5 - Rusak

99 24 5
                                    

Ara cukup puas berada di sekitaran Sungai Han, menghabiskan waktunya sejak siang tadi, banyak hal yang bisa Ara lakukan mulai dari mencoba banyak jajanan, pengamen jalanan, cogan-cogan yang lalu lalang, yang paling Ara suka ternyata disini bisa berolah raga, Ara akan joging disini besok.

Ara mulai mencintai sekitaran Sungai Han kecuali tumpukan pasangan yang mengeluarkan aura romantis membuat Ara sediki sebal.

Setelah jam makan siang, malam ini mereka merencanakan bertemu di tepi sungai Han untuk memecahkan kasus. Entah Hoseok jujur atau tidak tentang scedulenya dan janjinya malam ini, Ara tidak terlalu berharap. Toh, dia hanya menghabiskan waktunya malam sambil kembali mencari cara mencari keberadaan Jonghyun.

Jonghyun tiba-tiba permisi pergi dengan meninggalkan sepucuk surat pada Ara. Membuat kedua Kakaknya yang lain naik pitam tanpa ingin tahu masalah sebenarnya. Ara juga tidak tahu, tapi setidaknya dia bersikap biasa saja dan malah ingin bertemu untuk mendapatkan penjelasan.

Bodohnya lagi, bertahun-tahun mengenal Jonghyun Ara tidak tahu alamat laki-laki itu di Korea dan hanya tahu nama lengkap laki-laki kurus itu. Kim Jonghyun.

Ara memeriksa dengan teliti satu persatu foto dan komentar yang mucul di media sosial Jonghyun. "Sugoi! ternyata mahluk kurus itu pernah alay, ya!" Jerit Ara tidak percaya menemukan foto Jonghyun bersama keempat temannya dengan watermark tebal bertulisan NU'EST. Entah apa artinya, mungkin grup belajar mereka.

"Ada temuan baru?" Hoseok yang tiba-tiba duduk disebelah Ara hampir saja membuat perempuan berambut merah itu mengeluarkan jurus sikut yang sudah pasti bisa membuat hidung mancung Hoseok berdarah.

"Hoh, kamu datang?" Sindir Ara tak peduli lalu menunjukkan ponselnya pada Hoseok. "Aku menemukan kalau dia punya grup alay saat SMA."

"Oke, sekarang kita tinggal—"

"Hohoho~ Pacarmu sudah datang, cantik~"

Ara dan Hoseok kompak menoleh keasal suara. Rombongan laki-laki dengan wajah tidak ramah terkekeh heboh. Entah apa yang mereka tertawakan. Hoseok rasa rombongan laki-laki itu bukanlah anggota boyband baru, yang datang untuk memperkenalkan diri.

Ara mendecih tidak peduli. "Iya dia sudah datang jadi pulanglah! kalian sudah kerumah sakit? Cepat sembuh ya.."

Ara kembali menunjukkan beberapa komentar dibawah foto itu pada Hoseok. Sementara Hoseok tidak terlalu fokus karena beberapa dari mereka menyeringai mengerikan padanya.

"Wanita cantik dan garang itu membuatku semakin bersemangat untuk menghabisinya." Geram laki-laki yang paling besar melihat kearah Ara sengit. Hoseok meneguk ludah.

Dua preman tadi rupanya tidak jera Ara hajar karena kurang ajar padanya dan malah membawa pasukan kurang ajar lain.

Sial, mereka terlalu ramai.

Ara memasukan ponselnya ke kantong celana. Lalu mengajak Hoseok berdiri sembari melihat jam tangan sport ditangan kirinya. Jam 11.00 malam.

"Polisi di Korea standbye sampai jam berapa?" Bisik Ara.

Hoseok menggeleng pelan masih menatap ngeri pada boyband gagal debut yang menyeringai padanya. Alangkah sialnya mereka, kenapa mereka sengaja janjian di spot yang sepi tadi.

"Berurusan dengan polisi berarti besok aku jadi santapan media."

Ara mendecik kesal, berarti tidak ada jalan lain selain kabur.

Belum sempat Ara mengeluarkan idenya, rombongan boyband jadi-jadian itu mulai menerjang mereka. Ara sebisa mungkin menendang dan meninju siapapun yang mencoba melukainya, dan tugas Ara bertambah, mencegah Hoseok agar tidak tergores sedikitpun.

Sunshine Dancing In The Spring [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang