Saat bangun, pemandangan diluar jendela apartemen sudah terang benderang, hari sudah pagi rupanya.
Berapa jam Ara tertidur setelah komedi yang dia buat di stasiun tv? Sepertinya, mimisan Ara bukan murni dari pikiran kotor saja, Ara memang demam. Tapi namanya juga atlit, pusing sedikit bukanlah hal besar. Ara masih bisa beraktivitas seperti biasa, hanya saja dirinya sedikit lemas—anggap saja ini karena Ara juga masih manusia.
Ara mengambil persediaan wortel mentah di kulkas dan membawanya didepan televisi. Ara mulai menggigit wortel, sepertinya dia kekurangan vitamin.
Baru saja hendak bersantai, apartemen Hana berbunyi. Ara pura-pura tidak mendengarkan, dia bukan pemilik apartemen dan dia sedang tidak menunggu tamu. Orang itu akan pergi dengan sendirinya karena memang tidak ada Hana di apartemen.
Namun sebuah pesan dari Hoseok yang mengatakan bahwa dia didepan pintu, membuat Ara melangkahkan kakinya malas. Ara hanya membuka setengah pintu, tidak berniat mempersilahkan Hoseok masuk kedalam.
"Ada apa?"
Hoseok tersenyum menyebalkan "Kamu tidak menyuruhku masuk?"
Ara menyipitkan matanya. Idol ini, kenapa dia tidak bekerja dan malah kelayapan kerumah orang yang tidak ada dirumah. "Hana tidak ada, dan ini bukan apartemenku."
Lalu laki-laki itu tertawa seperti orang gila yang sedang mengejek orang yang lewat didepannya. "Aku sudah izin ke Hana Noona~" Sombongnya sambil memperlihatkan chat dengan Hana. Tanpa menunggu Ara mempersilahkan, Hoseok menerobos masuk lalu melepas sepatu dan mengganti dengan sliper seperti berada dirumahnya sendiri.
"Kamu sudah makan?"
"Sedang." Ara menunjukan wortel yang masih ada di genggaman.
"Hii, kamu makan itu saja? Kamu kan pintar masak, harusnya kamu makan makanan yang lebih bergizi." Ara mendumel sebal sambil menggigit wartel. Hoseok seperti Hana versi laki-laki jika mengomel sangat panjang dan membuat Ara ingin menyumpalnya dengan lap dapur—tapi Ara tidak berani melakukannya pada Hana.
"Malas."
Kalau tidak terpaksa, mana mau Ara masak. Kalau bisa beli kenapa harus capek?
"Tapi—" Belum sempat Hoseok mengomel, Ara sudah menyumpal mulut Hoseok dengan wortel ditanganya. Kalau cuma Hoseok, sih, Ara berani membulinya. Asal tidak disebarkan kepada publik saja dan membuat dia tiba-tiba jadi musuh fansclub mereka yang tak terhigga.
"Gigit, makanlah, ini makanan bergizi." Bela Ara dan Hoseok tidak berkata apa-apa selain menurut.
Lalu Ara megambil kembali wortelnya dan mulai menggigit kembali. Ara memperhatikan Hoseok yang mematung sambil menatap dirinya dan wortel bergantian.
"Eii, kau bukan anak kecil yang mempersalahkan hal seperti ciuman tidak langsung kan?"
Ara sudah biasa berbagi seperti ini dengan anggota sanggar, dan tiba-tiba dia ingat masalah ciuman tidak langsung yang sering dibahas dalam drama, lalu kejadian kemarin siang dan semalam di studio.
Otak kotor Ara masih menempel juga rupanya.
Saat Hoseok menyangkal sambil menjerit lebai membuat Ara yakin kecurigaannya benar. Hoseok mempersalahkan hal seperti drama remaja yang Hana tonton setiap hari minggu. Dan entah kenapa Ara ikutan malu.
"Ya terserahmu saja, aku akan tidur. Lakukan apapun yang kamu suka asalkan jangan ada satupun barang yang hilang saat aku bangun." Ara mulai menggulung dirinya dengan selimut dan berbaring dengan nyaman di sofa.
Hoseok tersenyum aneh, gerak-gerik Ara sama dengan Yoongi jika ingin menghindar karena salah tingkah saat member memuji dirinya yang serasi dengan Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine Dancing In The Spring [√]
Fanfiction"Kenapa sih senyum terus? Gak bosen? Kalau ada yang ganggu labrak aja, yuk aku bantuin!" - Nam Ara- "Maaf aku bukannya mau menggombal tapi kamu gak capek cemberut? Nanti wajah cantik kamu ilang, loh~" -Jung Hoseok- . Bangtan Love Story ke 2