Sakit, tapi tak berdarah.
Dan hanya kita yang bisa merasakannya.
.
.
.***
"Makasih ya, kalian udah bantuin gue."
"Sama-sama," ucap Mereka serempak.
"Have fun ya," ucap Laura fake smile.
"Pasti," ucap Verrel.
"Ya udah, kita pamit duluan ya." pamit Rama sambil menggandeng tangan Raisha. "Semoga sukses bro."
"Makasih woy," ucap Verrel menepuk pundak Rama.
Rama hanya tersenyum dan langsung menarik lembut tangan Raisha untuk pergi.
"Maaf ya Ra, gue gak bisa anter lo pulang. Soalnya gue udah janjian sama sherly bentar lagi,"
"Iya santai aja,"
Verrel mengacak rambut Laura sebentar dan langsung pergi meninggalkan Laura sendirian.
🌹🌹🌹
"Anjir, jantung gue kok deg- degan gini?" ucap Verrel terkekeh.
Bruk.
Tiba-tiba ada yang mendorongnya, hingga badan Verrel membentur ke pohon besar dan Verrel tidak sadar kan diri.
"Kak bangun kak,"
Hening.
"Tolong..."
"Kayak ada yang minta tolong?" ucap Laura. "Apa perasaan gue doang?"
"Kak tolong kak."
Laura terkejut karena tiba- tiba ada seorang anak kecil menghampirinya.
"Eh? Ada apa de?"
"Di sana ada kakak pingsan."
"Maksud kamu?"
"Ayuk ka, ikut aku."
Laura pun langsung mengikuti anak kecil itu, ia melihat ada seorang pria yang tergeletak di sana. Laura kaget pada saat membalikan tubuh pria itu, ternyata pria itu adalah Verrel.
"Verrel? Ini mah teman kakak de."
"Kalo gitu aku ke mamah aku dulu ya kak, tolong bantu kakak ini."
"Terima kasih ya,"
"Sama- sama kak."
"Ver bangun," ucap Laura khawatir dengan menepuk pipinya pelan. "Gue sayang sama lo, gue gak mau lo kenapa- napa."
"Tolong..." teriak Laura.
Tak terasa air mata Laura mengalir begitu saja dari matanya. Warga di sekitar situ pun menghampirinya dan langsung mengangkat tubuh Verrel menuju rumahnya.
"Makasih ya pak, bu." ucap Laura ramah.
"Sama- sama neng."
Mereka pun beranjak pergi.
"Aw,"
"Akhirnya lo sadar juga," ucap Laura dengan mengusap air matanya.
"Ara? Ngapain lo di sini?" ucap Verrel kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Bintang Jatuh
Ficção Adolescente[ TAMAT ] Aku berharap suatu saat nanti kamu akan membalas perasaanku. Menunggumu sama halnya dengan menunggu bintang jatuh. Bisa terjadi ataupun tidak sama sekali.