20. Pembicaraan serius

817 32 0
                                    

Kangker rahim? Benarkah Alissa sakit separah itu? Aku tidak tahu Allah telah merencanakan apa untuk hidupku. Tetapi, sanggupkah aku jika harus menjadi madunya? Betapapun Alissa pasti sedang sangat putus asa menghadapi semuanya. Kuatkah dia melihat Riki bersanding dengan wanita lain?

Aku mendengar Riki dan Alissa bertengkar. Baru kali ini aku melihat Riki yang sangat penyayang dan dingin itu sampai semarah itu pada istrinya. Aku melihat Riki memegang sebuah amplop coklat dan terus menekan Alissa bertanya sesuatu. Aku tidak ingin mencampuri urusan mereka, bagaimanapun ini rumah tangga mereka. Aku segera bergegas ke halaman belakang. Aku ingat betul dulu aku dan Riki sering bermain disini. Sejak kecil Riki tinggal sendirian. Ayah dan ibunya sibuk sekali sampai akhirnya di beritakan meninggal dunia karena kecelakaan. Itu hari pertama aku melihat Riki menangis. Semenjak kepergian kedua orangtuanya Riki jadi cuek dan pendiam. Tetapi Ayah dan ibuku sangat menyayanginya aku seperti punya kakak baru.

Entah kapan aku mulai jatuh Cinta padanya tetapi yang pasti aku menyukainya sejak kecil. Berbeda dengan kakak kandungku, Riki sangat memperhatikan aku sampai-sampai dia harus repot mengantar jemputku ke sekolah. Meski aku terbilang anak yang manja dan malas aku sering memintanya menggendongku dengan hadiah aku akan membelikannya es cream setiap minggu.

Ah betapa senangnya hari itu?. Sebetulnya aku menyesal karena telah menolak lamarannya waktu itu, tetapi aku bisa apa ketika ada perempuan lain yang juga mencintainya begitu besar. Ku pikir selama ini aku hanya merepotkannya saja jadi aku mengalah. Sampai aku mengikhlaskannya menikah dengan gadis itu. Ku kira dengan menikah dengan pria lain aku tidak akan merepotkannya lagi, tetapi nyatanya sekarang semuanya sama saja. Aku di ceraikan suamiku karena di kira mandul dan Riki lagi-lagi menolongku. Tetapi dengan kejadian itu aku jadi tahu siapa sebenarnya suamiku.

"Kamu ngapain disini malam-malam? " tanya Riki tiba-tiba menghampiriku.

"Ah aku cuma... "

"Ingat masa kecil? " ucap Riki memotong pembicaraanku.

Aku hanya tersenyum tertunduk.

"Andai waktu bisa di ulang, mungkin kita akan baik-baik saja. " ucapnya.

"Allah pasti punya rencana yang Indah di balik semuanya Riki. " ucapku.

"Kamu benar. Tapi di saat aku mulai terbiasa menjalani hidupku tanpamu, sesuatu terjadi pada istriku. " ucapnya.

"Maksudmu? "

"Kamu pasti tahukan jika Alissa sedang sakit parah? " tanyanya padaku.

"Maaf, tapi aku baru tahu kemarin malam. " ucapku.

"Aku tidak menyalahkanmu. Tetapi lagi-lagi kamu harus terlibat kedalam urusanku. "

"Aku tidak masalah, jika aku bisa membantu. " ucapku tersenyum.

"Meski harus menikah denganku? " tanya Riki ragu.

"Menikah? " tanyaku kaget.

"Alissa sudah membicarakan ini kan? Dia memang gadis bodoh, jadi tidak usah di pikirkan. Lagian mana mau kamu dan aku, jika iapun mungkin sejak dulu. " ucap Riki menunduk.

"Riki,,, aku tidak ingin menyakiti Alissa. Dia pasti akan sangat sakit jika melihat kita menikah meski itu permintaannya. " ucapku.

"Apa sesakit kamu saat mendengar aku akan menikahi Alissa meski itu permintaanmu? " ucap Riki mengejutkanku.

" aku tidak sakit. " ucapku.

"Benar, bahkan kamu tidak sanggup datang ke pernikahan kita. "

"Bukan begitu, aku sibuk. "

"Sibuk ya? Sibuk memikirkan hidup orang lain tanpa memikirkan hidup sendiri? Kali ini aku harap kamu takan menolaknya. Aku sudah berkorban demi perasaan egoismu, kini kamu juga harus berkorban demi keegoisan Alissa. Aku ini cuma boneka yang kalian mainkan. " ucap Riki memandangku.

"Maaf Riki tapi.. "

"Tidak perlu minta maaf, jika kamu benar memikirkan perasaanku bagaimana mungkin kamu menyuruhku menikahi gadis lain sedang aku hanya mencintaimu? " ucapnya membuatku menangis.

Benarkah dulu aku sangat egois? Aku hanya mementingkan perasaanku sendiri tanpa memikirkan perasaan Riki? Aku tidak bermaksud mempermainkan perasaannya. Hanya saja aku berpikir dia akan lebih bahagia dengan Alissa yang tak ada cacat sedikitpun. Aku tidak menyangka kenyataannya akan seperti ini. Aku tidak menyangka jika Alissa sesakit itu.

*****

Cinta Dalam Do'a  ANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang