"Udah sana samperin."
"Gue gugup anjir!" ucap Raisha bingung harus bagaimana.
"Udah sana cepetan, gue cabut duluan, good luck!" ucap Laura, lalu beranjak pergi meninggalkan Raisha.
"Makasih woy,"
Laura hanya menganggukan kepalanya tanpa menoleh. Raisha langsung menghampiri Rama.
"Hay Ram, sendirian aja." sapa Raisha.
"Eh lo Sha, sini duduk."ucap Rama sambil menepuk bangku di sebelahnya.
Raisha pun duduk di sebelahnya.
"Lo lagi nungguin siapa?"
"Enggak nungguin siapa-siapa kok. Gue gabut aja di rumah, jadi ke sini."
"Lo lagi ada masalah ya?" tanya Raisha.
"Enggak," ucap Rama fake smile.
"Serius?"
Rama hanya mengangguk.
"Lo sendiri kesini mau ngapain? Ada janji sama orang?"
"Janji sama siapa coba? Gue kan jomblo." canda Raisha.
"Oh iya gue lupa," ucap Rama terkekeh.
"Sama gue juga gabut di rumah, masa malmingan di kamar mulu." ucap Raisha terkekeh.
"Jomblo sih," ucap Rama terkekeh.
"Ye...lo juga kali." celetuk Raisha.
"Dari pada gabut, mending beli es krim yuk. Tuh lihat ada tukang es krim, beli yuk." ajak Rama menoleh ke arah tukang es krim yang berada dipinggir jalan.
"Ya udah ayuk," seru Raisha semangat.
"Ya udah yuk kesana," ajak Rama sambil menarik tangan Raisha lembut.
Deg.
'Aduh, jantung apa kabar lo?' batin Raisha.
🌹🌹🌹
"Mau rasa apa Sha?"
"Gue mau cornetto rasa oreo Ram,"
"Bang, cornetto rasa oreo 2 ya." ucap Rama.
"Nih, mas."
"Nih bang, ambil aja kembaliannya."
"Dasar bocah, apanya yang mau diambil? Uang ngepas aja belagu." ucap tukang es krim itu sambil terkekeh.
"Dasar Rama,"ucap Raisha menggelengkan kepalanya.
"Ya elah si abang, anggap aja ada kembaliannya."
"Serah lo dah," ucap tukang es krim tersebut.
****
"Makasih Ram udah dibayarin," ucap Raisha tersenyum sambil menjilat es krimnya.
'Imut' batin Rama.
Rama hanya tersenyum.
"Ram?"
"Iya?"
"Sumpah ya, ini tuh es krim favorit gue banget. Gimana menurut lo? Enak banget kan?" seru Raisha.
"Iya enak. Tapi lo jangan kayak anak kecil dong, belepotan gini." ucap Rama sambil mengelap noda es krim yang berada disudut bibir Raisha.
Mereka bertatapan satu sama lain.
'Kapan lo peka Ram?' batin Raisha.
"Ma-makasih." ucap Raisha salah tingkah.
Rama hanya terkekeh pelan, melihat sikap salah tingkah Raisha.
"Ram gue mau curhat deh,"
"Curhat aja,"
"Gue kan cinta sama seseorang, nah tapi dia nya gak peka mulu. Menurut lo gue harus gimana?"
"Lo tembak duluan aja tuh cowok."
"Hah? Lo gila?"
"Kenapa enggak? Kan biar dia peka, terus lo berdua jadian deh."
"Emang cowoknya nanti bakal nerima gue?"
"Pasti dong,"
"Gue cinta sama lo. Mau gak lo jadi pacar gue?"
"Nah kayak gitu nembaknya."
"Ini gue lagi nembak."
"Maksud lo?"
"Cowok yang gue maksud itu lo. Se-sebenarnya gue itu cinta lo udah dari lama, tapi kenapa lo gak pernah peka sih?"
Deg.
Rama membulatkan matanya terkejut.
"Hah? Lo ci-cinta sama gue?"
Raisha menganggukan kepalanya.
"Gue tau sih ini keliatan bodoh banget, tapi gue udah gak bisa nahan perasaan gue lagi Ram! Gue cinta sama lo!" ucap Raisha dan air matanya keluar begitu saja dari pelupuk matanya.
Rama langsung memeluknya.
"Maafin gua Sha, gue jadi cowok bego banget. Jelas- jelas ada yang lebih cinta sama gue dengan tulus, tapi gue malah mengecewakan dia. Maafin gue Sha, karena gue gak pernah peka sama lo." ucap Rama mengusap rambut Raisha dengan tulus.
"E-enggak papa kok Ram, lo tenang aja. Gue udah tau kok kalo sebenarnya lo suka kan sama Ara?" ucap Raisha sambil segukan dalam tangisannya.
"Tau dari mana lo?"
"Gak penting gue tau dari mana, kalo lo gak suka sama gue ya no problem. Gue ikhlas kalo lo bahagianya cuma sama Ara." ucap Raisha sambil melepas pelukannya.
"Tapi--"
"Udah lo gak usah merasa gak enak sama gue, lagian gue ikhlas kok. Kalo lo pacaran sama Ara." potong Raisha beranjak pergi.
"Sha tunggu." panggil Rama, Raisha pun memberhentikan langkahnya tanpa menoleh.
Rama menghampirinya.
"Gue akan berusaha mencintai lo Sha. Entah kenapa di dekat lo, gue lebih nyaman, dari pada di dekat Ara. Bantuin gue ya, untuk belajar mencintai lo dan melupakan Ara." ucap Rama membalikkan tubuh Raisha agar menghadapnya.
"Ta-tapi kalo lo kepaksa, gue gak mau Ram. Buat apa lo mencintai gue kalo kepaksa?"
"Gue ikhlas, jadi mulai detik ini. Lo jadi pacar gue."
"Ga ada romantisnya lo," celetuk Raisha.
"Raisha Felicia, apakah kamu mau menjadi pacar Rama Putra?" tanya Rama berjongkok di depan Raisha sambil memegang tangannya.
"Lo bilang apa barusan?" goda Raisha.
"Gue rasa lo gak budeg kan Sha?" canda Rama.
"Tanpa gue jawab, lo pasti tau jawabannya." ucap Raisha langsung memeluk Rama.
'Mulai sekarang gue harus ngelupain Ara.' batin Rama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Bintang Jatuh
Fiksi Remaja[ TAMAT ] Aku berharap suatu saat nanti kamu akan membalas perasaanku. Menunggumu sama halnya dengan menunggu bintang jatuh. Bisa terjadi ataupun tidak sama sekali.