Hari-hari gue penuh dengan celotehan dan tangisan anak-anak.
Ya, kak Yoona ngelahirin lagi. Dan sekarang gue direpotin sama Zira, anaknya abang yang pertama. Baru setahun umurnya.
"Zira? Mau susu?" Tanya gue.
"Mama..." Ocehnya.
"Ini aunty sayang, bukan Mama." Ucap gue membenarkan.
"Mama..."
Gue kasih susu ke dia dan gendong dia.
Sebenarnya gue pengen ikut kerumah sakit nemenin kak Yoona salinan, tapi gak boleh Mama, Bunda sama Sehun. Soalnya gue lagi sakit juga, meriang, mual, pusing, masuk angin. Semua!
"Duh... perut gue gak enak banget." Gue tidurin Zira diayunannya dan kekamar mandi.
"Sayang? Key?" Samar-samar gue denger suara Sehun.
Dia nyamperin gue kekamar mandi, pulang dari sekolah. Dia mutusin buat resign dari sekolah dan terusin perusahaan papanya.
"Kamu kenapa?" Tanya dia dengan wajah paniknya.
"Hun... aku gak kuat..." Lirih gue sambil ngeremes kemeja dia, entah kekuatan gue ilang seketika itu, gue gak kuat buat nopang badan sendiri sampai gue oleng.
"Sayang?! Kita ke dokter sekarang!" Sehun menahan badan gue.
Dan seketika itu gue gak sadar.
###############################
"Dok, istri saya sakit apa?" Tanya Sehun.
"Istri anda hanya kelelahan dan kandungannya sedikit sensitif, jadi anda harus siaga terus karena calon bayi anda kembar." Ucap dokter dengan ceria.
"APA?!!! Jadi istri saya hamil?!" Sehun kaget dan bibirnya terangkat.
"Anda belum tahu? Sudah hampir 3 minggu berjalan ini." Jelas dokter.
"Terima kasih, dok atas beritanya." Sehun menyalami dokter tersebut.
Gue udah dimobil sama Sehun dan Zira dipangkuan gue.
Masih diparkiran, belum jalan mobilnya,"Akhirnya ya... kamu jangan marah-marah terus ya, sayang." Sehun mengelus kepala gue.
"Iya... tapi aku sakit apa?" Tanya gue yang masih belum paham kenapa suami gue cengengesan kayak orgil.
Dia ngelus perut gue. "Calon anak kita kembar, laki-perempuan." Ucapnya, seketika gue kaget, terharu, bahagia dan asdfghjkl... gue gak bisa ngungkapin dengan kata-kata.
"Beneran?" Tanya gue dengan suara parau, gue tahan-tahan air mata gue, tapi semuanya lolos.
Sehun ngangguk dan menyeka air mata gue. "Sstt... kamu jangan capek-capek pokoknya, ya. Soalnya kandungan kamu sensitif." Sehun mengelus-elus kepala gue.
"Iya, gak nyangka bakal kembar ya, setelah satu tahun kita nunggu." Ucap gue dengan suara bergetar.
"Iya alhamdulillah, sekarang kita pulang ya, kasian Zira udah ngantuk. Kamu juga harus istirahat, ya. Aku udah beli susu bumil tadi, diminum ya sayang." Sehun ngelus pipi gue.