"Oh jiminieeee~" Baru saja masuk kedalam, Jimin sudah dibuat merinding oleh suara imut buatan Ara. Ara melompat untuk mencubit kedua pipi Jimin dengan gemas. Membuat laki-laki itu diam tidak bergerak karena terlalu kaget.
Setelah menyelesaikan keinginannya, Ara kembali duduk didekat tempat tidur Hana. "Ah, kiyowooo~" Ujar Ara lagi, masih memperhatikan Jimin.
"Siapa? Jimin?" Tanya Hoseok memastikan. Jongkook terbatuk kaget.
Ara mengangguk antusias sambil melihat Hana yang tersenyum simpul melihatnya.
"Ara-chan sedang dalam mood baik ya." Goda Hana. Ara mengangguk semangat.
"Menyeramkan." Celetukkan Taehyung membuat Jimin menoleh lega. Laki-laki itu seakan baru diingatkan untuk bernafas. Jimin ketakutan melihat Ara bertingkah imut, sampai memainkan pipinya. Jimin harus kerumah sakit memeriksa elastisitas pipinya yang terancam karena cubitan Ara.
"Ah Nee-chan, aku ingin punya adik imut seperti Jiminie~ Jimin Jimin kecil yang lucu~" Ucapan Ara membuat seluruh mata yang berada disana membulat, apalagi Jimin yang meneguk ludah dengan susah payah karena banyak mata memandang curiga. Bahkan Hoseok mengingatkan diri sendiri untuk mengintrogasi Jimin malam ini. Sedangkan Ara, kapan dia peduli reaksi orang lain, perempuan itu malah menabur garam diatas luka Jimin.
"Aku harus minta ke Tou-san, atau ke Nee-chan saja, ya?"
Hana meninggikan suaranya dengan kaget. "Kenapa aku? Minta ke Ayahmu saja!"
Ara pura-pura terkejut. "Oh iya, Nee-chan bahkan belum punya pacar, ya." Ucap Ara penuh penekanan sambil mendelik sebal pada Yoongi yang menyipitkan mata tajamnya pada Hana. "Apa aku harus mulai menyeleksi anak-anak di Sanggar dan mengenalkan yang terbaik pada Nee-chan. Beberapa pengusaha muda kenalanku juga tampan. Atau Nee-chan tertarik dengan Eric, Oh jangan mahluk itu gila dan menyebalkan." Ara memasang wajah kesulitan berfikir.
"Ya! Kenapa kamu tidak membuat Jimin Jimin kecil itu sendiri?"
Semua orang terdiam, lebih tepatnya takut untuk mengintrupsi dan berakhir kena semprot dari dua orang yang paling menyeramkan diruangan ini. Jungkook bergumam pelan bahwa untuk pertamakalinya dia bersyukur meskipun dirinya yang paling muda, tapi Jimin lebih menggemaskan daripada dirinya.
Jimin tidak bersalah, keimutan yang dia miliki menjadi masalah. Apakah menjadi imut itu dosa, Tuhan?
"Kamu bodoh? Bagaimana bisa membuat Jimin kecil sendirian. Kamu tidak lulus pelajaran biologi, ya?"
"Kalau begitu, cari pasangan jangan menyusahkan orang lain dengan keinginanmu!"
"Hooh, kamu pikir mencari pasangan semudah mencari jualan wortel di pasar?"
"Kamu ingin Jimin kecil kan, pacari saja Jimin yang ada. Dia jomblo, tuh."
Semakin lama mendengar perdebatan kekanakan, semua orang kasihan pada Jimin yang menjadi kambing hitam. Siapa saja tolong Jimin, laki-laki itu merasa seseorang akan menyiksanya nanti.
"Aku tidak mau."
Mendengar penolakan Ara, Jimin dan Hoseok kompak menghela nafas lega.
"Kalau saja Jonghyun-Nii masih single aku juga akan berusaha sendiri, tidak akan meminta pada Nee-chan. Tapi Jonghyun-nii sudah menikah, dan anaknya yang akan lahir perempuan. Tidak bisa jadi Jimin kecil~"
"Apa?" Tantangan Ara melotot. Memaksa kedua mata sipitnya terlihat menyeramkan.
Yoongi berniat mencabik Ara sekarang. Tapi Ara tahu, Yoongi tidak akan bisa bahkan jika Ara mau, Yoongi bisa babak belur pada jarak satu meter didekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine Dancing In The Spring [√]
Fanfiction"Kenapa sih senyum terus? Gak bosen? Kalau ada yang ganggu labrak aja, yuk aku bantuin!" - Nam Ara- "Maaf aku bukannya mau menggombal tapi kamu gak capek cemberut? Nanti wajah cantik kamu ilang, loh~" -Jung Hoseok- . Bangtan Love Story ke 2