(2)

2.3K 109 25
                                    

"Eh Ara, kok belum pulang?" tanya Raisha sambil memegang bahu Laura.

"Iya nih, supir gue belum jemput."

"Bareng gue aja yuk?" ajak Raisha.

"Eh gak usah deh, paling juga bentar lagi supir gue datang." tolak Laura lembut.

"Ya udah, kalau gitu gue duluan ya." ucap Raisha tersenyum lalu beranjak pergi.

Laura hanya mengangguk.

Drttt..

Mang Joko📞

"Iya mang kenapa?"

"Maaf non, amang gak bisa jemput. Soalnya mobilnya mogok. Terus gimana non?"

"Ya udah gak papa, Ara naik bus aja."

"Ya sudah hati-hati ya non."

"Iya mang."

Tutt..

"Ya udah deh, apa boleh buat? Mau gak mau gue harus naik bus." ucap Laura pasrah dan langsung melangkahkan kakinya menuju Halte.

Sudah dua jam Laura menunggu bus, namun busnya tak kunjung datang.

"Kok gak lewat-lewat sih? Udah mana sepi, nih uang segala pake habis lagi."

Tiba- tiba ada sebuah mobil berwarna merah berhenti di depan Laura. Cowok itu keluar dari mobilnya ternyata ia adalah Verrel.

"Verrel?"

"Ngapain lo di sini? Lagi mangkal?" tanya Verrel.

Jleb

'Ingin berkata kasar ya allah.' batin Laura.

"Apaansi lo, itu mulut udah kayak cabe aja." sinis Laura.

"Iya kan cabenya ketularan lo," ejek Verrel sambil tersenyum miring.

"Bodo amat, udah sana pergi. Kalau lo cuma mau ngejek gue, mending pergi aja." ketus Laura.

"Ya udah, siapa juga yang mau lama-lama ketemu sama lo." ucap Verrel memutar bola matanya malas.

Verrel kembali memasuki mobilnya.

'Kasian juga sih tuh cewek. Apa gue ajak pulang bareng aja?' batin Verrel.

Verrel berjalan kembali menghampiri Laura.

"Mau ngapain lagi lo? Mau menghina gue lagi? Iya?" ketus Laura.

"Mau nebeng gak lo? Mumpung gue lagi baik nih."

"Gak usah deh, nanti yang ada gue dijual sama lo!" ucap Laura dengan membuang muka.

"Kalau gue mau jual lo, pastinya dari tadi udah gue culik. Banyak omong lo, intinya mau gak?" geram Verrel.

"Gak, makasih." ucap Laura dengan nada sombong sambil mengalihkan pandangannya.

"Yakin? Lagian juga kayaknya bentar lagi mau hujan dan gua bilangin ya, di sini tuh sepi nanti kalau ada preman yang gangguin lo atau ada penculik gimana?"

"Gue gak takut," ketus Laura. "Gak usah sok peduli!"

"Tapi ini tuh tempatnya angker banget, soalnya dulu sempat ada perempuan yang nunggu bus di sini, eh dia diculik tuh sama segerombolan preman. Terus dia dibunuh ama preman itu, habis itu dia gentayangan, apalagi lo sendirian abis dah lo sama--"

"Ya udah ayuk." potong Laura sambil menarik tangan Verrel ke mobil.

"Woy pelan-pelan dong, tadi katanya gak mau pulang bareng gue?" sindir Verrel.

"Ya gak papa sih. Hitung-hitung mengirit duit, kan sayang kalo buat naik bus. Mending gue tabungin," ucap Laura berbohong.

"Mau mengirit duit, atau takut?" goda Verrel.

"Udah ayuk," ajak Laura sambil memasuki mobil Verrel dan Verrel langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan normal.

"Ver," panggil Laura.

"Hm?" ucap Verrel menoleh sebentar dan langsung fokus kembali ke depan.

"Gue mau nanya," ucap Laura.

"Nanya tinggal nanya."

"Kenapa sih lo kayak bunglon?"

"Maksud lo?" tanya Verrel mengernyit bingung.

"Sifat lo suka berubah kaya bunglon. Tadi di sekolahan lo jutek banget sama gue, tapi sekarang lo malah bawel banget." ucap Laura bingung.

Verrel hanya mengedikkan bahunya tanpa menjawab pertanyaan dari Laura.

"Ih, gue nanya bukannya dijawab kek." gerutu Laura.

Verrel hanya fokus ke jalan.

"Rumah lo di mana?"

"Perumahan flora no. 25," jutek Laura.

'Seperumahan sama gue dong?' batin Verrel.

*****

"Lo gak mau turun?" tanya Verrel.

Verrel menoleh, ternyata Laura tertidur.

'Cantik juga nih cewek' batin Verrel.

Verrel langsung menepuk pipi Laura pelan.

"Woy bangun, seenaknya lo tidur di mobil gue." gerutu Verrel. "Noh air liur lo belepotan di mobil gue."

"Hoam... maaf gue ketiduran, ih gue kalo tidur gak ngiler yah. Enak aja lo!" gerutu Laura sambil memanyunkan bibirnya.

"Btw makasih udah nganterin gue sampai rumah. Huftt, untung aja lo gak jual gue." sindir Laura.

"Gak sejahat itu juga kali," ucap Verrel memutar bola matanya malas.

"Udah sana pulang, makasih bunglon." ejek Laura keluar dari mobil Verrel dan masuk ke dalam rumahnya.

Verrel hanya tersenyum tipis.

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA TEMAN😆

Menunggu Bintang JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang