2 - Malam Panjang

123 20 10
                                    

Hana menatap kosong layar ponselnya. Pesan yang baru saja masuk, membuat nafasnya sesak. Seakan tidak mengerti tulisan hangul di sana, perut Hana terasa naik. Hana menggelengkan kepala, kembali membaca.

From: Manager BTS.

Selamat malam Hana-ssi, maaf mengganggu. Saya ingin meminta bantuan Anda sebagai terapis sekaligus sahabat Yoongi. Saya benar-benar mengkhawatirkan Yoongi. Bisakah Anda meluangkan waktu untuk menemui Yoongi secepatnya? Terimakasih.

Hana menghela nafas, layar TV didepannya kembali menampilkan berita scandal Yoongi dengan idol perempuan. Berita memuakkan yang paling tidak ingin Hana dengar.

Hana menatap kembali ponsel ditangannya dengan berat. Jika dia saja yang orang luar muak mendengar berita tersebut, bagaimana Yoongi? Laki-laki itu pasti lebih muak lagi, kehidupan pribadinya diusik orang lain.

To: Manager BTS.

Ya, malam ini saya akan menemuinya.

From: Manager BTS.

Terimakasih. Dia ada di studionya sejak kemarin.

Hana memijat pelipisnya pelan. Dia sahabat Yoongi, paling tidak dia harus ada saat sahabatnya dalam masalah. Dia tidak boleh dibutakan perasaan dan menghindar seperti anak kecil.

....

"Moshi Moshi Nee-chan?" Sapa Ara dengan mulut penuh tteopoki.

"Hapemu sudah nyala?" Tanya suara disebrang telpon.

"Ya, tadi aku charger di mini market, kenapa Nee-chan?"

"Sepertinya aku akan pulang larut malam, tidak apa-apa?"

"Oh, Aku juga masih diluar."

"Dengan Hoseok?"

Ara melirik Hoseok yang tengah menatapnya ingin tahu. "Ya, dia terlihat seperti buronan yang kelaparan."

Hoseok menyipitkan mata curiga jika Ara tengah mengejeknya, namun dia tidak bisa menuduh karena mereka memakai bahasa Jepang yang belum Hoseok mengerti dengan fasih. Hana tertawa, mulut jahat Ara mengingatkannya pada seseorang.

"Ya sudah, tolong jaga dia ya." Ujar Hana lalu mematikan telpon.

"Nee-chan?" belum sempat Ara menyampaikan protes sambungan telpon sudah mati, Ara mendecih.

"Kenapa?" Tanya Hoseok.

"Apa?" Tanya Ara balik.

"Siapa?"

"Hana-nee. Dia bilang dia akan pulang telat dan memintaku untuk menjagamu." Sahut Ara santai. Membuat Hoseok hampir saja tersedak tteok yang tengah dia makan.

"Memangnya aku kenapa?" Protes Hoseok, Ara mengangkat bahu. "Seharusnya dia meminta aku menjagamu, bukan sebaliknya." Hoseok mengerjabkan mata tidak percaya. "Dan kamu setuju, setuju saja?"

Ara menganggukkan kepala santai. "Apa urusannya denganku. Namanya juga penggemar, mungkin dia ingin kamu selalu baik-baik saja~"

"Aku tidak mau dijaga, aku tidak pernah setuju. Lagipula aku tidak akan berpikir pendek seperti menceburkan diri di sungai Han karena masalahku." Kesal Hoseok dengan cepat, dan dengan cepat pula dia menyesalkan ucapannya saat melihat Ara tersenyum menang.

"Rupanya kamu berpikir seperti itu jika sedang punya masalah." Ara menggelengkan kepalanya. "Lihatlah, kamu perlu di jaga."

Hoseok tertawa kaku ingin menutupi kesalahannya. "Itu contoh saja!" Mencoba meyakinkan Ara.

Sunshine Dancing In The Spring [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang