Zaky baru saja memarkirkan motornya dan segera berjalan menuju kelasnya. Melihat Dena dan Nadine dari jauh membuat Zaky menyunggingkan sedikit senyumnya.
Daffa yang melihat Zaky berjalan sendirian,segera berlari menghampirinya dan memukul pundak Zaky dengan keras "Woy !!" teriak Daffa menganggetkan.
"Apaan sih !! Gak usah mukul dong woy !!" kesal Zaky. Daffa hanya terkekeh dan kembali memukul lengan Zaky pelan.
"Lo jadi hari ini ?" tanya Zaky. Daffa mengangguk mantap dengan mata berbinar-binar. "Kapan ?" tanya Zaky lagi.
Daffa menyisir rambutnya dengan tangannya bersikap sok keren sambil berdehem "Kalo bisa ya sekarang lah" kata Daffa pasti.
Zaky menatap Daffa heran dan terkekeh beberapa saat "Yakin lo ?"
"Iyalah, emang mau kapan ? Keburu ketikung" kata Daffa sambil menatap Zaky. Zaky mendorong Daffa kesal mendapat tatapan darinya. "Ya gak bakal juga gua nikung lo, ngapain juga gue nikung lo" omel Zaky.
Langkah kedua laki-laki itu terhenti begitu berpapasan dengan Dena dan Nadine. Tanpa ba bi bu Daffa langsung menarik tangan Nadine dan membawanya agak jauh dari Dena dan Zaky ke bawah pohon yang rindang.
"Mau ngapain kak ?"
"Gini Dine, gue mau anu...."
"Anu apa ?"
"Itu... Anu... Gue mau bilang"
Nadine mengerutkan dahinya sambil menatap Daffa yang tidak menyelesaikan perkataannya sedari tadi. "Ya tinggal ngomong aja kak"
"Itu... Gue... Suka" kata Daffa malu-malu.
"Suka apa ?"
"Suka sama lo"
Nadine terdiam beberapa menit mencerna kalimat Daffa, seketika pipinya memerah seperti kepiting rebus. Ia berusaha mengalihkan pendangannya agar tidak semakin gugup setelah mendengar pernyataan dari Daffa.
"So... Lo mau jadi pacar gue ?"
Nadine gelagapan mendapat pertanyaan dari Daffa yang hanya berisi lima kata itu saja. Ia menggenggam tangannya sendiri dan mempertimbangkan jawaban yang akan ia berikan untuk Daffa.
"Maaf kak" kata Nadine. "Oh... Ok" kata Daffa menutupi kekecewaannya. Nadine melihat Daffa yang terlihat kecewa dan tersenyum "Maaf gue gak bisa nolak" sahut Nadine lagi.
Daffa melebarkan matanya begitu mendengar jawaban dari Nadine, senyumnya mengembang dengan sangat lebar. "Serius ?! Gue gak salah denger kan ?!" tanya Daffa tidak percaya. Nadine tersenyum dan mengangguk mengiyakan perkataan Daffa. "YES !!! YUHUUU!! " teriak Daffa kegirangan. Ia berlari ke arah Nadine sambil merentangkan tangannya bermaksud memeluk Nadine.
Dengan cepat Nadine berlari ke belakang pohon sehingga Daffa berakhir memeluk pohon besar didepannya. "Kok ngehindar sih ?" tanya Daffa sok imut. "Siapa yang bolehin meluk-meluk ? Gue mau pacaran bukan berarti boleh pegang-pegang loh ya" omel Nadine.
"Jadi gue kek pacaran rasa teman dong, gabisa pegangan tangan, gabisa nyender di pundak, gabole peluk-peluk" kata Daffa lemas. "Pacaran sih pacaran, tapi pacaran sehat, gue gak mau kalo gaya pacarannya yang kelewat batas" kata Nadine mengingatkan. "Ya kalo gitu sama aja gak pacaran dong, pegangan tangan setidaknya boleh ya ? Ya ya ya" tanya Daffa memelas.
"Pake kelingking aja tapi" jawab Nadine sambil mengangkat kelingkingnya. Daffa memelas seperti anak kecil yang meminta permen kapas. "Kelingking atau gak sama sekali" sahut Nadine lagi. Daffa menghela napas lalu mengait kelingkingnya dengan kelingking Nadine. "Satu lagi, manggilnya jangan gue lo lagi dong, kan sudah pacaran, jadi aku kamu aja ya" kata Daffa sambil terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Cupu Tenar
Teen Fiction2 Juli 2017 - 21 Oktober 2018 >>SELESAI<< Perjalanan cinta monyet seorang Keyra,cewek cupu yang sering di bully di sekolah. Bagaimana ia harus memilih antara persahabatannya atau orang yang ia suka ? Bagaimana jika seorang cewek cupu yang biasa di b...