6 - Berdamai

82 23 0
                                    

Ara menyimpan kembali ponselnya setelah membaca pesan Hoseok tanpa berniat membalasnya. Geram, sebal, kesal tentu saja masih Ara rasakan. Baru dua hari kemarin Ara merasa dirinya tidak dihargai, dan selama itu Hoseok dan Hana membujuk Ara untuk kembali bertemu dengan orang-orang yang katanya kali ini tulus ingin meminta maaf.

Ara sudah tidak marah sebenarnya. Wajar saja mereka khawatir pada Hoseok dan menyalahkan Ara, satu-satunya orang yang bisa menjadi pelampiasan rasa panik mereka. Ara mendesah, dia juga sudah tidak sopan mengumpat dengan hebat seperti itu. Meski begitu, Ara tidak mau bertemu dengan mereka dulu.

Ara berjongkok mengeratkan ikatan tali sepatunya sebelum berlari sore ini, tidak takut sedikitpun dengan kemungkinan akan bertemu dengan preman-preman kemarin.

Baru saja mulai setengah putaran, laki-laki bermasker dengan kaus tanpa lengan ikut berlari mengiringinya. Ara bergumam tak jelas ketika tahu Hoseok dapat bocoran dari Hana tentang keberadaannya.

"Pantas saja kamu sering digoda, pakaianmu minimalis begitu." Sindir Hoseok sambil melihat penampilan Ara dengan seragam lari model top crop yang hanya menutupi setengah badan bagian atas, membiarkan perut langsingnya terlihat.

"Ini memang kostum olahraga." Ara memutar matanya sebal. "Kenapa, aku terlalu cantik ya, sampai kamu juga ikut salah fokus." Sambar Ara tak peduli.

Untunglah Hoseok memakai masker, wajah Hoseok sedikit memerah.

"Bagaimana kelanjutan misi kita?" Hoseok mencoba mengalihkan pembicaraan dan pikirannya yang memang beralih fokus.

"Oh, setelah menjadi stalker gadungan aku mendapat alamat tempat kerja salah satu anak Nu'est, aku rasa aku akan menemuinya dulu."

"Sendiri?"

"Tidak, rencananya aku mau ajak anak-anak sd ditaman sebrang untuk ikutan."

Hoseok mendecih sebal dengan candaan tidak lucu Ara. "Kenapa pesanku tidak dibalas?" Tanya Hoseok lagi merubah topik pembicaraan.

"Malas, lagipula aku tidak tahu mau balas apa." Sahut Ara santai.

"Masih marah?"

"Tidak juga, hanya malas saja."

"Nanti ikut yuk, ada acara perayaan, sekalian berbaikan. Dunia yang damai lebih baik daripada dunia penuh peperangan~"

"Perayaan? Kamu ulang tahun? Aku belum beli kado. Lagipula mungkin kehadiranku malah memicu peperangan."

Mendengar jawaban enggan Ara, sebuah ide jahat melintas. "Nanti ada Hana Noona, gimana kalau aku tidak sengaja membeberkan misi kita?"

"YAA!!!" Ara berhenti berlari dan menatap Hoseok kesal. Laki-laki itu malah tertawa polos tak bersalah.

"Makanya kamu harus mengawasiku. Lagipula ulang tahun kan hanya setahun sekali. Ya, ya, yaa~" Hoseok bertingkah sok menggemaskan. Sumpah kalau tidak ingat laki-laki ini juga sama babak belur dengannya, Ara pasti sudah melancarkan tehnik headlock pada laki-laki dengan prilaku samar ini.

...

"Silahkan masukk~" Ceria Hoseok membuka apartemen mereka, membuat beberapa kepala didalam rumah menyembul ingin tahu. Ara masih bergeming diam, ragu sampai suara Hana ikut senang dan menariknya masuk.

Semua orang tersenyum canggung, Ara mulai menyesali keputusannya, seharusnya dia tidak bodoh dan diperdaya Hoseok. Suasana pasti jadi tidak nyaman sekarang.

"Maafkan aku sudah tidak sopan sebelumnya." Ara sedikit membungkukkan kepala, berinisiatif meminta maaf pada rombongan laki-laki yang dibuat jantungan dengan umpatan indahnya.

"Ahhh, kami juga minta maaf.." Satu persatu ikut sedikit membungkukkan kepala menunjukkan mereka juga menyesal bersikap tidak sopan pada Ara.

