aku tidak akan menyukainya. " ucap Riki.
"Kenapa? Apa karena aku tidak sekelas Wulan? Lalu bagaimana dengan perasaan Alissa yang menyukaimu? "
"Baguslah ini soal Alissa bukan kamu. Aku tahu dari dulu dia menyukaiku, tapi aku tidak tertarik terhadap wanita yang jauh lebih muda. " ucap Riki meminum jus di depannya.
"Kenapa kamu mengajakku menikah? Aku kan lebih muda? "
"Karena,, apa ya? Tapi kan kamu gak semuda Alissa. "
"Jadi, aku tidak boleh mencintaimu? " tanya Anindya.
"Tidak, jangan mencintaiku. " ucap Riki.
"Biarkan aku saja yang mencintaimu. " ucap Riki dalam hati.
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Do'a AND
RomanceNamaku Nana Anindya. Sejak dulu aku mencintai Riki Darmantio sahabatku sejak kecil. Tetapi dia menyukai gadis lain. Alissa Putri gadis yang cantik dan lembut. semua orang bilang wajah mereka sangat mirip. bukankah jika memiliki wajah yang mirip kata...