"Bagimana lukamu?"

"Memarku sudah tidak terlihat lagi." Ara meneguk ludah. "Aku sudah biasa babak belur." Niat ingin bercanda malah membuat suasana bertambah sepi.

"Ah begitu.." salah satu merespon yang lain mengangguk bingung tidak menangkap bahwa Ara sedang bercanda.

Ara menggaruk kepalanya bingung. Meski nampaknya mereka seperti sudah berbaikkan, tapi suasananya tetap saja canggung.

"Jadi...kalian sudah membeli kue ulang tahun?" Tanya Ara random.

"Heh?" Seluruh penghuni minus Hoseok kompak bingung.

"Sekarang kumpul acara karena Hoseok ulang tahun, kan?"

Dalam hati setiap orang selain Ara dan Hoseok mulai merenung, kalau tidak salah mereka berkumpul untuk acara berbaikkan ini karena Hoseok yakin bisa membawa Ara, meminta semuanya berkumpul dan menyiapkan makanan. Apalagi ulang tahun Hoseok kan bulan Februari.

"Sekarang bulan April, ulangtahun Hoseok Hyung itu Fe—"

"—kami sudah merayakan potong kue dan berkumpul untuk makan-makan, makanya Hana Noona mau membuatkan sup rumput laut, kan Noona." Hoseok yang membekap Taehyung mengedipkan mata pada Hana memberikan banyak kode disana.

"Ahh, iya, aku baru akan menyiapkan sup rumput laut. Ara bantu ya."

Setelah Hana mengajak Ara kedapur, barulah member lain mengerti rencana Hoseok yang mengkambing hitamkan tanggal lahirnya sendiri agar mereka semua bisa berbaikan dan hidup damai.

Sungguh mulianya laki-laki itu.

...

Dengan perut kenyang, Ara berjalan keluar diantar Hoseok yang ceritanya berterimakasih karena Ara sudah repot datang diacara ulang tahunnya. Ara membalas dengan gumaman tak jelas sambil menoleh kekanan dan kekiri.

Menemukan yang dicari, Ara melesat cepat, meminta Hoseok tetap disana. Hoseok hanya mengerjabkan matanya bingung.

Tak lama Ara datang dengan sebungkus besar permen bertulisan kanji yang dirinya tulis sendiri dengan spidol hitam watermark.

"Aku tidak mau cuma makan gratis, jadi paling tidak aku harus memberi sesuatu."

"Debak! Semua permen ini untuk aku makan?"

Ara menyipitkan mata sebal. "Taro dilemari kaca, terus dipajang. Belum pernah dapat hadiah murah, kan?" Hoseok hanya tertawa.

"Sudahlah, aku pulang. Selamat ulang tahun." Ucap Ara tak ramah lalu melangkah pulang. Diotak Ara dirinya harus kembali berolahraga sebelum tidur jika tidak mau makanan lezat yang dia makan menjadi timbunan lemak jahat.

"Imuttnya adikku itu~" Gemas Hana setelah keluar dan menemukann Hoseok menatap Ara yang mulai menjauh. ".. Kan?" Goda Hana meminta persetujuan Hoseok yang ditanggapi kekehan laki-laki itu.

"ini." Hana menatap kantung permen ditangan Hoseok, lalu menatap laki-laki itu usil. "Tulisannya 'Permen 1000 tahun' tradisi lama Jepang memberikan permen sebagai doa agar panjang umur. Ara hanya memberikan permen itu padaku, Eric, dan Ayahnya saat kami masih kecil, emm mungkin Jonghyun saat awal kedatangannya di Jepang. Artinya Ara sudah menganggapmu temannya." Cerita Hana senang.

Mendengar nama yang menjadi misi mereka membuat Hoseok sedikit tergelitik ingin mengorek informasi. "Siapa Jonghyun, Noona?"

Wajah Hana berubah lalu tertawa pelan. "Oh, salah satu teman kami. Ah, sudah aku harus kembali ke Kantor ya.." Pamit Hana mengalihkan pembicaraan.

Hoseok mengangguk. "Hati-hati." Ucapnya sambil melambaikan tangan pada perempuan cantik itu. Benar, ada sesuatu tersembunyi, pikir Hoseok. Jiwa detektifnya mengeliat senang.

....

Sunshine Dancing In The Spring [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang